Tahap-tahap perkembangan si Kecil di tahun pertamanya terasa sangat cepat ya, Mam. Ketika si Kecil mulai memasuki fase belajar berjalan, ada banyak hal yang perlu Mama siapkan. Salah satu yang paling penting adalah stimulasi berjalan untuk si Kecil.
Stimulasi merupakan sebuah dorongan atau rangsangan yang dapat membuat si Kecil lebih aktif dan cepat dalam memproses kemampuan baru. Maka dari itu, untuk mendukung perkembangannya yang sangat pesat, Mama perlu memberikan stimulasi berjalan.
Selain memberikan stimulasi berjalan, Mama juga perlu memahami berbagai tahapan, rintangan, dan pantangan apa saja yang ada dalam fase berjalan. Hal ini berguna untuk mengantisipasi dan mempersiapkan apa yang harus Mama lakukan untuk mendukung penuh perkembangan si Kecil.
Berikut Mamasewa telah rangkum semua informasinya, semoga berguna untuk para Mama yang sedang mendampingi si Kecil untuk belajar berjalan.
Kapan Waktu yang Tepat Memberikan Stimulasi Berjalan?
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), seorang anak umumnya mulai berjalan sekitar usia 12 bulan. Namun hal ini dapat terjadi lebih awal atau lebih lambat tergantung pada perkembangan masing-masing anak. Sebagai pengingat untuk Mama agar tidak khawatir, setiap anak memiliki garis waktu perkembangan yang berbeda-beda.
Mama dapat membantu perkembangan si Kecil dengan memberikan stimulus berjalan di waktu yang tepat. Tapi perlu diingat bahwa jangan sampai ada paksaan kepada si Kecil ya, Mam. Semua membutuhkan proses, termasuk si Kecil yang mustahil beralih dari duduk ke berjalan hanya dalam waktu semalam.
Tips Membantu Stimulasi Berjalan Si Kecil
1. Mulai Stimulasi Berjalan Lebih Awal
Ketika dipegang atau digendong dalam posisi tegak, kebanyakan bayi akan mulai menopang dirinya sendiri dengan kaki pada usia sekitar 4 hingga 5 bulan. Namun, tak menutup kemungkinan bahwa si Kecil juga akan menekuk lutut dan memantulkan dirinya ke atas dan ke bawah.
Aktivitas berdiri tahap awal ini membuat si Kecil terbiasa berdiri di atas kakinya dan dapat mulai membangun otot di kaki dan pinggul. Mama perlu memperhatikan bahwa pada tahap ini si Kecil belum bisa menopang dirinya secara mandiri, diperlukan sebuah pegangan atau gendongan yang benar-benar erat dan aman untuk menjaga keseimbangannya.
2. Tawarkan Dukungan di Waktu yang Tepat
Jika Mama termasuk orang tua yang mudah khawatir dan cemas saat melihat si Kecil mengeksplorasi dunianya terutama saat belajar berjalan, Mama tidak sendiri. Sering kali Mama akan reflek mengulurkan tangan dengan tujuan untuk menangkapnya dari depan dan memberikan motivasi agar segera menyelesaikan langkahnya.
Kebanyakan orang tua percaya bahwa ini adalah cara yang baik untuk menawarkan dukungan ketika si Kecil belajar berdiri. Sayangnya, hal tersebut justru membuat si Kecil memiringkan tubuhnya ke arah depan.
Coba Mama perhatikan. Ketika si Kecil mulai belajar berjalan, ia akan terlihat melangkah dengan cepat dan seolah-olah akan jatuh. Padahal ini karena ia masih belum seimbang dan berusaha mengejar pusat gravitasi secara mandiri. Mama perlu membiarkannya agar dapat melatih kaki mereka tetap kokoh di tanah dan membantu membangun kekuatan otot serta tulang.
3. Stimulasi Berjalan dengan Memperluas Area Jelajahnya
Saat si Kecil sudah mulai terbiasa untuk berusaha berdiri, ia akan mulai menyusuri rumah melalui berbagai perabotan yang dapat ia dijadikan pegangan. Mama dapat memberikan stimulasi berjalan dengan meletakkan mainan di luar jangkauan si Kecil.
Mau tidak mau si Kecil harus bergerak lebih jauh dan merangsangnya untuk berpindah tempat dengan berdiri. Kegiatan ini dapat memperkuat otot pinggul dan pahanya. Seiring berjalannya waktu si Kecil akan menjadi lebih stabil dengan berat badannya.
4. Bertelanjang Kaki Termasuk Stimulasi Berjalan yang Baik
Terapis anak umumnya merekomendasikan agar Mama membiarkan si Kecil bertelanjang kaki sesering mungkin. Di usianya, si Kecil lebih mengandalkan ‘perasaan’ untuk membimbingnya berjalan dengan merasakan tanah atau lantai secara langsung.
Dengan begitu mereka dapat menyesuaikan keseimbangan berdiri sesuai kebutuhan. Permukaan tanah atau lantai yang tidak selalu rata memerlukan penggunaan sendi, otot, dan postur yang berbeda. Si Kecil tidak dapat merasakan hal-hal tersebut saat ia menggunakan sepatu. Hal ini dapat menghambat proses belajar berjalannya.
5. Gunakan Alat Bantu yang Menyenangkan dan Edukatif
Di Indonesia masih banyak orang tua yang mempercayai bahwa penggunaan baby walker dapat mempercepat proses belajar berjalan si Kecil. Sebaliknya, penelitian mengatakan bahwa baby walker ternyata sangat berbahaya bagi si Kecil.
Push walker bisa menjadi alternatif terbaik yang dapat dipilih Mama untuk membantu proses belajar berjalan si kecil. Selain lebih aman, push walker biasanya dilengkapi dengan berbagai mainan yang menyenangkan dan dapat menambah aktivitas si Kecil.
Mama tak perlu bingung, Mamasewa menyediakan berbagai macam push walker yang dapat membantu stimulasi berjalan si Kecil jauh lebih lancar dan aman. Semua kualitas barang yang ada di Mamasewa juga berkualitas tinggi dengan harga yang sangat terjangkau. Jadi Mama tak perlu lagi bimbang harus membeli perlengkapan si Kecil yang mahal dan hanya digunakan sesaat. Mamasewa hadir sebagai solusi terbaik.
Itulah beberapa tips stimulasi berjalan yang dapat Mama terapkan untuk mendukung perkembangan optimal si Kecil. Selalu semangat mendampingi tumbuh kembang si Kecil ya, Mam!