Critical thinking alias kemampuan berpikir kritis menjadi salah satu skill penting yang perlu Mama siapkan bagi bekal si kecil di masa depan. Keterampilan ini mengacu pada kemampuan anak untuk berpikir secara logis dan objektif sehingga mampu mengolah informasi dan menyimpulkan konsekuensinya.

Sayangnya, kemampuan ini bukan kemampuan natural yang dibawa sejak lahir melainkan perlu diasah secara bertahap. Berikut ini adalah 10 cara melatih kemampuan berpikir kritis anak usia dini yang bisa Mama lakukan. Simak, ya!

1. Mendorong Rasa Ingin Tahu Si Kecil

Membiarkan anak bereksplorasi adalah salah satu langkah untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis si kecil. Alih-alih mendikte, Mama hanya perlu memberikan sedikit dorongan dan mengizinkan mereka mencoba banyak hal. Dari situ, anak bisa belajar hal baru dan menguji idenya untuk menemukan apa penyebab dan kira-kira apa konsekuensi dari aktivitas yang mereka lakukan.

2. Bermain dengan Anak

Membersamai anak saat bermain bisa membangun fondasi critical thinking mereka. Pasalnya, bermain bersama bisa memberikan si kecil kesempatan untuk bertanya atau mendiskusikan berbagai hal dengan lebih mendalam dengan Mama. Ini bagus untuk membantu mereka menganalisis berbagai situasi.

3. Membantu Anak Mengelola Informasi

Dari banyaknya informasi yang berseliweran, anak bisa saja mengalami kesulitan untuk membedakan mana informasi yang benar dan bisa dipercaya, dan mana yang tidak. Untuk itu, sebagai orangtua kita perlu membantu mereka mengevaluasi informasi yang mereka terima dan tidak langsung menelannya mentah-mentah. Caranya bisa dengan mendorong mereka untuk mencari tahu kebenarannya lewat berbagai referensi, menelusuri dari mana informasi itu berasal, dan siapa yang mengatakannya.

4. Libatkan Anak dalam Menyelesaikan Masalah

Saat dihadapkan pada masalah, coba libatkan anak untuk menyelesaikannya. Terlebih lagi kalau masalah itu mereka yang buat. Misalnya saat mereka tidak sengaja merusakkan mainan temannya. Mama bisa mengasah kemampuan berpikirnya dengan menanyakan apa yang sebaiknya kita lakukan atau bagaimana cara memperbaikinya dengan memberikan beberapa opsi. Dengan begitu, mereka akan berpikir dan mencari mana solusi yang terbaik.

5. Memberikan Anak Kesempatan untuk Lebih Mandiri

Saat si kecil sedang menghadapi kesulitan atau masalah, Mama sebaiknya tidak buru-buru membantu mereka. Beri mereka kesempatan untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Dengan begitu, si kecil akan berpikir dan berusaha untuk mengatasi konflik dengan keterampilannya. Di sini kemampuan berpikir kritis untuk memahami masalah dan menemukan solusinya sedang terasah.

6. Melatih Anak Membuat Pilihan

Dalam hidup kita akan dihadapkan pada banyak pilihan. Itu sebabnya, anak perlu memiliki critical thinking yang baik agar siap membuat keputusan sekaligus menghadapi setiap konsekuensinya. Itu sebabnya, Mama sebaiknya tidak memaksa kalau mereka mengatakan tidak atau menolak penawaran Mama. Bisa saja keputusan ini memang sudah mereka pikirkan matang-matang.

7. Mendorong Anak untuk Mengajukan Pertanyaan

Mama mungkin lelah atau bingung saat anak mengajukan banyak pertanyaan kenapa begini dan kenapa begitu. Namun, yang perlu Mama ketahui, ini adalah salah satu tanda bahwa mereka adalah pemikir yang kritis. Itu sebabnya Mama tidak perlu ragu mendorong mereka untuk bertanya saat merasa kesulitan memahami informasi atau tidak menemukan jawaban yang masuk akal baginya.

8. Berikan Pertanyaan Terbuka

Selain mendorong anak untuk bertanya, sebaliknya Mama juga bisa memberikan mereka pertanyaan terbuka. Misalnya dengan pertanyaan seperti “bagaimana menurutmu?” atau “kalau begini, kira-kira bagaimana ya hasilnya?”. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini akan membiasakan mereka untuk berpikir kritis sekaligus merangsang kemampuan penalarannya.

9. Mengajarkan Si Kecil Menjadi Pendengar yang Baik

Mereka yang berpikiran kritis tidak hanya pandai menyampaikan pendapatnya tetapi juga mampu menjadi pendengar yang baik. Dengan mendengar, mereka bisa memiliki informasi tambahan atau bahkan belajar sesuatu yang bisa mendukung analisisnya. Untuk itu, ajarkan si kecil untuk mendengar dan menghargai lawan bicaranya ya, Mam.

10. Hargai Alur Berpikir Anak

Ketimbang menyediakan kunci jawabannya, dorong anak untuk menemukannya sendiri. Dan ketika mereka sudah mendapatkan ‘referensi’ atas jawabannya, coba perdalam lewat diskusi dan minta mereka menjelaskannya. Nah, kalaupun ternyata jawabannya kurang tepat, tugas kita bukan untuk menilai atau menghakimi tapi dengan menawarkan pendekatan lain yang justru bisa memperluas sudut pandangnya.

Setelah membaca artikel ini kita makin sadar ya Mam kalau tugas kita sebagai orangtua ternyata banyak sekali. Selain memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya, kita juga harus mampu membantu mereka agar kelak bisa hidup utuh dengan kakinya sendiri.Nah, untuk mewujudkannya Mama bisa rutin menstimulasi mereka lewat permainan, MPASI yang bernutrisi, atau mengenalkan pengalaman baru dengan traveling. Syukurlah, semua perlengkapan yang Mama butuhkan untuk melakukannya tersedia di Mamasewa dengan harga yang sangat terjangkau. Untuk mengetahui informasi selengkapnya, klik di sini!

Tinggalkan Balasan