Pola Asuh kakek nenek vs ayah ibu, mana yang lebih baik? Kehadiran kakek nenek memang penting dalam kehidupan anak-anak, Meskipun begitu, intervensi berlebihan dari pihak mereka berpotensi mempengaruhi hubungan kalian ke depannya, lho, Mam. 

Hubungan antara kakek nenek dan cucu yang terbaik adalah hubungan yang didukung oleh orang tua. Tidak terlalu ikut campur dan membiarkannya berkembang secara natural. 

Tentu saja, ini tidak selalu mudah, terutama jika Mama tidak selalu setuju dengan hal-hal yang dilakukan orang tua Mama. Juga seringkali merasa ide dan tindakan pola asuhnya adalah yang terbaik. 

Berikut beberapa perbedaan pola asuh antara kakek nenek dan ayah ibu, yang tidak sedikit menimbulkan pertentangan di antara keduanya. Disimak baik-baik, ya, Mam! 

Pola Asuh Kakek Nenek vs Ayah Ibu dari Segi Disiplin

pola asuh kakek nenek vs ayah ibu
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash

Percaya atau tidak, kebanyakan orang tua menerapkan pola asuh super ketat kepada anak-anaknya, Mam, sebagaimana dilansir dari laman Bower, anak-anak dituntut untuk mengikuti rutinitas supaya menjadi orang hebat dan sukses di masa depan. 

Mulai dari berperilaku baik, makan makanan sehat, hingga tidur tepat waktu, semua sudah diatur oleh orang tua. Bagi anak-anak, ini bisa terasa sangat melelahkan jika dijalani secara terus-menerus, lho, Mam.

Inilah sebabnya kehadiran kakek nenek menjadi tempat pelarian anak-anak; untuk melegakan perasaan mereka. Saat bersama kakek nenek, anak-anak cenderung merasa lebih aman, disebabkan pola asuh unik yang diterapkan kakek nenek. Tidak terlalu kaku dan ketat bilamana anak-anak melakukan “kesalahan”.

Misal pada waktu makan. Kakek nenek lebih santai ketika meminta anak-anak untuk mencuci piring mereka, membolehkan anak-anak makan junk food, atau menonton televisi sambil makan-minum. Berbeda dengan orang tua yang cenderung lebih ketat terhadap peraturan ini. 

Anak-anak pun akan memandang kakek nenek sebagai seseorang yang bijaksana, ramah-bersahabat, dan menjadi tempat pelarian ketika bermasalah dengan Papa Mama. Ada kemungkinan besar anak-anak lebih mendengarkan nasihat-nasihat dari kakek nenek.

Meski begitu, Mama tidak perlu mengakhawatirkan apakah hubungan Mama dengan anak-anak akan merenggang. Menurut Li dkk (2015) dalam artikel ilmiahnya yang berjudul Children’s Bonding with Parents and Grandparents and Its Associated Factors, dari segi hubungan emosional anak-anak merasa lebih dekat dengan Mama, meski ia sering berinteraksi dengan kakek nenek.

Pola Asuh Kakek Nenek vs Ayah Ibu dari Segi Psikologi

Pola asuh kakek nenek vs ayah ibu
Photo by Kelli McClintock on Unsplash

Akan tetapi, memaklumi perilaku “kurang baik” anak-anak juga bisa merugikan mereka. Mengutip pendapat Dr. Jennifer Hartstein, seorang psikolog anak, remaja, dan keluarga berkewarganegaraan Amerika Serikat, perilaku kakek nenek dalam memanjakan anak-anak secara berlebihan tidak bagus untuk anak-anak. 

Apalagi jika memberikan hadiah tanpa woro-woro. Apakah anak-anak layak untuk menerima hadiah tanpa perlu berusaha — itulah yang dilakukan oleh kebanyakan kakek nenek. Membiarkan anak-anak menikmati kemewahan dengan mudah dan menyenangkan.

Sebagai orang tua, tentu Mama memandang hal ini tidak baik untuk anak-anak dalam jangka panjang. Karena, anak-anak tidak akan pernah belajar bagaimana cara menghargai uang. 

Maka itu, Mama perlu mengutarakan keresahan ini pada kakek nenek, sebisa mungkin dari sekarang. Mintalah kepada mereka dengan santun untuk membatasi pemberian hadiah atau perbuatan memanjakan anak lainnya.

Pola Asuh Kakek Nenek vs Ayah Ibu dari Segi Edukasi

Pola asuh kakek nenek vs ayah ibu
Photo by Elisabeth Wales on Unsplash

Kebanyakan orang tua mendidik anak-anak dengan mendorongnya aktif dalam berbagai kegiatan, entah itu menjadi sukarelawan di sekolah, bintang olahraga, membantu guru dan teman, dan lain sebagainya. Biasanya, orang tua akan membagikan cerita betapa aktif dan prestatifnya mereka di lingkungan, dengan harapan bisa memotivasi anak-anak.

Lain halnya dengan kakek nenek, kebanyakan dari mereka mementingkan metode mendidik anak dengan membacakan kisah-kisah sederhana dan mengulang pelajaran asyik di sekolah kepada anak-anak. 

Mereka pun percaya kalau bermain merupakan sarana terpenting dalam mendidik anak-anak. Mengajaknya pada permainan anak-anak yang populer dan edukatif, seperti bermain rumah-rumahan, bersepeda, menari, dan apapun itu yang dirasakan sangat menyenangkan.

Tapi, menurut Lasota dalam studinya yang mempelajari perbedaan antara cara mengedukasi anak Papa Mama dan kakek nenek, kakek nenek lebih efektif dalam menceritakan pengalaman hidup dengan perspektif yang unik dan mendalam. Papa Mama lebih diperhatikan anak dalam hal keterampilan khusus, nilai sosial, dan moral kehidupan.

Dengan demikian bukankah berarti Papa Mama lebih baik mengajarkan keterampilan khusus kepada anak sedini mungkin, supaya bisa menjadi orang dewasa hebat di masa mendatang?

Misal, dengan menyewa beberapa mainan edukatif di Mamasewa, Mama bisa mengajarkan beberapa keterampilan hidup, seperti membiasakan diri membereskan peralatan sesudah dipakai, mengelola waktu, dan melatih kejujuran. 

Mama bisa menekankan kepada mereka untuk menjaga mainan sewaan sebaik mungkin. Ingatkan dengan lembut dan sabar, apa saja dampak buruk yang akan anak-anak terima ketika tidak melakukan ini sesuai arahan Mama. Seperti ke finansial kekeluargaan misalnya, di mana anak-anak akan kesulitan mendapatkan keinginan berikutnya di masa mendatang.   

Itulah sedikit pembahasan mengenai pola asuh kakek nenek vs ayah ibu, yang pada intinya keduanya sama-sama baik. Tapi akan menjadi hal buruk jika hanya mengandalkan salah satunya. Jadi, sebelum bekerja sama dengan kakek nenek dalam hal pola asuh, usahakan sudah memikirkannya dengan Papa secara matang, ya, Mam!

Tinggalkan Balasan