Istilah fexting pertama kali diperkenalkan oleh Ibu Negara Amerika Serikat, Jill Biden, di sesi wawancaranya bersama Harper’s Bazaar. Nah, kalau Mama masih belum pernah dengar apa itu fexting, fexting adalah singkatan dari fighting over text alias berantem lewat pesan teks. Tapi konteksnya lebih mengerucut pada hubungan asmara.

Masih jadi pro kontra apakah cara ini efektif menyelesaikan masalah atau justru menimbulkan masalah baru. Apakah Mama dan Papa pernah melakukannya juga? Supaya lebih paham konsekuensinya, simak informasi seputar fexting berikut ini!

Apa Itu Fexting?

Mengutip Glamour Magazine, fexting adalah singkatan dari fighting over text atau bertengkar melalui pesan teks. 

Dalam hubungan pernikahan, pertengkaran memang normal terjadi. Namun belakangan ini muncul istilah fexting untuk menggambarkan pasangan yang sering berantem dan berusaha menyelesaikan masalahnya melalui fitur kirim pesan.

Meski terlihat lebih ‘aman dan sederhana’, fexting bisa menimbulkan beberapa konsekuensi yang mungkin bisa memperburuk masalah karena salah memahami argumen pasangan lewat pesan teks. Tapi ada pendapat lain yang mengatakan bahwa bertengkar lewat pesan teks membuat pasangan lebih ‘mindful’ dalam berkata-kata.

Bahaya Fexting dalam Hubungan

Berikut ini adalah beberapa bahaya fexting yang perlu Mama dan Papa pahami. Selanjutnya, bisa Mama dan Papa jadikan pembelajaran untuk lebih memahami dan menghormati satu sama lain.

1. Rentan Menimbulkan Salah Paham

Karena hanya lewat teks, kemungkinan salah tafsir dan gagal memahami maksud pasangan memang cukup besar. Pasalnya pasangan Anda tidak bisa mengetahui bagaimana nada pesan atau bahasa tubuh yang Anda sampaikan.

Dan meskipun pasangan Anda mengatakan ‘baik-baik saja’ setelah bertengkar dengan Anda, tetap saja itu masih meragukan.

2. Menghilangkan Esensi Emosi dalam Komunikasi

Menurut psikolog Vidhya Nair, komunikasi bukan hanya soal merangkai kata-kata. Tapi juga tentang audio, visual, dan bahasa tubuh yang tidak akan terbaca dalam pesan teks.

Selain itu, dengan selalu menghindari ‘konfrontasi’, keterampilan komunikasi Anda dengan pasangan tidak akan berjalan sehat. Jauh lebih bijak kalau Mama dan Papa duduk bersama mencari akar permasalahannya sembari introspeksi diri. Meskipun duduk bersama untuk bertengkar adalah hal yang menyebalkan.

3. Bisa Memperkeruh Keadaan

Mama dan Papa mungkin berpikir bahwa fexting bisa mengurangi ketidaknyamanan karena tidak perlu berhadapan secara langsung. Tapi sebenarnya ini jauh lebih rumit. Things got lost in translation, Mam.

Lebih berisiko lagi jika ini pertengkaran pasangan LDR yang memiliki keterbatasan untuk bertemu secara langsung untuk menyelesaikan masalah.

4. Bisa Menjadi Kebiasaan Buruk

Tanpa disadari, fexting bisa berkembang menjadi sebuah kebiasaan. Mama dan Papa jadi lebih suka menyelesaikan masalah tanpa mengkomunikasikannya secara langsung. Padahal kalau kita lihat efeknya, ini sama-sama menyakitkan bahkan lebih.

Tak menutup kemungkinan, Anda jadi meremehkan pasangan karena tidak harus menghadapinya langsung saat ada masalah. Dan tentu itu bukan hal baik.

5. Bisa Diungkit Lagi di Lain Waktu

Pertengkaran mungkin membuat Anda merasa seperti slapped right in the face. Tapi setelah masalah selesai, maka selesailah.

Beda dengan fexting yang memiliki kemungkinan untuk diungkit lagi di lain waktu karena ‘barang buktinya’ masih meninggalkan jejak digital.

BACA JUGA: PILLOW TALK DENGAN PASANGAN: MANFAAT, CONTOH, DAN TIPSNYA

6. Bisa Menimbulkan Perasaan Tidak Dihargai

Lama membalas pesan saat sedang berantem, juga bisa membuat Anda merasa tidak dihargai. Namun karena tidak bisa bertemu langsung, Anda tidak benar-benar bisa mengerti apa yang sedang pasangan Anda lakukan di seberang sana.

Bisa jadi ada pekerjaan atau hal-hal mendesak yang harus segera diselesaikan. Sementara Anda menganggap diri Anda diabaikan atau tidak dianggap penting.

7. Lebih Memilih Memendam Perasaan

Lama-kelamaan, Anda akan merasa lelah karena tidak bisa menemukan solusi yang riil setelah pertengkaran. Bahkan polanya cenderung berulang dan terulang lagi.

Akibatnya, muncul perasaan enggan untuk mengungkapkan perasaan Anda pada pasangan. Sekalipun lewat pesan teks! Itu semua karena Anda sudah merasa lelah dan frustasi

Apakah Fexting Efektif Menyelesaikan Masalah?

Sebenarnya, efektivitas fexting dalam menyelesaikan masalah sifatnya amat sangat subjektif. Selain bisa menimbulkan dampak-dampak seperti yang telah dijelaskan, fexting juga punya beberapa kelebihan.

Bertengkar lewat pesan teks diklaim mampu memberikan Anda waktu untuk memikirkan apa yang ingin disampaikan. Anda bisa menata kalimatnya sedemikian rupa agar maksudnya tersampaikan. Tak bisa dipungkiri, banyak orang akan merasa lebih emosional saat menyelesaikan masalah secara face to face.

Itulah penjelasan soal apa itu fexting dan perdebatan soal efektivitasnya. Nah, ngomongin soal efektivitas, menyewa perlengkapan bayi dan anak di Mamasewa sudah pasti efektif. Mama dan Papa tidak perlu merogoh kantong terlalu dalam untuk memenuhi kebutuhan si kecil. Selain itu, Mama dan Papa juga tak perlu repot-repot mencari tempat menyimpan saat barangnya sudah tidak digunakan. Hmm… khawatir soal kebersihan? Yang ini juga tidak perlu karena Mamasewa menjamin semua produknya bersih sempurna. Tunggu apa lagi? Buruan klik www.mamasewa.com untuk menemukan pompa ASI, stroller, hingga mainan anak!

Tinggalkan Balasan