Korban bullying biasanya menunjukkan perubahan perilaku yang cukup signifikan. Misalnya jadi enggan beraktivitas, suasana hatinya buruk, hingga pola tidur yang berantakan. Jika begitu, orangtua sebaiknya tidak tinggal diam dan segera menanyakan masalah apa yang terjadi. Kalau benar akibat perundungan, maka inilah cara menghadapi korban bullying yang Mama harus tahu. Yuk simak! 

1. Tanggapi Ceritanya dengan Serius

Kebanyakan korban bullying merasa sulit dan berat untuk menceritakan apa yang mereka hadapi. Entah karena takut, malu, atau tak ingin menyakiti hati.

Maka saat anak mau terbuka soal apa yang ia alami, orangtua harus mampu memberikan respon yang tepat dan menanggapinya dengan serius. Bukan malah menganggapnya berlebihan, menghakimi, melabeli, apalagi mengabaikannya.

Hal seperti itu malah membuat anak semakin merasa tertekan dan helpless.

2. Berikan Rasa Aman

Hal yang paling dibutuhkan oleh korban bullying adalah rasa aman. Itu sebabnya sebagai orangtua, Mama dan Papa harus mampu memberikan perlindungan yang aman bagi si kecil.

Beri mereka kesempatan untuk menceritakan semua kejadian yang telah mereka alami. Dengarkan dengan tenang dan jangan ikut tersulut. Dengan begitu, Mama dan Papa bisa membantu anak untuk mendapatkan keadilan.

Selain itu, pastikan Mama selalu mendampingi anak untuk mencegah tindakan perundungan berulang. Mungkin tidak bisa selalu hadir secara fisik, namun pastikan saat anak butuh bantuan Mama dan Papa siap meluncur.

3. Beri Arahan Bagaimana Menghadapi Pelaku Bully

Seperti yang sempat disinggung. Orangtua mungkin tidak bisa selalu mendampingi anaknya. Misalnya saat di sekolah. Tidak mungkin orangtua menunggu mereka di depan kelas hanya untuk memastikan mereka aman. Selain mengganggu, ini juga membuat anak malu.

Sebagai gantinya, ajari anak bagaimana harus bersikap di depan pelaku. Misalnya dengan berani menatap mata, postur tubuh tegak, berbicara dengan tegas, dan berani berkata tidak.

4. Mengajarkan Anak Melindungi Diri Bukan Membalas

Para psikolog sepakat bahwa oranagtua sebaiknya tidak mendorong anak mereka untuk membalas pelaku bullying. Tetapi ajari mereka untuk melindungi diri. Keduanya sangat berbeda.

Secara konsep, membalas terkesan lebih kejam. Bagi anak-anak yang belum mampu memahaminya, cara ini malah bisa menimbulkan masalah lainnya. Oleh karena itu, dorong mereka untuk melindungi diri. Bisa dengan menghindari pelaku, melawan, atau melaporkannya pada guru atau orang dewasa lainnya.

5. Pantau Keadaan Anak

Kalau kondisi anak tidak kunjung membaik bahkan semakin mengkhawatirkan, ini mungkin saatnya Mama dan Papa untuk turun tangan. Caranya bisa dengan melakukan mediasi lewat pihak sekolah dan mendapat bantuan psikolog untuk mengobati trauma anak.

Cara pendeknya, Mama bisa secara aktif menanyakan kondisi anak, misalnya “Bagaimana hari ini?”, “Apa semua baik-baik saja?”, dan sejenisnya. 

6. Lakukan Komunikasi dengan Pelaku Bullying

Kalau aksi bullying ini memang terbukti benar dan memberikan dampak buruk bagi anak, maka Mama dan Papa berhak untuk meminta pihak sekolah melakukan mediasi dengan pelaku bullying dan keluarganya.

Dari situ, Mama dan Papa bisa bertanya apa motif dan tujuan tindak perundungan tersebut. Pihak sekolah pun bisa memberikan pengertian bahwa tindakan tersebut bisa menyakiti, mencederai, bahkan menyebabkan korbannya mengalami gangguan. Atau bahkan memberikan sanksi yang sesuai.

Proses ini sekaligus menjadi alarm bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan dan mendisiplinkan murid-muridnya.

7. Bertindak Tegas Sesuai Ketentuan Hukum

Kalau dirasa pihak sekolah gagal melakukan mediasi atau kejadian ini kembali terulang, maka Mama dan Papa sebaiknya tidak ragu untuk menempuh jalur hukum.

Hanya dengan mengambil langkah tegas sesuai ketentuan hukum, pelaku bisa menerima sanksi dan mendapatkan efek jera. Harapannya ini bisa menghentikan perbuatannya yang tidak dapat dibenarkan.

Hati orangtua mana yang tak remuk saat mengetahui anak yang begitu disayangi menjadi korban perundungan. Itulah beberapa cara menghadapi korban bullying yang bisa Mama lakukan untuk si kecil. Tetap berikan yang terbaik dan dampingi anak melewati ini semua. Seperti Mamasewa yang senantiasa mendampingi perjalanan Mama dan si kecil dengan menyediakan berbagai perlengkapan bayi dan anak sesuai tahap usianya. Mulai dari tempat tidur bayi, push walker untuk belajar berjalan, sepeda, maupun mainan edukatif lainnya.

Tinggalkan Balasan