Orangtua bisa kesal saat anaknya mulai berulah, apalagi saat sedang lelah. Di sinilah kemampuan regulasi emosi sangat dibutuhkan. Anda harus mampu menahan dan mengendalikan diri. Jangan sampai melakukan sesuatu yang bisa menyakiti si kecil—dan pada gilirannya hanya akan Anda sesali. Nah, sebagai gantinya Mama bisa memberikan hukuman time out untuk mendisiplinkan anak.

Apa itu time out dan bagaimana melakukannya? Simak informasi selengkapnya di sini ya, Mam!

Apa Itu Hukuman Time Out?

Hukuman Time Out

Time out adalah sebuah metode mendisiplinkan anak yang dikenalkan oleh seorang psikolog bernama Arthur Staats pada tahun 1950. Di masa itu, orangtua atau guru lebih banyak memberikan hukuman fisik untuk menangani anak-anak yang bermasalah dan sulit dikendalikan. Sayangnya, hukuman fisik hanyalah sebuah cara menyelesaikan masalah dengan masalah.

Itu sebabnya kemudian Staats mengembangkan metode ini. Mengutip laman Center for Disease Control and Prevention (CDC), prinsip hukuman time out untuk adalah dengan memindahkan mereka ke satu tempat.

Dalam hal ini, maksud dari “memindahkan” adalah agar anak memiliki waktu untuk belajar menenangkan diri sekaligus melepaskan kekesalannya. Mirip dengan kontemplasi gitu deh, Mam. Jadi,  bukan untuk mengurung apalagi menyiksa anak ya, Mam!

Harapannya, anak akan merasa bosan karena harus berdiam diri tanpa perhatian sehingga merasa jera dan tidak mengulangi kesalahannya.

Meski begitu, Child Mind Institute mengklaim bahwa metode time out bisa membuat anak merasa kesepian dan berpikir mereka harus menghadapi kesulitannya sendiri, sementara perkembangan emosinya masih belum stabil. Oleh karena itu, supaya metode ini berhasil Mama harus memperhatikan betul bagaimana cara menerapkan hukuman time out untuk anak.

Cara Melakukan Hukuman Time Out untuk Anak

Metode time out baru bisa diterapkan saat anak berusia dua tahun ke atas. Alasannya, di usia itu kebanyakan anak sudah memiliki kemampuan mengontrol diri yang cukup baik. Selain itu, anak usia dua tahun sudah mampu memahami konsekuensi ketika mereka membuat kesalahan.

Ini membuat time out dianggap lebih efektif untuk mendisiplinkan anak ketimbang memarahinya. Berikut adalah poin-poin yang harus Anda perhatikan.

1. Berikan Peringatan dan Penjelasan

Hukuman Time Out

Saat anak mulai “berulah”, Mama boleh mulai memberikan mereka peringatan. Tujuannya adalah supaya anak memahami batas kesalahan yang “diizinkan”. Selanjutnya, jelaskan kenapa perilaku tersebut tidak baik sehingga anak mulai memahami konsekuensinya kalau ia terus melewati batas.

Nah, ketika anak mengabaikan peringatan dan penjelasan yang sudah diberikan, Mama boleh menyuruhnya pergi ke area time out. Misalnya kamar atau tempat manapun yang tenang.

2. Hukuman Time Out untuk Anak Harus Dilakukan  Segera

Anak-anak cenderung cepat melupakan kesalahan. Itu sebabnya, time out harus segera dilakukan saat anak baru berbuat salah. Menundanya hanya akan membuat anak bingung kenapa mereka dihukum. Sementara mereka sudah lupa kesalahan apa yang sudah diperbuat.

Kalau sudah begini, hukuman time out sudah tak lagi efektif ya, Mam!

3. Tentukan Lama dan Tempat yang Sesuai

Area time out paling ideal adalah tempat dimana anak tidak akan melihat orang rumah lalu lalang, mendengar suara televisi, jauh dari mainan, atau distraksi lainnya. Hanya tempat yang tenang dan “bebas gangguan” yang bisa membuat anak bosan sehingga memiliki waktu untuk merenungi kesalahannya.

Setelah itu, tentukan berapa lama anak harus merenung. Aturan yang paling aman adalah satu menit per tahun usia anak. Contohnya, 3 menit untuk anak usia 3 tahun. Kalau dirasa kurang, Mama bisa menambah durasinya 2 menit lagi.

BACA JUGA: SENI MENDIDIK ANAK DI ERA DIGITAL, TANTANGAN DAN TIPS MENGHADAPINYA

4. Atur Emosi Anda Selagi Anak Menjalani Masa Hukuman

Hukuman Time Out

Seringkali orangtua ikut tersulut saat anaknya bertingkah. Akibatnya, banyak yang kesulitan mengontrol diri. Nah, selagi anak menjalani masa hukumannya, orangtua juga perlu menenangkan dirinya sendiri.

Itu sebabnya, orangtua dilarang memarahi, mengkritik, dan terus mengomel saat anak sedang melakukan time out. Dan ingat, sekalipun anak harus “menyendiri”, bukan berarti Anda boleh meninggalkannya tanpa pengawasan, ya!

Setidaknya, momen “gencatan senjata” ini bisa digunakan semua pihak untuk mengatur ulang emosinya.

BACA JUGA: KETAHUI, 5 PENTINGNYA ME TIME UNTUK IBU AGAR TETAP WARAS DAN BAHAGIA!

5. Perhatikan Jenis Kesalahan Anak

Meski cukup ampuh untuk mendisiplinkan anak, terlalu sering menggunakannya bisa membuat si kecil kebal dan metode ini tak lagi ampuh untuk mendisiplinkannya. Oleh karena itu, Mama harus tahu kapan saat yang tepat untuk memberikan hukuman ini.

Kalau kesalahannya adalah anak membuang sampah sembarangan atau meninggalkan mainan yang berserakan, coba deh gunakan konsekuensi lain. Seperti menyuruhnya menyapu halaman rumah atau mengurangi jam bermainnya. Dengan begitu, konsekuensinya tetap logis dan sesuai dengan jenis kesalahannya ya, Mam.

6. Respon dengan Cepat

Kadang kala anak berulah ketika orangtuanya lengah mengawasi. Ini bukan berarti Anda harus menjadi helicopter parents, ya!

Maksudnya, Anda harus tanggap dan segera membawa si kecil ke tempat yang lebih tenang agar mereka tidak terus melanjutkan perilaku buruknya. Sambil menjelaskan bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak baik.

7. Dorong Anak untuk Mengakui Kesalahan dan Minta Maaf

Hukuman Time Out

Setelah waktu time out habis, semua akan kembali ke settingan awal. Di momen ini, Mama bisa menanyakan soal kesalahan yang mereka lakukan. Kalau anak mengakuinya, dorong mereka untuk minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya.

Tapi kalau tetap tidak sadar? Coba deh, Mama ajak mereka deep talk untuk menggali perasaan dan apa yang sebenarnya mereka pikirkan. Dengan begitu, Mama bisa lebih memahami dan mengarahkan si kecil.

Dan setelah semua sesi ini berakhir dan anak menunjukkan penyesalannya, peluk dan tunjukkan kasih sayang Mama untuk mereka. Katakan bahwa Mama melakukan ini untuk mendisiplinkannya bukan untuk mengabaikan. Selepas itu, biarkan anak kembali beraktivitas.Perilaku anak memang ada-ada aja ya, Mam. Namun, disitulah seninya menjadi orangtua. Ada kalanya kita juga akan melakukan trial error untuk menemukan cara yang tepat untuk mendisiplinkan mereka. Tetap berproses dan terus membenahi diri, semoga si kecil juga ikut meneladaninya. Sepanjang itu, Mamasewa akan terus menemani Mama dengan menyediakan berbagai produk pilihan sekaligus informasi terupdate seputar dunia parenting. Semoga bermanfaat!

Tinggalkan Balasan