Apa Itu Executive Function: Komponen dan Strateginya

Kalau di perusahaan ada CEO, otak punya executive function yang mengatur sistem manajemen otak. Dinamakan begitu karena keterampilan ini memang memungkinkan seseorang menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menyelesaikan berbagai hal—termasuk anak-anak. Ketika fungsi eksekutif tidak berkembang dengan baik, anak bisa mengalami berbagai masalah dalam kesehariannya. Lalu, sebenarnya apa itu executive function dan bagaimana cara melatihnya?

Apa Itu Executive Function?

Mengutip Psychology Today, executive function adalah serangkaian proses kognitif dan keterampilan mental yang membantu seseorang untuk merencanakan, memantau, dan melaksanakan tujuannya.

Fungsi eksekutif bekerja layaknya “manajer proyek” yang membangun struktur, mengoordinasikan berbagai tugas, dan menentukan tindakan yang diperlukan agar proyeknya berjalan dengan baik.

Sebaliknya, anak dengan disfungsi eksekutif sering kali kesulitan menganalisis, merencanakan, mengatur, menjadwalkan, dan menyelesaikan tugas—ini membuatnya mudah frustrasi.

Dan seperti tonggak perkembangan lainnya, anak-anak bisa mengalami tantangan atau keterlambatan. Oleh karena itu, memahami bagaimana fungsi ini berkembang sangat penting bagi orang tua agar bisa memberikan stimulasi yang tepat.

Pengembangan Executive Function

Fungsi eksekutif terdiri dari tiga komponen dasar (basic executive function) dan berkembang menjadi enam keterampilan yang lebih kompleks (advanced executive function). Berikut penjelasannya.

Basic Executive Function

Working Memory – Kemampuan menyimpan dan mengelola informasi untuk digunakan dalam menyelesaikan tugas. Contoh: Mengingat instruksi berurutan seperti “lepas sepatu, lalu kembalikan di rak”.
Inhibitory Control – Kemampuan menahan impuls dan mengendalikan diri. Contoh: Menunggu giliran bermain perosotan tanpa menyela antrean.
Cognitive Flexibility – Kemampuan untuk berpikir fleksibel dan beradaptasi dengan perubahan situasi. Contoh: Menerima aturan baru tanpa marah.

Advanced Executive Function (Fungsi Eksekutif Lanjutan)

Planning & Organizing – Kemampuan menyusun strategi dan mengatur langkah-langkah untuk mencapai tujuan. Contoh: Merapikan mainan berdasarkan kategorinya.
Time Management – Kemampuan memperkirakan dan mengelola waktu untuk menyelesaikan tugas. Contoh: Menyelesaikan PR sebelum bermain.
Problem Solving – Kemampuan mencari solusi dalam situasi sulit. Contoh: Memanjat kursi untuk menggapai barang di atasnya.
Attention Control – Kemampuan fokus pada tugas tanpa mudah terdistraksi. Contoh: Tetap menyelesaikan puzzle meskipun temannya bermain mainan lain.
Emotional Regulation – Kemampuan mengelola emosi dan menenangkan diri saat menghadapi frustrasi. Contoh: Tidak tantrum saat permintaannya tidak dituruti.
Self-Monitoring – Kemampuan mengevaluasi tindakan sendiri dan memperbaikinya jika perlu. Contoh: Menyadari kesalahan saat mengerjakan PR dan mencoba memperbaikinya sendiri.

Strategi untuk Meningkatkan Executive Function

Executive function tidak berkembang secara instan, tetapi perlu dilatih dan distimulasi secara konsisten. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mengembangkan keterampilan ini sejak dini.

1. Luangkan Waktu untuk Membangun Hubungan dengan Anak

Anak-anak yang memiliki koneksi emosional yang kuat dengan orang tuanya dilaporkan mampu menunjukkan kemajuan yang lebih besar. Itu karena anak merasa aman dan dicintai sehingga lebih mudah belajar mengelola emosi, mengatur diri, dan mengikuti instruksi. Tipsnya:

Luangkan quality time setiap hari, meskipun hanya 10–15 menit, untuk berbicara dan bermain dengan anak tanpa gangguan gadget.
Berikan perhatian penuh saat anak berbicara agar mereka merasa dihargai.
Gunakan momen sehari-hari, seperti saat makan atau menjelang tidur, untuk mengobrol dan mendengarkan cerita anak.

2. Berikan Contoh yang Baik

Anak belajar banyak dengan mengamati perilaku orang tua. Jika orang tua mampu mengatur waktu, mengelola emosi, dan berpikir sebelum bertindak, anak akan meniru keterampilan ini. Tipsnya:

Saat menghadapi masalah, tunjukkan cara berpikir yang terstruktur. Misalnya saat kehabisan bahan makanan, Mama bisa membuat daftar belanja supaya tidak ada yang terlewat.
Jika merasa kesal, tunjukkan cara menenangkan diri, seperti dengan menarik napas dalam dan berkata, “Mama merasa sedikit kesal, jadi ibu akan bernapas dulu supaya lebih tenang.”
Ajarkan anak pentingnya membuat rencana sebelum bertindak, seperti merapikan tas sekolah di malam hari agar tidak terburu-buru keesokan paginya.

3. Ciptakan Lingkungan yang Mendukung

Anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk membantu mereka belajar mengatur diri. Ruang yang belajar dan bermain yang terstruktur serta rutinitas yang konsisten dapat meningkatkan keterampilan organisasi dan pengambilan keputusan. Tipsnya:

Sediakan area khusus untuk aktivitas tertentu. Misalnya rak untuk menyimpan mainan agar anak terbiasa merapikan barangnya sendiri.
Buat jadwal harian yang jelas. Misalnya waktu untuk makan, bermain, dan tidur supaya anak belajar mengatur waktu.
Gunakan checklist sederhana untuk membantu anak mengingat tugas-tugasnya.

4. Gunakan Permainan sebagai Metode Belajar

Bermain adalah cara paling menyenangkan untuk melatih executive function. Banyak permainan yang dapat membantu anak mengembangkan memori kerja, kontrol impuls, dan fleksibilitas kognitif. Permainan yang disarankan adalah:

Freezegame — anak-anak menari mengikuti musik dan kemudian membeku saat musik berhenti. Setelah memahami aturan dasarnya, Mama bisa menambahkan aturan yang lebih rumit, seperti menari cepat mengikuti musik cepat, menari perlahan mengikuti musik lambat, dan membeku saat musik berhenti.
Puzzle dan board games seperti Uno atau Jenga – meningkatkan keterampilan memecahkan masalah dan perencanaan.
Permainan imajinatif seperti pretend play – membantu anak berpikir fleksibel dan merencanakan tindakan.

5. Libatkan Seluruh Anggota Keluarga untuk Mendukungnya

Guru pertama anak adalah orang tuanya. Namun, perkembangan anak tidak hanya bergantung pada orang tua, tetapi juga anggota keluarga lainnya—it takes a village to raise a child. Manfaatnya, dengan melibatkan seluruh keluarga, anak mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk melatih keterampilan ini. Tipsnya:

Dorong kakak untuk membantu adik memahami aturan permainan atau mengatur alur permainan.
Libatkan seluruh keluarga dalam pengambilan keputusan sederhana, misalnya memilih menu makan malam atau menentukan kegiatan akhir pekan bersama.
Berikan kesempatan anak untuk berbicara dan menyampaikan pendapatnya saat ada diskusi keluarga.

Jadi, itulah mengenai apa itu executive function dan semua hal yang perlu Mama tahu. Dan seperti yang Mama baca, untuk menstimulasinya, Mama bisa memanfaatkan berbagai mainan yang tersedia di Mamasewa. Yuk, cek koleksi selengkapnya di sini!