Sejak beberapa waktu lalu, melalui Direktorat Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan telah mengingatkan masyarakat mengenai peningkatan risiko kasus leptospirosis selama musim penghujan. Leptospirosis sendiri adalah penyakit yang ditularkan hewan pada manusia. 

ADi Jawa Tengah, tercatat 7 dari 87 pasien leptospirosis meninggal sepanjang Januari Hingga pertengahan Maret 2024 ini. Kasus teranyar baru saja terjadi minggu lalu di Boyolali. Nah, supaya Mama lebih waspada dengan penyakit ini, mari simak informasi berikut!

Apa Itu Leptospirosis

Leptospirosis adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri Leptospira interrogans yang ditularkan dari hewan ke manusia. Sejumlah hewan paling sering menularkan bakteri patogen ini adalah tikus, anjing, serta hewan ternak seperti babi, kambing, dan sapi. Itu sebabnya penyakit ini sering disebut demam urine tikus.

Insiden ini terjadi di berbagai belahan dunia tapi paling sering ditemukan di negara-negara dengan iklim tropis dan subtropis. Khususnya negara-negara kepulauan yang memiliki curah hujan dan potensi banjir yang tinggi.

Penyebab Leptospirosis

Bakteri Leptospira interrogans hidup dan berkembang di dalam ginjal hewan sehingga cara penyebarannya seringkali melalui urine. Berikut adalah beberapa cara penularannya:

  • Kontak langsung dengan urin atau darah hewan yang terinfeksi
  • Kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi
  • Konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi

Selain faktor-faktor di atas, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami Leptospirosis, seperti berikut ini:

  • Memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan hewan, seperti peternak, petugas pemotongan hewan, dan dokter hewan
  • Bekerja di sekitar saluran pembuangan atau selokan
  • Bertempat tinggal di daerah rawan banjir atau pemukiman yang banyak tikus
  • Sering berada di alam bebas ataupun beraktivitas di sungai

BACA JUGA: PENYEBAB DIARE PADA ANAK, AWAS BISA LEWAT MAINAN!

Gejala

Pengobatan Leptospirosis

Gejala leptospirosis bervariasi sesuai tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa gejalanya:

  • Demam tinggi
  • Sakit kepala
  • Diare
  • Mata merah
  • Nyeri otot, terutama pada betis
  • Mual dan muntah
  • Nyeri perut

Karena tidak ada gejala spesifik, penyakit ini sering diabaikan dan dianggap flu biasa. Padahal, leptospirosis yang tidak ditangani dengan tepat berisiko menimbulkan sindrom Weil atau peradangan pada organ tubuh yang ditandai dengan demam, sesak napas, batuk berdahak, nyeri dada, perubahan warna feses jadi kehitaman, dan munculnya darah pada urine.

Penanganan Leptospirosis

Pengobatan Leptospirosis

Sebenarnya, gejala leptospirosis ringan tidak membutuhkan penanganan khusus dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu sekitar 7 hari. Namun, leptospirosis dengan gejala berat perlu ditangani dengan tepat agar tidak menyebabkan masalah komplikasi.

Adapan tindakan medis yang biasa diberikan, yaitu melalui pemberian obat antibiotik untuk menangani infeksi leptospirosis yang biasanya juga disertai dengan obat anti-nyeri dan penurun demam. Pada gejala yang lebih parah, biasanya pasien disarankan untuk menjalani rawat inap di agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Pasalnya, banyak kasus leptospirosis yang diakhiri dengan kematian akibat  terlambat dideteksi sehingga kebanyakan pasien datang ke rumah sakit dalam stadium akut dan telah mengalami kegagalan multi organ.

Upaya Pencegahan

Pencegahan Leptospirosis

Melihat gejala dan dampaknya, sangat penting bagi kita sebagai orangtua untuk melindungi keluarga dari penyakit ini. Adapun beberapa upaya yang bisa kita lakukan untuk melindungi si kecil maupun anggota keluarga lainnya adalah dengan melakukan hal-hal berikut ini:

  • Mengenakan pelindung tambahan seperti sarung tangan dan sepatu bot saat berada di area yang berisiko menularkan bakteri Leptospira
  • Tidak berendam atau berenang di sungai, kubangan, atau lainnya
  • Hanya mengonsumsi air minum yang sudah terjamin kebersihannya
  • Mencuci tangan setiap selesai berkegiatan, sebelum makan, dan setelah kontak dengan hewan
  • Mencuci bahan makanan dengan air bersih sebelum mengolahnya
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan dan pastikan rumah bebas tikus
  • Lakukan vaksinasi pada hewan peliharaan dan ternak
  • Segera kunjungi fasilitas kesehatan bila mengalami gejala leptospirosis 

Lagi-lagi, kuncinya ada di kebiasaan menerapkan perilaku hidup sehat dan menjaga kebersihan ya, Mam. Sadar akan pentingnya hal ini, sebagai penyedia jasa yang menyewakan perlengkapan bayi, Mamasewa memiliki standar kebersihan yang tinggi guna menjamin semua produk yang disewakan dalam keadaan bersih dan steril sebelum diantar ke rumah Mama.Kami juga rutin melakukan pemeliharaan untuk memeriksa kondisi dan memastikan kualitas produk-produk yang disewakan tetap baik. Maka dari itu, jangan pernah ragu untuk sewa pompa ASI, mainan anak, stroller, atau barang-barang lainnya di www.mamasewa.com!

Tinggalkan Balasan