Mengutip laman Psychology Today, orangtua narsistik dapat didefinisikan sebagai orangtua yang posesif, selalu ingin mengontrol, dan tidak ingin disaingi oleh anaknya. Itu sebabnya mereka kerap menganggap kemandirian anak (meski sudah dewasa) sebagai ancaman. Alhasil mereka akan melakukan segala cara agar anaknya terus berada di bawah ‘bayang-bayangnya’ dengan ekspektasi yang tak masuk akal. Untuk lebih mengenali ciri orangtua narsistik lainnya, Mama bisa cek di artikel ini!

1. Selalu Ingin Menjadi Pusat Perhatian

Orangtua yang narsis selalu ingin menjadi fokus perhatian seolah-olah Bumi sedang berputar untuknya. 

Saat melihat keberhasilan anak atau anggota keluarga lainnya, mereka mungkin terlihat ikut merayakan. Tapi sebenarnya mereka cenderung menggunakannya untuk memberi makan egonya atau demi keuntungan pribadi.

2. Mengabaikan Perasaan Anak atau Anggota Keluarga Lainnya

Karena hanya fokus dengan diri dan kebutuhannya sendiri, orangtua narsistik kerap menunjukkan ketidakpedulian maupun kasih sayang terhadap anak-anak maupun anggota keluarga lainnya. Bahkan mungkin tidak tertarik untuk mengetahui bagaimana perasaan anaknya.

Bisa dibilang mereka jauh dari gambaran orangtua yang rela berkorban demi mendahulukan kepentingan keluarganya. 

3. Terobsesi dengan Citra Keluarga

Orangtua narsistik juga terobsesi dengan citra keluarga. Tak jarang juga mereka mengumbar cerita muluk-muluk soal kehebatan keluarganya.

Mereka juga tidak segan mendorong keluarganya untuk bertindak, berpakaian, atau berbicara dengan cara yang mereka harapkan. Pokoknya harus terlihat sebagai keluarga yang sempurna gitu deh, Mam!

4. Tidak Bertanggung Jawab ketika Terjadi Kesalahan

Bukannya mengakui kesalahan dan berusaha memperbaiki keadaan, orangtua narsistik justru akan menghindari tanggung jawab saat membuat kesalahan. 

Bahkan mungkin menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai kambing hitam untuk menjaga citra dirinya agar tetap terlihat baik di mata orang lain. Tak peduli meski harus mengorbankan perasaan anaknya.

5. Menganggap Anak sebagai Sumber Validasi

Orangtua dengan narsisme terus membutuhkan validasi dan pengakuan demi mendapat kepuasan. Untuk membuat dirinya merasa baik sehingga harga dirinya tidak akan terluka.

Sementara itu, mereka sendiri enggan melakukan hal serupa pada anak-anak dan anggota keluarga lainnya. Malah seringnya bersikap acuh dan membiarkan anaknya mengurus diri sendiri.

BACA JUGA: BAHAYA JADI ORANGTUA NARSISTIK, ANAK BISA KENA MENTAL!

6. Suka Membanding-bandingkan Anak

Ciri orangtua narsistik lainnya adalah suka membanding-bandingkan anaknya. Biasanya mereka punya anak favorit, yang terus memvalidasi dan menyetujui ucapannya.

Sementara anak ‘pembangkang’ biasanya akan diabaikan dan ditinggalkan secara emosional.

7. Sering Bersikap Manipulatif dan Eksploitatif

Orangtua yang narsi sangat mahir dalam memanipulasi dan mengeksploitasi anak-anaknya untuk berperilaku sesuai keinginannya. Tujuannya tentu saja demi memuaskan harapan dan cita-citanya yang egois.

Biasanya juga dibumbui dengan efek gaslighting sehingga anak merasa bersalah dan akhirnya menyerah menuruti keinginan orangtuanya.

8. Cintanya Bersyarat

Kalau pada umumnya cinta orangtua adalah cinta yang tanpa syarat, beda dengan orangtua narsistik. Cinta mereka pakai syarat dan ketentuan, Mam!

Mereka hanya akan melakukan atau mengatakan hal tertentu kalau anaknya mampu memenuhi harapannya. Selebihnya, mereka akan kembali melakukan hal yang sudah disebut dalam poin ke tujuh.

9. Suka Mengkritik tapi Cemburu dengan Pencapaian Anak

Kalau kebanyakan orangtua memberikan dukungan dan menjadi orang yang paling bahagia melihat anaknya sukses, ini tidak akan Anda temukan pada orangtua yang narsis.

Sesukses apapun Anda, mereka akan tetap menemukan celah untuk mengkritik keberhasilan Anda. Mereka tidak ingin disaingi sehingga harga dirinya merasa direndahkan. Mereka juga menjadi takut kehilangan kontrol saat anak-anaknya ingin lebih mandiri.

10. Sangat Kodependen

Kodependen orangtua narsistik ditandai dengan ketergantungan mereka yang berlebihan pada anak-anak maupun pasangannya. Itu karena mereka selalu membutuhkan orang lain untuk terus memvalidasi perasaan dan tindakannya.

Puncaknya, setelah apa yang mereka lakukan pada anaknya, mereka tetap berharap anaknya akan selalu ada untuk menjaganya (caregiver).

Mam, barangkali Anda termasuk anak yang memiliki orangtua atau mertua dengan ciri narsistik yang sudah disebutkan. Tentu ini bukan hal mudah dan sangat melelahkan. Namun, selalu ada cara untuk menjadi lebih baik dan memutus perilaku ini.

Caranya adalah dengan menjadi orangtua yang baik. Mari terus belajar sebaik mungkin selagi punya waktu untuk membersamai si kecil. Gunakan waktu yang berharga ini untuk membuat kenangan indah dengan bermain bersama mereka. Untuk mewujudkannya, Mama bisa mempercayakannya pada Mamasewa, yang menyediakan beragam pilihan mainan, kebutuhan anak, juga perlengkapan Mama. Untuk informasi selengkapnya kunjungi mamasewa.com ya, Mam!

Tinggalkan Balasan