Banyak orangtua tidak menyadari berapa banyak gula yang dikonsumsi anak-anaknya sepanjang hari. Mulai dari karbohidrat yang ada dalam makanan pokok, susu, buah, hingga camilan yang mereka makan.

Memang benar glukosa atau gula dibutuhkan sebagai sumber energi dan berguna untuk pertumbuhan anak. Namun, sadarkah Mama bahwa mengonsumsi gula berlebihan justru bisa mengganggu fungsi otak dan membuat emosi si kecil berantakan?

Di artikel kali ini, Mamasewa akan menjabarkan penjelasan ilmiah kenapa gula bisa memberikan efek terhadap emosi anak. Yuk, simak!

Bagaimana Gula Bisa Memberikan Efek Terhadap Emosi Anak?

Seorang pakar emosi, Amrit Gurbani, menjelaskan dalam podcastnya bahwa setelah mengonsumsi makanan atau minuman manis, gula darah akan naik. Saat gula darah naik, biasanya anak jadi semangat dan hiperaktif. Ini biasa kita sebut sebagai sugar rush atau sugar spikes.

Namun, beberapa jam kemudian saat gula darahnya turun, terjadilah yang namanya sugar crash. Ketika ini terjadi, biasanya anak jadi capek dan ingin mengonsumsi gula lagi (sugar craving). Saat tidak dituruti, kebanyakan anak jadi rewel, moody, bahkan tantrum.

Nah, yang seringkali gagal disadari orangtua adalah bahwa naik turunnya emosi anak bisa dipengaruhi oleh gula darah, yang naik seketika saat anak mengonsumsi makanan manis dan turun beberapa jam kemudian.

Akibatnya, banyak orangtua yang “menyalahkan” mood anak yang tidak stabil. Padahal sebenarnya hal ini bisa dikontrol oleh orangtua dengan membatasi asupan gula sekaligus mengimbanginya dengan makanan bergizi seimbang agar gula darah si kecil stabil sepanjang hari.

Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Anak

Dalam kesempatan lain, para peneliti dari University of California menemukan fakta bahwa asupan gula melebihi batas yang dianjurkan mampu memberikan dampak buruk bagi kesehatan dan fungsi otak.

Terlebih bagi anak-anak, asupan gula berlebih juga sangat memengaruhi kesehatan dan proses tumbuh kembangnya. Mulai dari penurunan daya ingat dan konsentrasi, kerusakan gigi, hingga meningkatkan risiko obesitas dan gangguan metabolik seperti diabetes tipe 2.

Artikel Terkait: Penggunaan Garam dan Gula untuk MPASI, Bolehkah?

Tips Mengonsumsi Makanan Manis pada Anak

Dengan mengawasi bahayanya, orangtua mestinya sadar bahwa konsumsi gula pada anak tidak boleh melampaui batasnya. Namun karena sulit sekali mengukur takaran pastinya, ada beberapa hal yang bisa Mama lakukan untuk mengontrol konsumsi gula pada anak. Berikut beberapa tips sederhananya.

1. Kurangi dan Batasi Asupan Gula

Seperti yang sempat disinggung di atas, glukosa bisa ditemukan di hampir setiap makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Oleh karena itu, Mama perlu mengetahui bahwa anak berusia 2 – 18 tahun hanya diperbolehkan mengonsumsi kurang dari 25 gram (sekitar 6 sendok teh) gula per hari dan tidak lebih dari 10 persen total kalori harian.

2. Ganti dengan Gula Alami

Sebagai gantinya, Mama dianjurkan untuk membiasakan anak mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami, seperti sayur, buah, dan susu. 

Ingat, pemberian susu pada anak pun harus sesuai anjuran ahli dan petunjuk penggunaannya. Usahakan pilih susu formula atau susu kemasan yang rendah gula dan jangan sekali-kali menambahkan gula lagi ke dalamnya.

Artikel Terkait: Bahaya Ultra Processed Food dan Dampaknya untuk Kesehatan Anak

3. Waktu Terbaik untuk Makan Gula adalah Siang hari

Ahli biokimia sekaligus penulis buku terlaris New York Times, Jessie Inchauspé, menyebutkan bahwa waktu terbaik untuk makan gula adalah siang hari setelah makan siang.

“Jika Anda benar-benar ingin makan gula, kue, donat, atau apapun itu. Waktu terbaik untuk mendapatkan efek dopamin dan kenikmatan maksimal, serta dampak yang lebih kecil adalah setelah makan siang, sebagai dessert”, ungkapnya.

Anda juga tidak disarankan makan makanan manis untuk sarapan dan saat dalam kondisi perut kosong. Pasalnya, saat dicerna oleh tubuh, molekul glukosa akan masuk ke aliran darah dengan sangat cepat sehingga menyebabkan lonjakan glukosa (glucose spikes) sehingga gula darah melonjak.

“Dan 90 menit kemudian, saat kadar glukosa Anda akan turun, Anda akan semakin mengidam makanan manis sehingga sepanjang hari Anda berada di roller coaster, dimana Anda kecanduan gula”, pungkasnya. 

Wah, jadi dapat insight baru kan Mam setelah membaca artikel ini! Ternyata memang ada kaitannya ya antara konsumsi gula terhadap efek emosi anak.Nah, selain dengan memperhatikan asupan gulanya. Salah satu hal yang tidak boleh Mama abaikan untuk menjaga kesehatan si kecil adalah dengan mendorongnya untuk aktif bergerak. Misalnya lewat permainan balance bike, trampolin, brakiasi, dan slides and swings yang semuanya bisa Mama temukan di Mamasewa. Yuk, buruan hubungi kami untuk pemesanan!

Tinggalkan Balasan