Setelah kasus ini viral di media sosial X, Polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku child grooming yang telah melakukan tindak asusila terhadap anak di bawah umur.
Bagi Mama yang tidak mengikuti kasusnya, pelaku dan korban mulanya berkenalan lewat fitur chat di Mobile Legend lalu meneruskan percakapan via WhatsApp. Seiring dengan berjalannya waktu, pelaku berhasil memikat korban dan melancarkan aksinya.
Supaya Mama lebih waspada terhadap child grooming, dampak, hingga cara mengatasinya, Mama harus baca artikel ini sampai selesai!
Apa Itu Child Grooming?
Mengutip laman National Society of Prevention of Cruelty to Children, child grooming termasuk tindakan pelecehan seksual oleh orang dewasa terhadap anak di bawah umur. Modus aksi ini diawali dengan pelaku yang berusaha membangun kepercayaan secara emosional dengan korbannya.
Selanjutnya, mereka akan berusaha memanipulasi bahkan mengeksploitasi emosi korban sehingga membuat korban terpuruk secara psikis dan akhirnya mau menuruti permintaanya.
Child grooming bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan dilakukan oleh siapa saja. Mulai dari orang asing sampai sampai kerabat dekat. Biasanya butuh waktu yang cukup lama untuk membangun kedekatan dengan korban hingga pelaku bisa leluasa melancarkan aksinya.
Dampak Child Grooming pada Anak
Selama ini, anak-anak selalu diajari untuk menghormati orang yang lebih tua. Memang tidak salah, tapi pelaku child grooming bisa memanfaatkan peluang ini untuk memanipulasi korbannya.
Itu sebabnya anak yang mengalami child grooming akan mengalami perasaan yang campur aduk dan sulit untuk menjelaskannya pada orangtua atau orang dewasa lain di sekitarnya.
Akibatnya, korban bisa mengalami dampak-dampak seperti berikut ini:
- Berpikir seolah mereka memiliki hubungan khusus dengan pelaku sehingga merasa bertanggung jawab atas kebutuhan emosi pelaku.
- Merasa bingung dan takut akan dihukum, atau disalahkan atas perbuatannya sehingga korban lebih memilih untuk merahasiakannya.
- Merasa cemas, sulit berkonsentrasi, dan akhirnya menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
- Mudah marah atau meledak emosinya karena mungkin merasa depresi bahkan trauma.
BACA JUGA: 10 Ide Deep Talk Bareng Anak, Mulai yang Ringan Sampai Serius
Apa yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Mencegah Child Grooming?
Ada berbagai cara yang bisa Mama lakukan untuk mencegah kasus child grooming menyasar buah hati kita. Berikut di antaranya:
- Menjaga data pribadi anak baik itu nama, usia, sekolah, dan sebagainya. Bahkan kalau perlu atur akun media sosial anak dalam mode private.
- Cek aplikasi yang digunakan anak secara berkala. Kalau perlu hanya orangtua yang memiliki izin untuk menginstal aplikasi.
- Blokir situs atau kalimat pencarian tertentu yang bisa mengarah ke aksi pelecehan seksual maupun tindak kekerasan lainnya.
- Terus ingatkan anak bagaimana cara menjaga privasi di internet.
- Pastikan anak mendapat kasih sayang yang cukup sehingga tidak ‘mencarinya’ ke orang asing di luar sana.
- Kenali circle pertemanan anak dan ajarkan mereka batasan yang boleh atau tidak boleh dibagikan/dilakukan pada temannya.
- Biasakan membangun komunikasi terbuka agar anak tidak ragu menceritakan hal-hal aneh atau yang membuatnya tidak nyaman.
- Kenalkan pada anak apa itu child grooming dengan menjelaskan ciri-cirinya.
- Berikan pendidikan seksual pada sesuai dengan tahapan usianya. Mulai dari konsesi sampai cara melindungi diri kalau ada orang yang berniat jahat kepada mereka.
- Ajarkan anak untuk mengenal batasan-batasan dalam berelasi, baik itu dengan orang asing maupun kerabat sendiri.
Cara Mengatasi Anak yang Menjadi Korban Child Grooming
Modus kejahatan seksual pada anak semakin beragam. Itu sebabnya sebagai orangtua Mama harus lebih waspada dan tahu bagaimana cara bersikap. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi kasus child grooming.
- Dengarkan cerita korban dengan seksama dan beritahu mereka bahwa mereka sudah melakukan hal yang benar karena sudah menceritakannya.
- Katakan bahwa ini bukan kesalahannya dan jangan pernah menyalahkan korban atas hal ini.
- Minta anak untuk membatasi interaksi dengan pelaku meski pelaku terus memaksa.
- Tanyakan pada anak apakah mereka menyimpan bukti tindakan child grooming, baik berupa pesan, tangkapan layar, voice note atau lainnya
- Simpan bukti tersebut dan segera laporkan kasus ini ke pihak berwenang.
Mam, itulah pelajaran yang bisa kita petik hikmahnya dari kasus child grooming yang viral beberapa waktu belakangan ini. Pastikan Mama selalu mengupdate berita terbaru dari Mamasewa, baik informasi seputar parenting, koleksi terbaru, hingga promo menarik.