Gangguan tidur pada anak perlu Mama waspadai. Pasalnya, tidur merupakan kesempatan bagi tubuh untuk menyimpan energi, memulihkan ritme, meningkatkan pertumbuhan fisik, dan mendukung perkembangan mental anak.

Nah, konsekuensi yang paling umum jika anak kurang tidur adalah rasa kantuk di siang hari. Namun, rasa kantuk pada anak-anak umumnya bermanifestasi menjadi banyak hal, seperti mudah tersinggung, masalah perilaku, kesulitan belajar, hingga prestasi akademik yang buruk. 

Jenis-jenis Gangguan Tidur pada Anak

Mendapatkan tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan anak, tetapi hampir 50% anak-anak mengalami masalah tidur di beberapa titik perkembangannya.

Memang pada umumnya akan membaik dengan sendirinya. Namun, juga bisa berkembang menjadi gangguan tidur (sleep disorder) jika tidak mendapatkan intervensi yang tepat. Berikut adalah 11+ macam jenis gangguan tidur pada anak yang perlu Mama ketahui.

BACA JUGA: BAHAYA ANAK TIDUR TERLALU MALAM: DAMPAK NEGATIF DAN CARA MENGATASINYA

1. Sleep Apnea

Gangguan Tidur pada Anak

Sleep apnea adalah kondisi di mana anak berhenti bernapas selama beberapa detik saat tidur. Dalam kebanyakan kasus, anak tidak menyadari hal ini dan biasanya disertai dengan dengkuran yang cukup keras, tidur dengan mulut terbuka, dan mengantuk di siang hari.

Sleep apnea sendiri memiliki beberapa jenis jika dilihat dari faktor penyebabnya, yaitu:

  • Obstructive Sleep Apnea (OSA): terjadi ketika jaringan di tenggorokan menghalangi jalannya udara saat tidur. 
  • Central Sleep Apnea (CSA): yang terjadi akibat kegagalan otak dalam mengirimkan sinyal yang tepat ke otot-otot yang mengendalikan pernapasan.
  • Kombinasi antara OSA dan CSA.

2. Insomnia

Insomnia adalah salah satu gangguan tidur yang paling umum. Pada anak-anak, insomnia dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu:

  • Behavioral insomnia: ditandai dengan ketidakmampuan anak untuk tertidur dan/atau tetap tertidur karena beberapa alasan. Kondisi ini terbagi lagi menjadi dua macam, yaitu:
    • Sleep-onset association type: tidak bisa atau enggan tidur atau tidur kembali tanpa adanya kondisi tertentu, seperti harus ditemani orang tuanya.
    • Limit-setting type: terjadi ketika orang tua gagal menetapkan batasan yang tepat, seperti dengan membiarkan anak tidur bersama orang tuanya saat menolak untuk tidur.
  • Conditioned insomnia: terjadi ketika anak merasa cemas akan sesuatu sehingga mencegah anak untuk tidur atau tetap tertidur.
  • Gangguan tidur sementara: terjadi karena ada perubahan rutinitas normal, seperti sedang bepergian, sakit, atau kejadian yang berkesan.

3. Sleep Refusal

Sleep refusal atau bedtime struggle adalah kondisi dimana anak menolak untuk tidur dengan cara menarik perhatian orang tuanya. Misalnya meminta sesuatu  berulang-ulang, seperti minum, pergi ke toilet, atau dinyanyikan lagu.

BACA JUGA: 7 PENYEBAB BAYI SUSAH TIDUR, LENGKAP DENGAN CARA MENGATASINYA

4. Restless Legs Syndrome

Gangguan Tidur pada Anak

Sindrom kaki gelisah, yang juga dikenal sebagai penyakit Willis-Ekbom, adalah kondisi yang membuat anak merasakan sensasi tidak menyenangkan di kakinya sehingga mereka terus menggerak-gerakkannya. Kondisi ini banyak terjadi pada anak-anak dengan ADHD.

5. Parasomnia

Parasomnia adalah gangguan yang menyebabkan perilaku tidak biasa atau abnormal saat hendak tidur, tidur, atau bangun, seperti:

  • Sleep walking atau somnambulisme: anak berjalan atau melakukan gerakan kompleks lainnya saat tertidur.
  • Sleep talking: anak mengucapkan beberapa kata hingga percakapan lengkap padahal sedang tidur.
  • Night terrors: anak tiba-tiba terbangun lalu berteriak, tampak bingung, mata terbelalak, dan terlihat sangat ketakutan. Namun, tidak mengingatnya ketika bangun.
  • Nightmares: anak bermimpi buruk sehingga menyebabkan mereka merasa cemas atau takut. Sering kali, anak masih mengingatnya bahkan bisa menceritakannya ketika bangun.
  • Arousal disorder: mirip dengan ngelindur, ketika ini terjadi anak bisa tiba-tiba bangun tapi perilakunya aneh, berbicara ngelantur, atau tidak responsif.
  • Sleep paralysis: alias tindihan, biasanya ini terjadi dalam beberapa detik hingga beberapa menit dan dapat disertai dengan halusinasi yang cukup jelas. Itu kenapa orang zaman dulu sering kali mengaitkannya dengan hal gaib.

6. Hipersomnia

Anak hipersomnia mengalami rasa kantuk berlebihan di siang hari (excessive daytime sleepiness). Sering kali kondisi ini tidak terdiagnosis karena dianggap tidak serius. Namun, anak-anak dengan hipersomnia biasanya menunjukkan gejala yang bertentangan, seperti hiperaktif, gelisah, dan agresif.

BACA JUGA: 11 MANFAAT TIDUR SIANG UNTUK ANAK AGAR PERTUMBUHAN OPTIMAL

7. Bruxism

Bruxism mengacu pada kebiasaan menggertakkan gigi berulang kali ketika tidur. Jika terjadi pada malam hari, ini bisa mengganggu tidur anak. Selain itu, bruxism juga bisa menyebabkan sejumlah gejala menyakitkan, seperti sakit kepala, kerusakan gigi, dan cedera otot rahang.

8. Delayed Sleep Phase Syndrome

Delayed Sleep Phase Syndrome juga dikenal sebagai sindrom “remaja mengantuk”, ditandai dengan pergeseran ritme sirkadian atau jam biologis dari normalnya. Anak-anak dengan gangguan ini tidak bisa tidur atau tetap tertidur hingga beberapa jam dibanding waktu tidur normal pada umumnya.

Membuat mereka tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang. Akibatnya, mereka sering terlambat pergi ke sekolah.

9. Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur yang disebabkan oleh kelainan otak, di mana bagian otak yang bertugas mengatur aktivitas dan keseimbangan tidur tidak berfungsi.

Anak dengan narkolepsi mungkin terbangun dengan perasaan segar, tetapi setelah beberapa jam, mereka mungkin merasa seperti tidak tidur selama berhari-hari sehingga menyebabkan rasa kantuk berlebihan di siang hari.

BACA JUGA: 10 REKOMENDASI BOX BAYI TERBAIK, MAMA BARU HARUS PUNYA!

10. Bed Wetting

Gangguan Tidur pada Anak

Mengompol biasanya terjadi di sepertiga awal waktu tidur dan membuat anak bangun mendadak. Kondisi ini mungkin kerap dialami anak-anak yang masih dalam tahap toilet training, tapi pada anak yang lebih besar ini biasanya berhubungan dengan kesulitan mereka mengontrol fungsi kandung kemih.

11. Sindrom Kleine-Levin (KLS)

Jenis gangguan tidur pada anak yang terakhir adalah Klein-Levin Syndrome. Ini termasuk gangguan tidur langka yang ditandai dengan episode tidur berlebihan. Bisa hingga 20 jam sehari, dan disertai dengan perubahan perilaku serta disfungsi kognitif.

BACA JUGA: BAYI MENINGGAL TERTINDIH IBU, BENARKAH CO-SLEEPING BERBAHAYA?

Tips Mencegah dan Mengatasi Gangguan Tidur pada Anak

Gangguan tidur pada anak tidak terjadi begitu saja, maka dari itu Mama bisa mencegah dan mengatasinya dengan menggunakan pendekatan yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah awal yang bisa Mama lakukan.

  1. Membuat rutinitas tidur dan melakukannya secara konsisten.
  2. Menjadikan kamar sebagai zona bebas gadget, ini juga untuk mengurangi paparan blue screen yang membuat anak susah tidur.
  3. Meningkatkan kebersihan tidur, seperti menggosok gigi, cuci kaki tangan, ganti baju, dan membersihkan kasur dengan UV vacuum cleaner sebelum tidur.
  4. Mengurangi pemicu stres yang bisa memengaruhi kesehatan mental anak karena ini sering membuat anak mengalami masalah tidur.
  5. Mengoptimalkan ruang tidur, seperti dengan menjaga suhu ruangan, mematikan lampu, dan mengendalikan kebisingan.

Mam, itulah macam-macam gangguan tidur pada anak beserta cara untuk mencegahnya. Kalau Mama mau sewa box bayi supaya si kecil bisa tidur lebih nyenyak, aman, dan tenang, sewanya harus di Mamasewa. Selain banyak pilihan, kami pastikan kebersihan produknya terjamin. Yuk, cek koleksi selengkapnya hanya di www.mamasewa.com!

Tinggalkan Balasan