Terlambat bicara atau speech delay adalah salah satu jenis keterlambatan perkembangan yang terjadi pada anak. Berbeda dengan anak yang belum bisa berbicara lancar karena kalimatnya belum terstruktur, anak dengan speech delay memiliki ciri khusus. 

Di artikel ini Mamasewa akan mengulas penyebab anak terlambat bicara, lengkap dengan ciri-ciri dan cara mengatasinya. Simak yuk, Mam!

Penyebab Anak Terlambat Bicara

Mengutip laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), keterlambatan bicara pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari  gangguan pendengaran, retardasi mental, hingga autisme.  Berikut ini adalah beberapa penyebabnya:

  • Kurangnya stimulasi verbal yang baik pada anak, seperti jarang mengajak anak ngobrol atau melibatkannya dalam diskusi padahal kebiasaan ini bisa membantu mengoptimalkan perkembangan bahasa dan kosakata anak.
  • Screen time yang terlalu lama bisa membuat anak terlambat bicara karena bisa membuatnya jarang bicara apalagi menggunakan bahasa yang ekspresif.
  • Masalah pendengaran seperti infeksi telinga sehingga membatasi kemampuan anak untuk meniru kata-kata dan menggunakan bahasa yang benar.
  • Gangguan pada organ mulut seperti bibir sumbing atau tongue tie juga bisa menjadi penyebab anak terlambat bicara karena sulit mengoordinasikan bibir, lidah, dan rahangnya untuk membuat suara atau melafalkan kata-kata. 
  • Gangguan oral-motorik seperti apraksia yang mengganggu kemampuan motorik anak akibat adanya masalah di area otak. 
  • Gangguan saraf seperti cerebral palsy, distrofi otot, atau cedera otak traumatis yang memengaruhi otot dan area otak yang diperlukan untuk berbicara.
  • Speech delay merupakan salah satu gejala yang sering kali diperlihatkan anak dengan autisme. Biasanya disertai gejala lain, seperti mengucapkan sesuatu berulang-ulang hingga terlihat kesulitan untuk berkomunikasi dan berinteraksi.

Ciri-ciri Anak Mengalami Speech Delay

Perkembangan bahasa dan komunikasi setiap anak memang berbeda-beda. Namun umumnya anak yang berusia 2 tahun sudah mampu mengucapkan sekitar 50 kata berarti dan berbicara dalam kalimat 2-3 kata. Meskipun struktur kalimatnya belum runtut dan kadang masih kesulitan untuk menyampaikan maksudnya. Contohnya “sini yuk” atau “mau mam mi (mau makan mie)”.

Memang butuh proses yang cukup panjang hingga akhirnya mereka mampu berkomunikasi dengan baik. Namun anak-anak dengan speech delay menunjukkan “ketertinggalan” di banding anak-anak lain seusianya. Berikut adalah tanda-tandanya:

  • Anak usia 12 bulan tidak babbling, menunjuk-nunjuk benda, atau mengikuti gerak-gerik orangtua/pengasuhnya.
  • Anak usia 15 bulan belum mampu menunjuk minimal 5 objek atau mengucapkan minimal 3 kata.
  • Anak usia 18 bulan belum mampu mengikuti 1 instruksi dan tidak mengatakan frasa berulang seperti ma-ma, pa-pa, du-du, dan sebagainya
  • Anak usia 2 tahun tidak mampu menunjuk gambar atau anggota tubuh yang disebutkan dan tidak mengucapkan minimal 25 kata
  • Anak usia 2,5 tahun tidak merespon secara verbal maupun lewat gerakan seperti mengangguk atau menggelengkan kepala dan tidak mampu mengombinasi minimal dua kata.
  • Anak berusia 3 tahun tidak memahami dan mengikuti instruksi, tidak mengucapkan minimal 200 kata, tidak mampu mengatakan keinginannya, dan mengulang kalimat untuk merespon pertanyaan.

Cara Mengatasi Anak yang Terlambat Bicara

Setelah melihat ciri-ciri di atas, ada beberapa hal yang bisa Mama lakukan untuk mengatasi keterlambatan bicara pada anak. Berikut di antaranya. 

1. Perhatikan Gerakan Tangan Anak

Anak 1 tahun sebenarnya sudah mengenali banyak kata hanya belum bisa mengatakannya. Untuk membantunya, coba deh perhatikan gerak-geriknya. Misalnya saat anak menunjuk sesuatu, bantu mereka mengenal apa namanya atau menebak apa maksudnya. Misalnya “Yang hijau itu namanya apel, adik mau makan ini?”.

2. Gunakan Kosakata yang Sebenarnya

Karena kemampuan bicaranya masih terbatas, sering kali mereka menggunakan bahasanya sendiri (baby talk). Memang terdengar menggemaskan, tapi Mama tetap perlu mengajarkan kosakata aslinya, seperti mamam dengan makan atau mikcucu dengan minum susu. Bukan malah ikut-ikutan pakai bahasa mereka ya, Mam!

3. Sering Bertanya dan Ajak Anak Cerita

Salah satu cara mengatasi anak terlambat bicara adalah sering ajak mereka bercerita atau diskusi. Misalnya dengan menanyakan pendapatnya, “Mama suka bola yang warna merah karena itu warna favorit Mama, kalau kakak paling suka yang mana?”. Intinya, dorong anak untuk bicara walaupun harus menunggu. Barangkali mereka sedang memikirkan jawaban atau memilih kata yang tepat.

4. Selalu Respon ucapan Anak

Merespon tidak sama dengan menggurui ya, Mam. Misalnya saat anak salah menyebut sesuatu, coba respon dan benarkan tanpa harus menyalahkannya. “Adik kalau tidur mukanya demam”, coba lebih peka lagi mungkin maksudnya “damai” bukan “demam”.

Baca Juga: 7 Mainan untuk Anak Speech Delay yang Bagus dan Bermanfaat

5. Kurangi Frekuensi Screen Time

IDAI telah menetapkan screen time yang direkomendasikan untuk setiap tahap usia anak. Jadi, batasi dan patuhi anjurannya ya, Mam. Sebagai gantinya, Mama bisa mengajak si kecil main pretend play atau jalan-jalan keliling komplek sambil naik balance bike yang bisa Mama temukan di Mamasewa. Sekian informasi anak terlambat bicara. Sebetulnya,  delay ini tidak selalu menunjukkan ada yang salah dari perkembangan si kecil. Tapi kalau ada indikasi seperti yang disebutkan, ada baiknya Mama mengkonsultasikan kondisi ini dengan pendekatan multidisiplin yang melibatkan dokter spesialis anak, spesialis THT, psikolog, dan terapis.

Tinggalkan Balasan