Dilihat dari tanda-tandanya, baby blues dan depresi pasca melahirkan memang terlihat mirip. Kondisi ini pun sering digagalpahami sehingga tidak teratasi dengan baik. Nah, supaya lebih tahu soal isu ini, mari simak perbedaan baby blues dan postpartum depression di artikel ini! 

1. Gejala

Gejala baby blues pada ibu yang baru melahirkan seringkali ditandai dengan perubahan emosi yang signifikan. Seperti jadi lebih sensitif, mudah tersinggung, mudah menangis, mudah lupa, dan cemas tidak bisa merawat bayinya dengan baik.

Depresi pasca melahirkan pun menunjukkan gejala serupa namun lebih serius sampai-sampai ibu kehilangan kemampuan untuk mengasuh anaknya atau sekedar melakukan kegiatan sehari-hari. Tanda-tanda lainnya adalah mengalami masalah tidur, sulit merasa bahagia, hingga muncul keinginan untuk mencelakai diri atau bayinya. 

2. Durasi 

Selain bisa dibedakan dari gejalanya, perbedaan baby blues dan depresi pasca melahirkan juga bisa dilihat dari durasinya.

Baby blues biasanya hanya dialami beberapa hari dan paling lama dua minggu. Sementara depresi pasca melahirkan bisa terjadi berbulan-bulan dan bahkan menahun.

3. Kemunculan Gejala

Gejala baby blues biasanya muncul sejak hari ke dua atau tiga setelah melahirkan.

Sementara depresi pasca melahirkan terjadi sedikitnya dua bulan setelah melahirkan. Mengingat masa-masa awal mengasuh bayi adalah hal yang berat. Belum lagi jika ditambah isu-isu lainnya, seperti masalah dalam pernikahan, faktor ekonomi, atau tekanan keluarga yang membuat ibu semakin stres.

4. Penyebab

Kalau dilihat dari penyebabnya, baby blues terjadi akibat perubahan hormon yang sangat fluktuatif mulai masa kehamilan, melahirkan, dan kini menyusui.

Sementara depresi pasca melahirkan lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi-kondisi psikososial yang menyebabkan stres berlebih. Dikombinasikan dengan perubahan hormon, situasi sulit, dan masalah-masalah lainnya.

5. Tingkat Keparahan

Kalau dipelajari dari tingkat keparahannya, baby blues bisa disebut lebih ringan ketimbang postpartum depression. 

Meski merasa kalut dan tidak berdaya, ibu dengan baby blues masih bisa merawat diri dan bayinya. Sementara ibu dengan postpartum depression benar-benar tidak bisa melakukannya bahkan muncul perasaan ingin menjauh atau mengabaikan anaknya.  

6. Faktor Risiko

Faktor risiko adalah hal-hal atau kondisi-kondisi yang memengaruhi perkembangan masalah kesehatan maupun status kesehatan seseorang. Dalam hal ini, faktor risiko baby blues seringnya akibat kelahiran pertama sehingga ibu merasa belum siap dan belum paham bagaimana mengurus bayi. 

Sementara risiko depresi pasca melahirkan bisa  meningkat akibat usia yang terlalu muda atau tua saat hamil, adanya komplikasi dan penyakit tertentu, menjadi single parent, pernah menjadi korban kekerasan, atau memiliki keluarga dengan riwayat depresi. 

7. Penanganan yang Dilakukan

Karena kondisinya berbeda, penanganan pada ibu yang mengalami baby blues dan postpartum depression pun berbeda.

Kalau baby blues akan membaik dengan sendirinya setelah ibu mendapat istirahat yang cukup, melakukan kegiatan positif, dan tenang menata hati, depresi postpartum butuh lebih dari itu. 

Ibu dengan postpartum depression butuh bantuan dari psikolog atau psikiater, mengonsumsi obat tertentu, hingga mendapatkan konseling dan terapi. Mam, itulah informasi seputar baby blues dan depresi pasca melahirkan dari Mamasewa. Selain bisa menyewa pompa ASI, tempat tidur bayi, dan mainan anak, Mama juga bisa mengupdate informasi-informasi penting seputar dunia parenting di sini. 

Tinggalkan Balasan