Minimnya literasi  di waktu itu membuat orangtua zaman dulu melakukan berbagai cara untuk menyapih anaknya. Mulai dari mengoleskan kopi, jamu, hingga memasang plester di puting. Tapi syukurlah hari ini kita sudah mengenal teknik menyapih WWL yang tidak meninggalkan trauma pada anak. Mau tahu apa itu WWL? Simak informasinya di artikel ini!

Prinsip Menyapih Anak

Mengutip pernyataan konselor laktasi, dr. Lia Kurnia Hartanti, pada prinsipnya menyapih bukan hanya membuat anak berhenti menyusu tapi juga soal bagaimana menyiapkan mereka untuk mandiri. 

Itu sebabnya dalam proses menyapih butuh kesiapan anak dan juga ibunya. Seringkali proses menyapih banyak mengalami hambatan karena ibunya belum rela melepas anaknya untuk tidak menyusu lagi. 

Untuk mengatasinya, Mama bisa menggunakan metode WWL alias Weaning with Love secara perlahan hingga akhirnya ibu dan anak sama-sama bisa menerima dan berhenti menyusu(i).

Apa Itu Teknik Menyapih WWL? 

Bagi yang belum pernah dengar, WWL atau Weaning with Love adalah teknik menyapih dengan memberikan cinta dan kasih sayang. Teknik ini juga disebut sebagai Gentle Weaning.

Bedanya dengan teknik menyapih zaman dulu, WWL bertujuan untuk membuat anak berhenti menyusu dengan penuh kesadaran, atas keinginannya sendiri, dan tanpa paksaan. 

Harapannya, proses menyapih ini tidak meninggalkan trauma bagi si kecil. Ikatan emosional dengan Mama pun tetap terjaga.

Cara Menyapih dengan Metode WWL

Berikut ini adalah beberapa cara menyapih si kecil dengan teknik WWL.

1.  Buat Rencana dan Sampaikan pada Si Kecil

Dalam WWL, proses menyapih sebaiknya dilakukan secara perlahan. Maka, hal pertama yang perlu Mama lakukan adalah dengan membuat rencana atau deadline kapan si kecil akan berhenti menyusu. Misalnya saat anak berusia 2 tahun.

Saat rencana itu sudah matang, bantu anak dengan memberikan pengertian. Sampai kapan mereka akan menyusu dan apa alasannya mereka harus berhenti menyusu. Jika dikomunikasikan secara konsisten, informasi ini akan membantu mereka merespons perubahan dengan lebih kalem. 

2. Tidak Menolak dan Tidak Menawari untuk Menyusui

Teknik WWL juga menganjurkan Mama untuk tidak menolak saat si kecil minta menyusu walau saat ini proses menyapih tengah dilakukan. 

Meski begitu, Mama juga tidak perlu menawarinya juga. Ini bisa membuat proses menyapih jadi lebih lama karena harus menunggu mereka ‘sadar’ dengan sendirinya.

3. Mengubah Kebiasaan Menyusui

Kalau biasanya Mama menyusui si kecil setelah mandi atau mungkin punya tempat khusus untuk menyusui, coba ubah kebiasaan itu.

Begitu juga saat si kecil tiba-tiba terbangun saat tidur, jangan buru-buru menyodorkan agar mereka kembali tidur. Coba tepuk-tepuk atau gendong mereka agar kembali tidur tanpa menyusu.

4. Lakukan Secara Bertahap

Proses menyapih sebaiknya dilakukan secara bertahap agar anak tidak kaget sekaligus mencegah bengkak atau nyeri pada payudara ibu. 

Caranya bisa dengan mengurangi waktu menyusui, baik secara frekuensi maupun durasi.

5. Alihkan Perhatian Si Kecil

Sesaat sebelum tiba waktu menyusu, lakukan berbagai cara untuk mengalihkan perhatian si kecil. Misalnya dengan mengajak mereka bermain, jalan-jalan, minum susu, atau ngemil. 

Lalu bagaimana dengan si kecil yang terbiasa menyusu sebelum tidur? Sebagai gantinya, bisa dengan menggendongnya, mengusap-usap punggung, membaca cerita, atau minta Papa untuk memberikan susu lewat botol/gelas.

6. Tidak Mengabaikan Anak

Anak yang sedang disapih biasanya merasa gelisah sehingga jadi lebih rewel. Dalam metode WWL, Mama dianjurkan tidak untuk mengabaikan atau membiarkan mereka menangis berkepanjangan. Ini bisa membuat anak berpikir ibunya berubah dan meninggalkan trauma. 

Daripada begitu, Mama bisa terus memberikan afirmasi dan sounding kenapa mereka harus disapih dan sebagainya dengan penuh kehangatan. 

7. Kerjasama dengan Pasangan

Kunci sukses menyapih dengan teknik WWL adalah dukungan dan kerjasama dengan pasangan. Dalam hal ini, Papa harus paham bahwa Mama mungkin merasa emosional dan sedih melihat si kecil rewel. 

Oleh karena itu, Papa perlu menenangkan Mama sekaligus mengambil porsi lebih untuk mengurus si kecil dibanding hari-hari biasanya. 

Itulah sekelumit informasi seputar teknik menyapih WWL. Menengok lagi ke belakang betapa panjang dan berharganya perjalanan mengASIhi, perasaan Mama mungkin jadi campur aduk. Dulu kita tidak tahu bagaimana posisi pelekatan yang benar, khawatir apakah ASInya cukup untuk si kecil, atau bingung mencari pompa ASI yang cocok.

Itu semua menyadarkan kita bahwa kini mereka sudah tumbuh semakin besar dan mandiri. Dan kini tugas besar kita adalah mendampingi dan menstimulasi tumbuh kembannya dengan optimal. Salah satunya bisa dengan memanfaatkan mainan-mainan yang sesuai dengan tahapan usianya. Di Mamasewa, Anda bisa menemukan berbagai jenis mainan yang cocok untuk si kecil. Kebersihannya terjaga, biaya sewanya nggak bikin kantong kering, dan si kecil pun bisa bermain riang. Jangan pikir-pikir panjang lagi, buruan klik di sini!

Tinggalkan Balasan