Dalam jangka panjang, perundungan bisa menimbulkan dampak fisik maupun mental yang berbahaya pada anak. Dan yang perlu Mama pahami, bullying adalah pola perilaku, bukan insiden. Artinya tindakan ini memang dilakukan secara sengaja dan biasanya terjadi berulang kali. Itu sebabnya sangat penting bagi orangtua untuk mengajari anaknya bagaimana cara menghadapi pelaku bullying.

Ciri-ciri Pelaku Bullying

Seperti yang disebutkan, perundungan bukan sebuah insiden. Pelaku bullying memang bermaksud menyakiti targetnya, baik secara fisik maupun lewat kata-kata berulang-ulang kali. 

Biasanya pelaku bullying ini adalah mereka yang memiliki status sosial atau posisi yang lebih tinggi. Seperti anak-anak yang lebih besar, lebih populer, atau lebih kuat. Sayangnya, ‘kelebihan’ ini malah disalahgunakan. 

Cara Menghadapi Pelaku Bullying

Aksi perundungan pada anak paling sering terjadi di lingkungan sekolah. Dimana anak berada di luar jangkauan dan pengawasan kita sebagai orangtua. Itu kenapa penting untuk mengajarkan pada anak bagaimana cara melindungi dan menyelamatkan diri dari aksi perundungan. Berikut di antaranya. 

1. Minta Anak Menghindari Perkelahian

Katakan pada anak bahwa meninggalkan perkelahian bukan artinya mereka pengecut. Melainkan untuk menghindari situasi yang tak terkendali. 

Selain itu, perkelahian bisa menyebabkan cedera dan memicu tindak kekerasan lainnya. Itu sebabnya saat pelaku mulai bertindak memancing emosi, sebaiknya anak segera meninggalkan ‘arena’ atau memberi tahu orang dewasa soal situasi yang terjadi.

2. Dorong Anak untuk Bersikap Tegas dan Percaya Diri

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi pelaku bullying adalah menunjukkan sikap tegas dan percaya diri. 

Anak-anak yang terlihat lemah, sering sendirian, dan suka mengalihkan pandangan seringkali menjadi sasaran empuk pelaku bullying.  

3. Dukung Anak untuk Berkawan

Pelaku bullying umumnya tidak menargetkan kelompok, melainkan anak yang lebih suka sendiri dan tidak berkawan. Oleh karena itu, dorong anak untuk memiliki banyak teman.

Selain mencegah aksi perundungan, ini juga bisa melatih kemampuan sosial anak. 

4. Melatih Kepekaan Anak Terhadap Lingkungan Sekitar

Cara selanjutnya adalah mengajari anak untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar. Jangan buru-buru mematikan intuisinya dan berpikir mereka hanya sedang berlebihan. 

Justru kalau instingnya berkata ada yang tak beres, suruh anak segera menghindari area atau kelompok tersebut. 

5. Berteriak untuk Minta Bantuan

Selain mengajarkan anak untuk memahami batasan personal, ajarkan juga pada anak tindakan protektif lainnya. Misalnya menendang, kabur, atau berteriak untuk minta bantuan orang lain saat keamanannya terancam.

Anak-anak perlu tahu bahwa mereka berharga, tidak boleh disentuh sembarangan, dan dilecehkan secara verbal. 

6. Laporkan pada Orang Dewasa

Saat mengalami perundungan, minta anak untuk tidak ragu melaporkannya pada orangtua maupun gurunya di sekolah.

Namun Mama perlu mengetahui bahwa ini tidak mudah. Kebanyakan korban bullying tidak ingin menceritakan kejadiannya karena takut atau alasan lainnya. Oleh karena itu, membangun komunikasi yang terbuka dengan anak adalah hal yang mesti dilakukan. 

7. Simpan Barang Bukti

Menyimpan barang bukti bullying, seperti foto luka, tangkapan layar, atau benda-benda lainnya bisa digunakan untuk melaporkan kasus ini ke pihak yang berwenang. Bisa ke pihak sekolah, orangtua pelaku, atau bahkan ke aparat penegak hukum. 

Bahwa kejadian ini memang benar adanya dan harus ditindaklanjuti agar tidak berlarut-larut. 

Semoga informasi ini bermanfaat untuk Mama dan si kecil agar terhindar dari aksi perundungan. Dan seperti biasa, untuk menemukan beragam kebutuhan bayi dan anak, percayakan pada Mamasewa. 

Di sini Mama bisa menyewa beragam mainan, perlengkapan traveling, sepeda anak, dan banyak lagi lainnya. Yuk buruan kunjungi www.mamasewa.com.

Tinggalkan Balasan