Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga momen yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai moral pada anak, salah satunya adalah kejujuran. Saat anak berpuasa, tidak ada yang benar-benar tahu apakah mereka diam-diam makan atau tetap menjalankan ibadahnya dengan jujur. Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, anak bisa saja tergoda untuk berbohong demi menghindari hukuman atau mendapatkan pujian. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami cara menanamkan kejujuran pada anak. Berikut tipsnya!
7 Cara Menanamkan Kejujuran pada Anak
Menanamkan kejujuran pada anak bukan pelajaran instan, tetapi harus diajarkan melalui pembiasaan sehari-hari. Berikut adalah tujuh cara menanamkan kejujuran pada anak yang bisa Mama lakukan.
1. Menjadi Contoh yang Baik
Anak belajar dari apa yang mereka lihat. Jika Mama ingin anak jujur, Mama juga harus menunjukkan perilaku yang sama.
Hindari berbohong di depan anak, bahkan untuk hal-hal kecil seperti alasan tidak menghadiri suatu acara. Anak yang sering melihat orang tuanya berbohong akan menganggap bahwa ketidakjujuran adalah hal yang wajar.
Baca Juga: Apa Itu Tough Love Parenting: Pro, Kontra, dan Jalan Tengahnya
2. Beri Pemahaman tentang Kejujuran dengan Bahasa yang Mudah
Anak-anak perlu memahami mengapa kejujuran itu penting. Jelaskan dengan contoh konkret, misalnya jika mereka berbohong tentang PR yang belum dikerjakan, maka mereka akan kesulitan saat ujian.
Gunakan cerita atau dongeng yang mengajarkan nilai kejujuran agar lebih mudah dipahami.
3. Hindari Memberi Hukuman yang Berlebihan
Bisa jadi, anak sering berbohong karena takut dimarahi atau dihukum. Maka, ketika mereka mengatakan hal yang jujur, hargai keberanian mereka dengan sikap yang tenang.
Alih-alih menghukum secara berlebihan, beri mereka pemahaman tentang konsekuensi dari perbuatannya agar mereka tetap bisa belajar dari kesalahannya tanpa takut untuk berkata jujur di lain waktu.
Baca Juga: 7 Contoh Hukuman yang Mendidik, Bukan untuk Menyakiti
4. Berikan Apresiasi Saat Anak Bersikap Jujur
Menghargai kejujuran anak, sekecil apa pun, dapat memperkuat kebiasaan baik ini. Misalnya, jika anak mengakui telah memecahkan mainan, ucapkan terima kasih karena sudah berkata jujur sebelum membahas solusi atau konsekuensi yang harus dihadapi.
Dengan begitu, anak merasa dihargai dan lebih nyaman untuk terus berkata jujur.
5. Ciptakan Lingkungan yang Aman untuk Berbicara Jujur
Anak harus merasa bahwa mereka bisa berbicara jujur tanpa takut dihakimi. Bangun komunikasi yang terbuka dengan mendengarkan tanpa menghakimi atau menyalahkan.
Jika anak merasa aman, mereka akan lebih terbuka dalam menyampaikan perasaan dan kesalahannya tanpa rasa takut.
Baca Juga: Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak: Pandangan Sains dan Islam
6. Jelaskan Konsekuensi dari Kebohongan
Anak-anak perlu memahami bahwa berbohong bisa merusak kepercayaan dan membawa dampak negatif. Gunakan contoh nyata, seperti bagaimana kebohongan kecil bisa berkembang menjadi masalah besar.
Jika anak menyadari konsekuensinya, mereka akan berpikir dua kali sebelum berbohong.
7. Gunakan Permainan Peran untuk Mengajarkan Kejujuran
Bermain peran bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengajarkan anak tentang kejujuran.
Misalnya, berpura-pura menjadi pelanggan di toko mainan dan meminta anak berperan sebagai kasir yang harus memberikan kembalian dengan benar. Dengan cara ini, anak bisa belajar kejujuran dalam situasi sehari-hari secara praktis.
Baca Juga: 7 Manfaat Pretend Play untuk Perkembangan Anak
Menanamkan kejujuran pada anak adalah proses yang membutuhkan keteladanan, komunikasi, dan konsistensi dari orang tua. Namun, supaya tidak terkesan menggurui, Mama bisa melakukannya dengan cara yang lebih menyenangkan, yakni dengan mainan pretend play yang bisa Anda temukan di Mamasewa. Yuk, terapkan cara menanamkan kejujuran pada anak dengan cara yang menyenangkan!