Dalam percakapan di sebuah podcast, stand up comedian Raditya Dika sempat menceritakan soal Alea yang ternyata tidak tahu WC jongkok. Kejadian ini terjadi saat putrinya pergi ke kamar mandi ketika mampir ke salah satu minimarket. Di situ Alea bingung dengan apa yang dilihatnya

Dari kejadian itu, Raditya Dika berpikir bahwa ini adalah tantangannya sebagai orangtua untuk mengajarkan pada anaknya supaya tetap grounded meskipun hidup dalam privilege. Dalam bahasa sekarangnya, fenomena ini dikenal sebagai bubble privilege. Nah, supaya lebih tahu apa itu dan fakta-fakta lainnya, simak artikel berikut!

Apa Itu Bubble Privilege?

Privilege atau hak istimewa bisa diartikan sebagai sebuah keuntungan atau keistimewaan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempermudah urusannya dan mendapat peluang yang lebih baik. Nah, privilege ini bisa berasal dari faktor-faktor seperti ras, gender, agama, latar belakang pendidikan, dan status sosio-ekonomi.

Sementara bubble privilege sendiri menjelaskan kondisi dimana orang-orang yang memiliki hak istimewa ini bak hidup dalam gelembung. Membuat mereka berjalan tanpa menyadari masalah-masalah lain yang mungkin dihadapi orang lain di sekitarnya. Dan seringnya, hak-hak ini tidak disadari, diakui, atau bahkan diinginkan.

Fakta Seputar Bubble Privilege

Melihat definisinya, istilah bubble privilege ini mirip dengan tone dear ya, Mam. Yang menggambarkan bagaimana seseorang jadi cenderung kurang peka terhadap situasi di sekitarnya.

Tapi karena ‘judulnya’ memang tidak peka, maka banyak dari mereka yang tidak menyadarinya. Berikut ini adalah beberapa ciri orang-orang yang hidup dalam bubble privilege:

  1. Mengira kalau semua orang punya kondisi dan kemampuan yang sama 
  2. Berpikir bahwa kalau kita bisa maka yang lain juga bisa
  3. Tidak mengakui atau belum menyadari bahwa keberhasilan yang didapatkan sebenarnya ditunjang oleh berbagai keuntungan yang dimiliki
  4. Menyederhanakan masalah seolah-olah hanya sebatas mindset dan soal mengatur prioritas
  5. Mengabaikan faktor-faktor lain di mana kondisi setiap orang bisa benar berbeda dan tidak bisa digeneralisasi

BACA JUGA: 7 MANFAAT MELATIH ANAK BERPIKIR KRITIS SEDARI KECIL

Bahaya Bubble Privilege

Seperti Raditya Dika yang mampu memberikan privilege untuk anak-anaknya, orangtua yang memiliki hak istimewa ini memang lebih berpotensi untuk mempermudah hidup anaknya, memberikan pengalaman dan kesempatan yang lebih luas, serta menjamin stabilitas hidup.

Namun, semua keuntungan ini perlu dibarengi dengan pengetahuan mendasar soal betapa beragamnya dinamika hidup di luar sana. Tujuannya agar anak memahami bahwa tidak semua orang memiliki ‘standar’ yang sama dengannya.

Kalau tidak, si kecil rentan mengalami bahaya bubble privilege seperti di bawah ini.

1. Tone Deaf

Bubble privilege rentang membuat si kecil menjadi tone deaf. Maksudnya, menjadi orang yang tidak peka dan tidak mampu memahami situasi di sekitarnya. Akibatnya, mereka seringkali gagal memahami atau bahkan cenderung mengabaikan perasaan dan harapan orang lain.

Berbeda dengan egois, kondisi ini lebih mengarah pada ketidakmampuan seseorang untuk memahami situasi yang terjadi.

2. Tidak Memahami Norma Sosial

Norma sosial adalah aturan yang tidak tertulis tapi berlaku di berbagai tempat. Ini soal apa yang pantas dan tidak pantas, boleh atau tidak boleh, dan sebagainya. 

Nah, anak-anak yang tumbuh dalam bubble privilege seringkali sulit memahaminya karena melihat dunia hanya dari sudut pandangnya yang mulus-mulus saja.

3. Bersikap Tidak Sopan

Karena ketidaktahuannya, mereka tanpa sadar mungkin melakukan atau mengucapkan hal-hal yang kurang pantas, tidak sopan, atau bahkan menyakiti orang lain tanpa mempertimbangkan konteks keadaan.

Ketidakpekaan ini bisa berdampak buruk dalam membangun hubungan personal maupun profesional. Bahkan bisa membuatnya kehilangan kesempatan karena tidak bisa membaca keadaan.

4. Respons yang Tidak Tepat

Karena sulit mengenali konteks dan perasaan orang lain, mereka juga lebih berisiko memberikan respons yang tidak tepat. Meski tidak ada niatan untuk menyakiti, perkataan mereka bisa dianggap ofensif bahkan menciptakan konflik.

5. Memiliki Masalah Empati

Tantangan lain bagi anak-anak yang hidup dalam bubble privilege adalah masalah empati sehingga sulit sekali memahami tantangan atau kesulitan yang dihadapi orang lain.

Akibatnya mereka tidak bisa memberikan dukungan yang tepat atau menganggap orang lain hanya berlebihan.Sekian penjelasan seputar bubble privilege yang bisa menambah insight sebagai orangtua. Selain bisa menyewa perlengkapan dan kebutuhan bayi seperti pompa ASI, stroller, peralatan makan, mainan, hingga perlengkapan traveling, Mama bisa sekaligus banyak belajar isu-isu terkini seputar dunia pengasuhan si kecil di Mamasewa. Rugi kalau kelewatan info terkininya!

Tinggalkan Balasan