Anak yang banyak bicara dan suka bertanya seringkali dianggap cerewet. Padahal ini bisa menjadi pertanda bahwa mereka adalah anak yang kritis lho, Mam. Nah, sebelum buru-buru menyebut mereka bawel, yuk simak ciri-ciri anak berpikir kritis berikut ini. Bisa jadi anak Mama salah satunya!

1. Banyak Bertanya

Orangtua yang punya balita pasti tahu pusingnya dihujani berbagai pertanyaan dari anak-anaknya. Nggak jarang juga mereka menanyakan hal yang sama berkali-kali kalau merasa belum mendapatkan jawaban yang memuaskan.

Alih-alih ngomel, Mama perlu menyadari bahwa pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan sebenarnya adalah rasa penasaran mereka terhadap hal-hal yang mereka temukan. Bukan untuk membuat Mama sebal. Bahkan seharusnya Mama bangga karena mereka menunjukkan tanda-tanda pemikir yang kritis.

2. Aktif dan Percaya Diri

Anak-anak yang kritis biasanya juga menunjukkan sifat percaya diri yang tinggi dan cenderung aktif. Sebenarnya, anak-anak seperti ini menunjukkan sinyal positif bahwa mereka adalah anak yang cerdas dan mampu mengekspresikan dirinya sebaik mungkin.

Kalau si kecil menunjukkan ciri-ciri ini, yuk bantu dukung mereka agar tetap semangat belajar hal-hal baru.

3. Memiliki Kemampuan Berkomunikasi yang Baik

Ada anak yang memiliki keterampilan komunikasi di atas rata-rata dibanding anak-anak seusianya. Mereka mampu menggambarkan, menjelaskan, atau menjabarkan pemikiran atau perasaannya secara jelas dan runtut.

Ucapannya pun lugas, mudah dipahami, bahkan diikuti dengan ekspresi yang tepat. Inilah salah satu tanda bahwa anak Anda memiliki critical thinking yang baik.

4. Mampu Mempertahankan Pendapatnya

Anak-anak yang berpikiran kritis bukan hanya pandai mengungkapkan pendapatnya. Tapi juga mampu menyusun argumen dan mempertahankannya. Itu semua karena mereka telah memilah-milah informasi yang mereka dapatkan, mengidentifikasi polanya, lalu menarik kesimpulan.

Jadi, kalau ada anak yang tidak nurut, bukan berarti mereka keras kepala.  Bisa saja mereka memang sudah memiliki dasar pemikiran yang logis dan masuk akal menurutnya.

5. Sering Melihat Sesuatu dari Perspektif yang Berbeda

Kok si kecil sering banget berbeda pendapat dengan orangtuanya, sih? Bisa jadi itu karena mereka adalah critical thinker lho, Mam.

Dari poin-poin sebelumnya, Mama bisa mengamini bahwa anak yang berpikiran kritis mampu berkomunikasi dengan baik. Itulah alasan kenapa mereka juga bisa menyuarakan pendapatnya sendiri. Nah, cara terbaik untuk meresponnya adalah dengan memperhatikan setiap ucapannya dengan cermat karena mereka biasanya melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda. 

6. Terbuka dengan Sudut Pandang yang Lain

Selain itu, anak-anak yang berpikir kritis juga relatif lebih terbuka terhadap sudut pandang orang lain. Mereka mau mendengarkan dan sadar bahwa kemauannya tidak selalu bisa atau boleh dipenuhi. Selagi alasannya logis dan bisa diterima.

Cara berpikir kritis inilah yang memungkinkan mereka mampu menelusuri alur berpikir orang lain yang memiliki perspektif berbeda dengan dirinya. Mereka juga tidak keberatan mengeksplorasi ide-ide yang berbeda.

7. Menyelesaikan Masalah dengan Baik 

Anak-anak dengan critical thinking yang baik biasanya memiliki kemampuan memecahkan masalah yang baik. Itu karena mereka terbiasa melihat sebuah masalah dari berbagai perspektif. Alhasil, ada banyak pendekatan yang bisa mereka temukan untuk menyelesaikan masalahnya.

Tak jarang solusi yang ditawarkan pun tidak terduga alias out of the box—hampir tidak pernah terpikirkan oleh kita sebagai orang dewasa.

8. Tahu Apa yang Mereka Mau

Critical thinker tahu apa yang mereka mau dan biasanya mereka termasuk strong-willed person. Lagi-lagi bukan karena mereka kepala batu ya, Mam. Tapi karena pemikir kritis mampu menentukan mana yang berguna dan mana yang tidak.

Tugas kita sebagai orangtua adalah untuk membantu mengarahkannya kalau ternyata ada cara berpikir si kecil yang kurang tepat atau mungkin bisa merugikan orang lain. 

9. Pandai Menempatkan Diri

Anak-anak yang berpikiran kritis mampu memetakan konteks dan situasi. Itu sebabnya mereka bisa tiba-tiba menjadi sosok yang tidak banyak bicara meski sebenarnya cenderung ‘bawel’ saat di rumah.

Seringkali sebagai orangtua kita salah mengiranya sebagai pemalu atau si jago kandang. Padahal mereka paham kapan bisa mengekspresikan dirinya dengan leluasa dan kapan harus pandai-pandai menempatkan diri.

10. Bersedia Memperbaiki Kesalahan

Meskipun mungkin terlihat berat atau ogah-ogahan, anak-anak yang berpikiran kritis mau mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Bahkan di lain waktu, mereka juga bisa mengubah pandangannya kalau memang dirasa ada alasan atau bukti yang lebih kuat.

Berkat sikapnya yang luar biasa ini, jangan segan untuk mengapresiasi si kecil ya, Mam. Barangkali justru kita yang perlu banyak belajar berani berkata jujur dan mengakui kesalahan dari anak-anak kita.

Inilah sekilas informasi soal ciri-ciri anak yang berpikir kritisi. Nah, karena sekarang sudah tahu, maka jangan buru-buru melabeli anak dengan sebutan bawel atau cerewet lagi ya, Mam!Selain itu, Mama perlu tahu kalau kemampuan ini ternyata bukan bawaan lahir melainkan perlu dilatih dan diasah. Untuk menumbuhkannya, Mama bisa sering-sering mengajak si kecil bermain bersama dengan beragam pilihan mainan seru yang bisa Anda dapatkan di Mamasewa. Untuk melihat koleksi selengkapnya, langsung kunjungi www.mamasewa.com.

Tinggalkan Balasan