Bayi yang biasanya tidur nyenyak, tiba-tiba jadi sering terbangun dan menangis setiap diletakkan? Bisa jadi si kecil memang sedang mengalami sleep regression. Meski membuat Mama kewalahan, tapi sebenarnya ini fase yang normal. Yuk, simak pembahasan mengenai sleep regression pada bayi, apa penyebabnya, serta bagaimana cara mengatasinya agar semua orang bisa tidur nyenyak lagi berikut ini!

Apa Itu Sleep Regression pada Bayi?

Sleep Regression pada Bayi

Sleep regression adalah fase ketika bayi yang sebelumnya tidur nyenyak tiba-tiba mengalami kesulitan tidur, sering terbangun di malam hari, atau menolak tidur siang. Perubahan ini biasanya terjadi secara mendadak dan bisa berlangsung selama beberapa minggu.

Yang perlu Mama tahu, sleep regression bukan gangguan tidur, melainkan bagian dari tumbuh kembang bayi yang berkaitan dengan lonjakan perkembangan otak, keterampilan motorik, atau perubahan pola tidur.

Fase ini umumnya terjadi pada usia tertentu, yaitu sekitar 4 bulan, 6 bulan, 8–10 bulan, 12 bulan, 18 bulan, dan 24 bulan—yang setiap fasenya sering kali berkaitkan dengan milestone perkembangan anak. Meski begitu, tidak semua bayi mengalami sleep regression pada usia yang sama.

Baca Juga: Bahaya Anak Tidur Terlalu Malam: Dampak Negatif dan Cara Mengatasinya

Penyebab Sleep Regression pada Bayi

Sleep regression bisa terjadi karena berbagai faktor yang memengaruhi pola tidur bayi. Berikut adalah beberapa penyebab utamanya.

1. Perkembangan Otak yang Pesat

Sleep Regression pada Bayi

Saat bayi mengalami lonjakan perkembangan kognitif, otaknya menjadi lebih aktif. Perkembangan ini dapat menyebabkan gangguan tidur sementara dan membuat si kecil lebih sering terbangun di malam hari dan mungkin kesulitan untuk kembali tidur.

2. Kemampuan Motorik Baru

Bayi yang sedang belajar keterampilan motorik baru, seperti tengkurap, merangkak, atau bahkan berdiri, mungkin mengalami sleep regression karena tubuhnya begitu bersemangat untuk mencoba gerakan baru ini. Rupanya, perkembangan fisik yang sangat pesat ini bisa memengaruhi kualitas tidurnya.

Baca Juga: 9 Tips agar Bayi Tidur Nyenyak di Malam Hari

3. Kecemasan akan Perpisahan 

Sekitar usia 8 hingga 10 bulan, bayi mulai menunjukkan tanda-tanda separation anxiety. Mereka mungkin menjadi lebih terikat pada orang tua atau pengasuh dan merasa takut ketika tidak melihat mereka. Kecemasan ini adalah bagian dari perkembangan emosional anak yang membantunya mengembangkan ikatan yang lebih kuat dengan orang tua—meskipun hal ini bisa menyebabkan gangguan tidur.

4. Perubahan Pola Tidur

Seiring bertambahnya usia, kebutuhan tidur bayi berubah. Pada usia sekitar 6 bulan, bayi mulai membutuhkan lebih sedikit tidur siang dan lebih banyak tidur malam. Fase transisi ini juga bisa memengaruhi kualitas tidur bayi dan membuatnya sering terbangun di malam hari.

5. Perubahan Jadwal atau Rutinitas

Perubahan dalam rutinitas harian, seperti mulai memasuki masa MPASI, potty training, atau pindah tidur dari baby box ke kasur juga bisa menyebabkan sleep regression pada bayi. Selain itu, momen perayaan, kunjungan keluarga, traveling, dan segala macam aktivitas yang membuat rutinitas tidur menjadi tidak teratur juga dapat menyebabkan bayi merasa bingung dan terjaga lebih lama.

Baca Juga: Nap Training: Manfaat dan Cara Memulainya

6. Stimulasi Berlebihan

Terlalu banyak stimulasi (overstimulasi) sebelum tidur juga bisa memicu sleep regression pada bayi. Bayi yang terstimulasi secara berlebihan cenderung kesulitan untuk “bersantai” dan mempersiapkan tubuhnya untuk tidur di malam hari.

7. Kondisi Fisik

Selain hal-hal di atas, sleep regression juga mungkin bisa disebabkan oleh hal-hal lain, seperti nyeri tumbuh gigi, rasa lapar, atau refluks. Selain itu, bayi juga mungkin kesulitan tidur atau terbangun di malam hari karena mereka belum memiliki kebiasaan tidur yang baik atau pola tidur yang konsisten.

Baca Juga: Bayi Meninggal Tertindih Ibu, Benarkah Co-sleeping Berbahaya?

Cara Mengatasi Sleep Regression pada Bayi

Sleep Regression pada Bayi

Setelah memahami penyebab-penyebabnya, Mama bisa menerapkan beberapa tips berikut untuk mengatasi sleep regression pada bayi:

  1. Membangun rutinitas tidur yang konsisten adalah kunci karena bisa membuat bayi merasa lebih nyaman dengan pola yang dapat diprediksi.
  2. Ciptakan lingkungan tidur yang nyaman dengan mengatur suhu yang tepat, pencahayaan yang redup, dan suasana yang tenang. Beberapa bayi merasa lebih tenang dengan suara white noise.
  3. Jika si kecil mulai menunjukkan tanda-tanda lelah, seperti mengusap mata, menguap, atau menjadi lebih rewel, segera mulai rutinitias tidur untuk mencegah gangguan tidur lebih lanjut.
  4. Usahakan untuk mematuhi waktu tidur yang sesuai dengan usia bayi.
  5. Ciptakan waktu tenang sebelum tidur dengan aktivitas yang menenangkan, seperti mendengarkan musik lembut, berbicara pelan, atau memberi pijatan ringan.
  6. Jika sleep regression terjadi bersamaan dengan gejala fisik lain seperti demam, pilek, atau tumbuh gigi, pastikan untuk memeriksakan bayi ke dokter.
  7. Cobalah untuk tetap tenang dan memberikan kenyamanan pada si kecil untuk melewati fase ini.

Itulah ulasan mengenai penyebab sleep regression pada bayi dan cara mengatasinya. Untuk membangun kebiasaan tidur yang baik, Mama bisa memulainya sedini mungkin. Salah satu caranya adalah dengan menyewa baby box di Mamasewa

Selain lebih nyaman, ini juga melatih si kecil supaya lebih mandiri, sekaligus menjamin keamanannya. Yuk, amankan stoknya!

Tinggalkan Balasan