Pernah nggak, Mama bingung saat anak tantrum atau marah hanya karena hal sepele? Anak-anak memang masih belajar memahami dan mengelola emosinya. Sayangnya, kemampuan ini bukan “setelan pabrik”, tapi harus dilatih dengan konsisten supaya anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih tenang, empatik, dan tangguh dalam menghadapi tantangan. Maka dari itu, yuk, kita bahas manfaat melatih keterampilan regulasi emosi dan bagaimana caranya!
Apa Itu Keterampilan Regulasi Emosi?
Regulasi emosi adalah kemampuan anak untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosinya dengan cara yang sehat. Ini termasuk bagaimana mereka menenangkan diri saat marah, mengungkapkan kesedihan tanpa meledak-ledak, atau tetap tenang saat merasa frustrasi.
Kemampuan ini tidak hanya penting untuk kesehatan mental anak, tapi juga berpengaruh besar pada hubungan sosial, prestasi akademik, dan kesejahteraan jangka panjang.
Regulasi emosi sendiri bukan sesuatu yang instan dikuasai anak. Dibutuhkan waktu, contoh nyata dari orang tua, dan lingkungan yang mendukung untuk membantu anak membangun keterampilan ini secara bertahap.
Baca Juga: Cara Menghadapi Anak yang Sering Menangis Menurut Ahli, Wajib Simak!
Mengapa Anak Perlu Dilatih untuk Meregulasi Emosinya?
Anak-anak yang belum mampu mengelola emosinya cenderung lebih mudah tantrum, sulit bekerja sama, dan kesulitan membangun hubungan yang sehat.
Bukan karena mereka nakal atau sengaja ingin membuat Mamanya kesal, tapi karena anak belum tahu caranya menghadapi emosi besar dalam tubuh kecilnya. Dan anak sering kali mengekspresikannya dengan cara berteriak, menangis, atau mengamuk.
Nah, di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan. Bukan hanya untuk memadamkan emosi, tapi membimbing anak mengenali, menerima, dan mengelola emosi itu secara sehat.
Ketika anak memiliki keterampilan regulasi emosi yang baik, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan, lebih percaya diri, dan punya kontrol diri yang lebih stabil dalam situasi apapun.
Baca Juga: Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak: Pandangan Sains dan Islam
Tips Melatih Regulasi Emosi pada Anak
Melatih regulasi emosi anak memang bukan hal instan, tapi bisa dimulai dari langkah-langkah sederhana di rumah. Berikut ini beberapa tips praktis yang bisa Mama terapkan untuk membantu anak mengenal, memahami, dan mengelola emosinya dengan lebih sehat.
1. Ajari Anak Mengenali Emosinya
Langkah pertama untuk melatih regulasi emosi adalah membantu anak mengenali dan memberi nama pada perasaannya. Gunakan bahasa yang sederhana seperti “sedih”, “marah”, “kecewa”, atau “senang”. Ketika anak tahu apa yang sedang ia rasakan, ia akan lebih mudah belajar cara menanganinya. Mama bisa bantu dengan bertanya, “Kamu sedih karena mainannya rusak, ya?”
2. Validasi Emosi Anak, Bukan Perilakunya
Saat anak sedang marah atau menangis, hindari langsung menyuruhnya diam. Katakan, “Mama tahu kamu kesal karena nggak boleh nonton lagi,” sebagai bentuk validasi. Ini membantu anak merasa dimengerti, sekaligus belajar bahwa semua emosi itu wajar. Tapi tetap arahkan bahwa mereka boleh merasa marah, tapi melempar barang tetap tidak dibenarkan.
Baca Juga: Menerapkan Prinsip Cermin Neuron dalam Pola Asuh, Apa Itu?
3. Latih Teknik Menenangkan Diri
Ajarkan teknik sederhana seperti menarik napas dalam-dalam, menghitung sampai lima, atau memeluk boneka kesayangan saat emosi meluap. Latihan ini akan jadi bekal yang berguna ketika anak berada di situasi sulit. Anak juga akan belajar bahwa emosi bisa dihadapi dengan cara yang aman dan lebih tenang—tidak harus selalu menangis atau berteriak, apalagi menyakiti atau membahayakan diri dan sekitarnya.
4. Jadilah Contoh yang Baik
Anak belajar banyak dengan melihat orang tuanya. Saat Mama atau Papa sedang kesal, tunjukkan bagaimana cara mengelola emosi dengan tenang—entah dengan mengambil waktu sejenak, mengatur napas, atau berbicara dengan tenang. Anak akan meniru cara ini tanpa perlu diajari secara langsung.
Baca Juga: 10 Bahaya Bertengkar di Depan Anak, Jangan Diulang Lagi!
5. Bangun Rutinitas yang Konsisten
Rutinitas harian yang konsisten membuat anak merasa aman dan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Sebaliknya, anak yang kerap dibanjiri “kejutan yang tak terduga” cenderung lebih sulit dikontrol emosinya. Selain itu, jadwal yang jelas juga membantu anak mengembangkan keterampilan pengendalian diri dalam jangka panjang.
Regulasi emosi adalah bekal penting bagi anak untuk menghadapi dunia yang penuh tantangan. Tapi ingat, ya, Mam, regulasi emosi itu skill, bukan bakat lahir. Dan seperti skill lainnya, dibutuhkan latihan, bimbingan, dan tentu saja, dukungan dari Mama dan Papa yang sabar.
Kalau butuh ide aktivitas seru untuk melatih keterampilan regulasi emosi anak, coba deh intip koleksi mainan edukatif dan sensory play di Mamasewa. Daripada beli mahal-mahal, sewa aja—lebih hemat, tetap bisa eksplor banyak pilihan, dan anak tetap dapat manfaatnya!