Fenomena mom shaming seakan menjamur di masyarakat. Meresahkan ya, Mam? Mungkin, bagi sebagian orang bisa saja langsung mengabaikannya. Namun, ketika kita sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mengasuh si kecil, tetapi tetap menuai komentar nyentil kan rasanya sedih dan sebal ya, Mam?

Mungkin, kita tidak bisa mengontrol tindakan seseorang. Mereka mengatakan sesuatu sesuai dengan apa yang ingin mereka katakan. Jadi, meskipun kita sudah menyanggahnya, mereka tetap dengan santai mengatakan hal yang menyakitkan seseorang.

Namun, kita tetap bisa melakukan hal kecil supaya femonema mom shaming ini tidak langgeng terjadi dari masa ke masa ya, Mam. Mama bisa nih menghindari 7 hal ini supaya fenomena mom shaming tidak menjadi hal wajar untuk dilakukan. Yuk, langsung simak!

1. Mengejek Bentuk Fisik, Fenomena Mom Shaming Paling Laris

fenomena mom shaming
Photo by Mikhail Nilov from Pexels

“Kok badan Jeung bisa melar gitu ya? Padahal si A enggak loh. Sama-sama baru melahirkan.”

O-ow! Tiga kalimat, tetapi sangat menyakitkan. Fenomena mom shaming yang mengejek tentang bentuk tubuh merupakan hal yang paling sering dijumpai. Mungkin karena mata langsung menangkap objek lalu tanpa ada filter, seseorang mengutarakannya tanpa peduli dapat menyakiti lawan bicara atau tidak.

Jangan diikuti ya, Mam. Mengejek fisik adalah hal yang sama sekali tidak bisa dibenarkan. Sebab, bentuk tubuh merupakan hal yang tidak perlu diperbincangkan. Baik berisi maupun kurus adalah hal yang tidak ada bedanya.

Selama kehadiran seseorang tidak merugikan kita, jangan sampai mereka merasa sakit hati karena komentar kita ya, Mam.

2. Membandingkan Persalinan

Mam, please, mulai sekarang jangan gunakan istilah persalinan normal untuk disandingkan dengan persalinan secara caesar. Sebab, persalinan caesar bukanlah suatu persalinan tidak normal untuk seseorang.

Dalam istilah kedokteran tidak dikenal dengan istilah persalinan normal. Hal ini dikarenakan semua jenis persalinan adalah wajar dan sangat normal. Mereka lebih mengenal istilah persalinan pervaginam atau persalinan spontan.

Nah, sudah mengerti ya, Mam, sekarang kalau persalinan caesar itu hal yang wajar dilakukan jika memang harus dilakukan. Jadi, stop membandingkan cara seorang perempuan melahirkan anaknya. Jangan sakiti hati mereka usai melakukan persalinan yang bisa saja merenggut nyawa mereka ya, Mam.

3. Mengatakan ASI Eksklusif adalah Segalanya

fenomena mom shaming
Photo by Rainier Ridao on Unsplash.com

Aduh, hari gini masih ada fenomena mom shaming yang membahas tentang ASI eksklusif dan susu formula? Bahkan ada yang mengomentari saat seorang ibu memberikan ASI-nya dengan cara dipompa dan diberikan kepada sang bayi melalui botol? Oh, mereka membutuhkan edukasi nih, Mam.

Baik ASI eksklusif yang disusui melalui payudara, botol, atau susu formula semuanya adalah sah. Terutama jika seorang ibu memiliki ASI yang lancar harus dipompa setiap dua jam sekali supaya menghindari payudara membengkak dan berbahaya.

Memberikan susu formula kepada anak juga sah. Tidak semua orang mendapat memiliki kondisi yang lancar perihal ASI. Jadi, hal yang wajar untuk anak yang diberikan makan dengan susu formula bukan?

Yang tidak wajar dan salah adalah ketika seorang ibu membiarkan anaknya kelaparan.

4. Mengomentasi Pertumbuhan Anak

Ada hal terjadi yang tidak sesuai kehendak kita sebab Tuhan tahu mana yang terbaik dan tidak untuk diberikan kepada umatnya. Saat anak seseorang mengalami keterlambatan pertumbuhan, mungkin terlambat berjalan, terlambat berbicara, bahkan terlambat menangkap pelajaran, please jangan sampai kita mengomentarinya dengan kalimat yang tidak elok.

Pertumbuhan anak seseorang bukanlah hak kita untuk mencampurinya. Setiap orang tua sudah mengusahakan hal yang mereka anggap wajar dan terbaik.

Jika seorang ibu atau ayah tidak meminta bantuan kepada kita tentang pola asuh anak, jangan kita campuri urusan mereka ya, Mam.

5. Menilai Buruk tentang Ibu Pekerja

fenomena mom shaming
Photo by Ketut Subiyanto from Pexels

Ketimpangan peran gender, antara perempuan dan laki-laki, dalam bidang domestik memang masih langgeng diperbincangkan. Namun, zaman sekarang sudah wajar sekali ya, Mam, jika seorang ibu adalah seorang pekerja sama seperti ayah.

Akan tetapi, fenomena mom shaming yang mengejek soal “ibu pekerja tidak merawat anaknya dengan baik” justru makin santer didengar. Mereka mencibir ibu pekerja padahal ibu pekerja memiliki dedikasi yang sangat luar biasa.

Yuk, mulai dari kita untuk menghentikan fenomena mom shaming tentang ibu pekerja, Mam! Beri apresiasi kepada mereka alih-alih berkomentar buruk.

Menjadi ibu memang tidak mudah kan, Mam? Terlebih harus mendengar 5 komentar di atas. Sayangnya, 5 komentar tersebut justru dilakukan di antara perempuan.

Jadi, supaya fenomena mom shaming tidak berlanjut, yuk hindari 5 komentar menyebalkan di atas, Mam. Lebih baik kita fokus kepada kehidupan pribadi dan mencermati tumbuh kembali anak sendiri, bukan?

Menghabiskan waktu luang dengan anak dan keluarga tentunya lebih menarik dibanding harus mencampuri kehidupan orang lain ya, Mam. Bermain dengan si kecil apalagi. Nah, mainan apa nih, Mam, yang sedang di kecil incar?

Mainan untuk si kecil tidak perlu beli loh, Mam. Lebih efektif dan efisien jika menyewa saja. Tempat sewa paling nyaman dan higienis tentu saja di Mamasewa. Jaminan kualitas tidak perlu diragukan lagi karena selalu dikontrol dengan baik.

Tinggalkan Balasan