Bermain memang dunianya anak-anak. Bagi mereka, bermain bukan hanya soal bersenang-senang. Tapi juga momen dimana anak belajar berinteraksi, mengembangkan pola pikir, dan terlibat aktif dalam lingkungannya. Lewat bermain, kemampuan dan perkembangan sosialnya terasah. Dalam hal ini, sosiolog asal Amerika, Mildred Bernice Parten Newhall, menjelaskan bagaimana tahapan bermain anak berdasarkan usianya.

Dalam teorinya yang dikenal sebagai Parten’s 6 Stages of Play, ia membagi tahapan bermain anak menjadi 6 tingkatan. Berikut informasi selengkapnya!

1. Unoccupied Play (0 – 3 Bulan)

Pada tahap unoccupied play, bayi memang belum terlibat langsung dalam kegiatan bermain. Mereka lebih banyak mengamati lingkungan sekitar.

Ketika ada hal yang menarik, mereka akan menyibukkan diri dengan menggerakkan atau menyentuh anggota tubuhnya tanpa tujuan. Meski begitu, sebenarnya si kecil sedang belajar bagaimana anggota tubuhnya berfungsi dan bergerak. 

2. Solitary Play (3 Bulan – 2,5 Tahun)

Di tahap solitary play, anak mulai bermain aktif tapi masih asik sendiri dan belum menunjukkan ketertarikan untuk bermain dengan orang lain. Di tahap ini, anak mungkin terlihat cuek dan kurang memperhatikan orang-orang di sekitarnya.

Namun, itu bukan karena mereka tidak ramah. Pada fase ini, sifat egosentris anak memang masih dominan. Mereka hanya fokus dengan dirinya dan malah merasa terganggu kalau didekati orang lain.

Meski begitu ini bagus karena sebenarnya mereka sedang belajar bagaimana caranya menemukan kesenangannya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.

3. Onlooker Play (2,5 – 3,5 Tahun)

Di tahap onlooker play, anak mulai mengamati orang-orang atau anak-anak lain di sekitarnya. Namun, mereka masih tetap belum berminat untuk bermain bersama nih, Mam.

Namun di fase ini mereka mulai menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari lingkungan. Dan jangan salah, meski tampaknya sedang asyik bermain tapi mereka banyak mengamati dan mendengarkan lingkungan di sekitarnya.

BACA JUGA: 10 MANFAAT BERMAIN BAGI ANAK USIA DINI, WAJIB TAHU!

4. Parallel Play (3,5 – 4 Tahun)

Nah, di fase parallel play anak sudah mulai mau bermain berdekatan atau berdampingan dengan anak lainnya. Namun belum sampai masuk ke tahap bermain bersama-sama.

Mereka cenderung tidak mempedulikan satu sama lain dan hanya fokus dengan mainannya sendiri. Kalaupun memainkan mainan yang sama, masih belum ada kontak atau interaksi di antara mereka.

5. Associative Play (4 – 4,5 Tahun)

Masuk ke tahap associative play, anak mulai menunjukkan interaksi dengan anak-anak lainnya. Biasanya hanya berupa percakapan sederhana atau saling bertukar mainan.

Aktivitas yang dikerjakan pun seringkali tidak berhubungan dan tidak mengarah ke tujuan yang sama karena mereka memiliki keinginan yang berbeda meski bermain bersama.

6. Cooperative Play (4,5 Tahun ke Atas)

Nah, baru di tahap cooperative play anak betul-betul mau bermain bersama dengan anak-anak lainnya. Bahkan di tahap ini mereka sudah bisa memutuskan aturannya mainnya, juga sudah mulai menunjukkan kerja sama dan pembagian peran untuk mencapai tujuan yang sama.

Misalnya dengan bermain pretend play dimana si A jadi dokter, si B jadi perawat, dan si C jadi pasiennya.

Sebagai orangtua Mama tentu perlu memahami tahapan bermain anak mengingat besarnya manfaat bagi perkembangan sosial dan kognitifnya. Selain itu, dengan memahaminya Mama tidak perlu overthinking kenapa si kecil tampak tidak tertarik bermain bersama anak lainnya, dan sebagainya. Karena bisa jadi memang mereka belum mencapai tahapan tersebut.Nah, untuk membantu tahapan bermain anak, Mama bisa mendukungnya dengan menyewa berbagai jenis mainan yang ada di Mamasewa. Tersedia berbagai pilihan yang bisa disesuaikan dengan tahapan usia anak. Sebut saja baby gym, music instrument, rocking horse, playhouse, sampai trampolin. Untuk melihat koleksi lainnya, buruan klik di sini dan amankan mainan pilihan Mama!

Tinggalkan Balasan