Narsisme adalah istilah untuk menggambarkan seseorang yang hanya mementingkan dirinya sendiri atau terlalu percaya diri. Menurut psikiater Holly Crisp-Han, sebenarnya setiap orang memiliki kecenderungan untuk melakukannya. Namun kecenderungan ini baru dianggap sebagai gangguan kepribadian ketika dampaknya turut memengaruhi dan melibatkan orang lain. Lalu apakah orangtua narsistik juga bisa disebut sebagai gangguan? Untuk menemukan jawabannya, simak artikel berikut sampai tuntas!

Apa Itu Orangtua Narsistik?

Melansir dari laman Healthline, narsisme adalah sifat dan gangguan kepribadian dimana seseorang memiliki citra yang berlebihan terhadap dirinya sendiri dan memiliki kecenderungan bersikap manipulatif demi mendapatkan keuntungan pribadi.

Nah, narsisme pada orangtua sendiri juga termasuk sebagai gangguan kepribadian karena perilakunya bisa memengaruhi kesehatan mental anak secara signifikan, bahkan hingga dewasa. Pasalnya, orangtua narsistik turut membawa sifat buruk ini ke dalam pola asuhannya. 

Dampak Perilaku Orangtua Narsistik terhadap Anak

Karena hanya mementingkan dirinya sendiri,  orangtua narsistik cenderung tidak memahami perasaan anak. Akibatnya anak yang diasuh oleh orang tua narsistik seringkali mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian. Berikut adalah dampak narcissistic parenting pada anak. 

1. Rentan Mengalami Masalah Mental Serius

Anak membutuhkan perhatian orangtua untuk merasa aman dan dihargai. Mereka juga perlu diberi kebebasan bereksplorasi dan mengekspresikan perasaannya. Namun, orang tua narsistik tidak mampu memenuhi kebutuhan ini. 

Akibatnya anak rentan mengalami masalah kepribadian, seperti rendah diri, tertekan, merasa tidak pantas bahagia, dan sering menyalahkan diri sendiri. Tak cuma itu saja, anak juga rentan mengalami gangguan mental, seperti anxiety, depresi, bahkan PTSD. 

2. Sulit Mengekspresikan Diri

Anak yang dibesarkan orang tua narsistik terbiasa ‘dilatih’ untuk mengutamakan kebutuhan orang tuanya. Itu sebabnya sulit bagi mereka untuk bersikap ‘egois’ dan memahami kebutuhannya sendiri.

Mereka juga sering kesulitan mengungkapkan apa yang mereka rasakan atas situasi tertentu.

3. Sulit Membangun Hubungan yang Sehat dengan Orang Lain

Kegagalan emosional yang dialami anak yang dibesarkan oleh orang tua narsistik rentan membuat mereka terjebak dalam hubungan yang tidak sehat saat tumbuh dewasa.

Secara tidak langsung, perlakuan orangtuanya bisa meninggalkan pikiran bawah sadar bahwa mereka tidak cukup baik untuk dicintai. Akibatnya mereka mudah merasa takut ditinggalkan atau diabaikan oleh orang terdekatnya sehingga mentolerir perlakuan tidak wajar demi mempertahankan suatu hubungan. 

4. Tumbuh sebagai People Pleaser

People pleaser adalah orang yang rela melakukan apapun untuk menyenangkan orang lain, bahkan kalau itu merugikan mereka.

Selama ini, anak dengan orang tua narsistik belajar bahwa cara untuk mendapatkan kasih sayang adalah dengan melakukan apapun untuk menyenangkan orangtuanya. Itulah alasan saat dewasa mereka tumbuh sebagai people pleaser.

BACA JUGA: 10 DAMPAK HELICOPTER PARENTING PADA ANAK, AWAS GANGGU PERKEMBANGANNYA!

5. Ikut Mengembangkan Perilaku Narsistik

Kebalikannya, anak yang dibesarkan dengan narcissistic parenting bisa ikut mengembangkan perilaku narsistik di kemudian hari.

Karena bagaimanapun anak mencontoh apa yang dilakukan orangtuanya kan, Mam?

Bahayanya Menjadi Orangtua Narsistik

Dampak orang tua narsistik sebenarnya tidak hanya dirasakan oleh anak-anak. Saat anak tumbuh dewasa dan menyadari apa yang terjadi, pola asuh ini juga berdampak buruk bagi orang tua itu sendiri. Berikut adalah beberapa diantaranya. 

1. Kehilangan Kepercayaan Anak

Karena merasa orangtuanya tidak bisa dipercaya dan bukan rumah yang aman, orangtua bisa kehilangan kepercayaan dari anak-anaknya di kemudian hari.

Belum lagi kalau ternyata anak menyimpan luka batin yang disebabkan oleh perlakuan buruk orangtuanya yang tanpa rasa bersalah maupun penyesalan. 

2. Bakal Ketergantungan dengan Anaknya

Orangtua dengan kepribadian narsistik sangat membutuhkan perhatian dan validasi dari anaknya. Akibatnya mereka akan terus ketergantungan bahkan bersikap impulsif demi mendapatkan keinginannya.

Anak yang sudah dewasa dan menyadari hal ini bisa saja membatasi kontak sehingga membuat si orangtua ‘menderita’ karena ulahnya.

3. Rentan Mengalami Gangguan Mental

Selain itu, orang dengan kepribadian narsistik cenderung mengalami masalah kesehatan mental lainnya, seperti anxiety, depresi, atau gangguan bipolar.

Mereka bakal merasa kesepian dan tidak puas karena terus mencari perhatian dan pengakuan anak-anak maupun anggota keluarga lainnya.

Mam, itulah dampak orangtua narsistik pada perkembangan anak serta bahayanya terhadap orangtua itu sendiri. Semoga setelah memahami bahasan ini, kita bisa menjadi orangtua yang lebih mindful dan terus memperbaiki diri.Terus upgrade ilmu parenting Mama dan keluarga dengan rutin membaca artikel terbaru dari Mamasewa. Karena selain bisa mendapatkan berbagai perlengkapan anak dan ibu, banyak insight menarik yang bisa Mama dapatkan di sini.

Tinggalkan Balasan