Kebanyakan anak usia prasekolah sudah pandai bicara, tapi belum banyak yang mampu mendengarkan instruksi dengan baik. Itu karena rentang fokusnya masih relatif pendek sehingga memperhatikan apa yang dikatakan orang lain termasuk pekerjaan sulit. Namun, jangan khawatir karena kemampuan ini bisa diasah dengan menerapkan tips melatih anak menjadi pendengar yang baik berikut ini!
Tips Melatih Anak Menjadi Pendengar yang Baik
Menjadi pendengar yang baik tidak hanya memberikan keuntungan secara sosial, tapi juga bermanfaat untuk mendukung keberhasilan anak di sekolah. Ini membantu mereka mengikuti arahan dan memahami instruksi sehingga proses belajar berjalan lancar.
Untuk mendapatkan manfaat ini, Mama perlu melatih anak menjadi pendengar yang baik dengan cara sebagai berikut.
1. Jadilah Contoh Pendengar yang Baik
Jika Mama ingin si kecil menjadi pendengar yang baik, penting untuk mencontohkan perilaku tersebut melalui diri Anda sendiri.
Misalnya, saat anak berbicara pada Anda, berikan perhatian penuh, tatap matanya, tidak menyela cerita, dan hindari gangguan—seperti meletakkan telepon dan mematikan TV.
Jadi, kalau Mama ingin si kecil mendengarkan Mama bicara, mereka juga perlu melihat bahwa orang tuanya juga akan melakukan hal yang sama.
Riset membuktikan bahwa anak-anak yang didengarkan sering kali tumbuh sebagai pendengar yang baik.
BACA JUGA: TIPS MENGHADAPI ANAK YANG SUKA MEMBANTAH, AWAS INI PERILAKU YANG DIPELAJARI!
2. Berikan Arahan yang Jelas dan Sederhana
Berbeda dengan orang dewasa, anak-anak usia prasekolah belum mampu memproses instruksi yang kompleks.
Maka dari itu, biasakan untuk memberi arahan yang sederhana dan sesuai dengan tahap usianya. Anak berusia dua tahun baru mampu mengikuti instruksi dua langkah, seperti “Pakai sandalmu, lalu tutup pintunya”.
Sementara anak yang berusia lebih besar mungkin bisa mengikuti instruksi yang lebih banyak.
Meski tampak tidak ada kaitannya, tapi ini bisa melatih kemampuan mendengar anak. Anak yang kesulitan memahami instruksi atau perkataan orang lain sering kali memilih abai dan ini bisa terbawa sampai lebih besar.
Akibatnya mereka tidak akan menjadi pendengar yang baik.
3. Katakan apa yang Anda maksud
Jika Mama sudah memberi tahu anak bahwa mereka hanya boleh makan dua suap lagi, maka berikan itu—bukan tiga atau empat.
Jika tidak, anak akan berpikir bahwa orang tuanya tidak sungguh-sungguh dengan ucapannya sehingga mereka mengasosiasikan ini sebagai “kelonggaran”.
Sebaliknya, kalau Anda komit dengan apa yang Anda katakan, anak akan mengerti bahwa tindakannya memiliki konsekuensi yang jelas dan dapat ditegakkan.
BACA JUGA: ANAK MUDAH MENYERAH, BANGUN RESILIENSINYA DENGAN INI!
4. Tunjukkan Bahasa Tubuh yang Positif
Bahasa tubuh dapat mengomunikasikan seberapa baik seseorang mendengarkan—atau tidak mendengarkan.
Maka dari itu, pastikan anak memahami perbedaan antara bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa mereka mendengarkan seseorang dan bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa mereka tidak mendengarkan.
Contoh bahasa tubuh yang positif meliputi kontak mata, mengangguk, dan menghadap ke arah orang yang berbicara.
Sementara, contoh negatif bisa meliputi menoleh ke sana sini, menyilangkan lengan, atau menunjukkan ekspresi wajah yang tidak semestinya—misalnya memicingkan alis atau memutar mata.
Katakan bahwa gestur-gestur negatif seperti itu tidak sopan dan bisa membuat orang yang sedang berbicara merasa tidak dihargai. Lalu, coba posisikan anak dalam situasi tersebut, mereka juga tidak menyukainya bukan?
5. Ajarkan Anak untuk Hadir Sepenuhnya
Sebuah sindiran bagus pernah disampaikan oleh Stephen Covey. Ia menyebutkan bahwa masalah komunikasi yang paling besar adalah ketika kita tidak mendengarkan untuk mengerti, tapi untuk menjawab.
Maka dari itu, penting juga untuk mengajari anak agar benar-benar hadir ketika mendengarkan orang lain bicara.
Ini berarti kita perlu fokus mendengarkan seseorang secara aktif supaya bisa memahami pikiran dan perasaan mereka—bukan cepat-cepat mengambil kesimpulan atau merumuskan tanggapan balik, bahkan ketika mereka belum selesai berbicara.
6. Parafrasekan Apa yang Dikatakan Anak
Untuk membuat anak mengerti bahwa orang tuanya benar-benar mendengarkan dan memahami ucapannya, Mama bisa memparafrasekan atau mengulangi apa yang sudah mereka katakan.
Contohnya, “Jadi, tadi kamu kesulitan melipat kertas karena….” atau Mama juga bisa sekaligus memvalidasi perasaan mereka dengan mengatakan “Mama paham kalau kamu merasa kesulitan, ayo kita coba lagi setelah ini”.
BACA JUGA: 9 CARA MELATIH MINDFUL EATING PADA ANAK DAN KENAPA INI PENTING
7. Hargai Usaha Anak untuk Mendengarkan
Bila anak mau mendengarkan dengan baik, pastikan untuk mengapresiasinya. Ini akan membantu mereka memahami bahwa mendengarkan dengan baik adalah sesuatu yang sangat berharga.
Mama bisa mengatakan sesuatu seperti “ Terima kasih sudah mendengarkan Mama dengan penuh perhatian”.
Ingat trik memuji yang tepat adalah process praise, bukan people praise, ya!
Jadi, itulah tips melatih anak menjadi pendengar yang baik. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa membantu Mama mengembangkan keterampilan si kecil.
Nah, ngomongin keterampilan anak, di Mamasewa ada banyak pilihan mainan yang bisa Mama manfaatkan untuk mendukung perkembangan si kecil. Yuk, cek koleksinya di sini dan segera amankan stoknya!
-
Leap Frog Scoop & Learn Ice Cream Cart Diskon KondisiRp8.035 / Hari
-
ELC Keyboard Key-Boom-Board – Red Diskon KondisiRp5.500 / Hari
-
Happy Play Bus Slide Swing 3in1 – GreenRp20.222 / Hari
-
Fisher Price Pull & Play Learning WagonRp3.928 / Hari
-
Playgro Music And Light Pop Up Jungle PalsRp2.678 / Hari
-
Fisher Price Infant A to Z OtterRp3.928 / Hari
-
Fisher Price Linkimals Infant Smooth Moves SlothRp3.928 / Har1
-
Leapfrog Learn And Groove Musical TableRp4.500 / Hari
-
Skip Hop Zoo Indoor Ride-On Scooter Toy – DogRp7.143 / Hari
-
Labeille Dream Playhouse & Slide Luxury Complete Set – Atap UnguRp16.607 / Hari
-
Labeille Whale Slide – GreenRp5.982 / Hari
-
ELC Lights and Sounds Buggy Driver – PinkRp3.000 / Hari