Melansir laman Alodokter, diare adalah kondisi dimana frekuensi buang air besar (BAB) meningkat tiga kali atau lebih dalam sehari dan disertai dengan perubahan tekstur feses yang cair atau encer. Kondisi ini memang umum dialami semua orang, termasuk anak-anak. Meski begitu tidak boleh diabaikan karena bisa mengganggu aktivitas dan berdampak buruk bagi kesehatan. Maka dari itu, mari kenali hal-hal dan kebiasaan yang bisa menjadi penyebab diare pada anak di artikel ini!

7 Penyebab Diare pada Anak

Mengutip laman Hopkins Medicine, diare biasanya berlangsung selama 1-2 hari dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun kalau kondisi ini terus berlanjut, kemungkinan ada indikasi medis yang lebih serius. Oleh karena itu, mari ketahui penyebabnya agar bisa dihindari.

1. Keracunan Makanan atau Minuman

Diare pada anak paling sering terjadi lewat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri, virus, atau kuman. Terlebih lagi pada anak yang doyan jajan sembarangan.

Pasalnya, makanan tidak dibersihkan dan dimasak dengan benar berisiko membawa bibit penyakit. Lebih-lebih lagi kalau makanan tersebut disajikan terbuka sehingga mudah terkontaminasi debu atau lalat.

2. Kebersihan dan Sanitasi yang Buruk

Anak kecil rentan mengalami diare karena belum memiliki kesadaran soal kebersihan diri. Oleh karena itu, sudah menjadi tanggung jawab orangtua untuk mengajari anak-anaknya praktik hidup bersih. Salah satunya dengan rajin cuci tangan setelah beraktivitas dan sebelum makan.

Selain itu, lingkungan dengan sanitasi yang kurang baik juga bisa meningkatan risiko diare pada anak.

3. Alergi Makanan

Selain pengaruh eksternal, ternyata diare juga bisa diakibatkan karena si kecil memiliki alergi makanan tertentu. Misalnya pada anak dengan lactose-intolerance setelah minum susu.

Meski begitu, kondisi ini biasanya tak berlangsung lama dan berhenti segera setelah makanan tersebut ‘dikeluarkan’ dari tubuhnya.

4. Efek Samping Obat

Selanjutnya, diare juga bisa dipicu oleh efek samping obat-obatan, misalnya antibiotik.

Ini karena bakteri baik di dalam antibiotik ‘mengganggu’ keseimbangan bakteri yang ada di dalam usus sehingga dapat menyebabkan diare. Lagi-lagi kondisi ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena akan berhenti dengan sendirinya. Kecuali jika gejala terus berlanjut sehingga menyebabkan anak mengalami dehidrasi.

5. Terkontaminasi Kotoran Hewan

Kalalu Mama punya binatang peliharaan di rumah, pastikan Mama telah menerapkan praktik kebersihan yang lebih ekstra. Pasalnya, feses, sisa makanan, atau kotoran hewan bisa menjadi kontaminan yang menyebabkan masalah kesehatan.

Pastikan area makan hewan peliharaan Anda benar-benar terpisah dari area makan keluarga dan segera cuci tangan setelah menyentuh hewan peliharaan.

6. Kebiasaan Memasukkan Benda ke Mulut

Anak yang masih dalam fase oral memiliki kebiasaan memasukkan berbagai macam benda ke dalam mulutnya. Meski lumrah, tapi kalau tidak diimbangi dengan praktik kebersihan yang benar, si kecil bisa berisiko mengalami diare.

Oleh karena itu, pastikan benda-benda yang berada dalam jangkauan mereka selalu terjaga kebersihannya. Caranya tentu dengan rutin dibersihkan atau dicuci.

7. Bermain di Tempat Umum

Anak-anak suka bermain di tempat umum. Tak peduli kotor atau tidak, mereka akan tetap melakukannya. Hal ini sebenarnya baik untuk mendukung perkembangannya.

Namun, kebersihan harus tetap menjadi prioritas. Seperti Mamasewa yang selalu menjaga kebersihan semua produknya. Mulai sekarang Mama tak perlu khawatir lagi karena kami memiliki standar tinggi untuk menjaga kebersihan barang.Tak berhenti di situ saja, Mamasewa memberikan jaminan bersih higienis hingga detail terdalam sebelum barang dikirimkan ke rumah Anda. Nah, jadi tunggu apa lagi? Segera booking perlengkapan bayi dan anak Anda, mulai dari pompa ASI, stroller, sampai mainan edukatif di sini!

Tinggalkan Balasan