Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina. Kasus ini paling banyak terjadi di wilayah beriklim tropis atau subtropis, seperti Indonesia. Syukurlah, penyakit ini bisa dicegah dengan vaksin DBD. Untuk informasi selengkapnya, simak artikel berikut!

Anak-anak Kelompok Paling Rentan

Vaksin DBD

Kebanyakan kasus DBD akan membaik dalam waktu 1–2 minggu. Namun, dalam kasus yang parah, DBD bisa menyebabkan komplikasi serius, seperti perdarahan internal, kerusakan organ, hingga kegagalan sistem organ yang berujung pada kematian.

DBD sendiri paling banyak menyerang balita dan remaja awal, yakni mereka yang berusia sekitar 5-14 tahun—sebagaimana yang tertulis dalam Laporan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Adapun beberapa alasan kenapa anak-anak lebih rentan tertular DBD karena beberapa alasan berikut:

  • Anak-anak sering menghabiskan waktu untuk beraktivitas di luar ruangan.
  • Waktu aktif nyamuk Aedes aegypti mirip dengan jam beraktivitas anak, yakni di pagi dan sore hore.
  • Anak-anak berusia kurang dari 15 tahun memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum kuat.

Pentingnya Vaksin DBD untuk Mencegah Demam Berdarah

Vaksin DBD sendiri pertama kali dikembangakn di Indonesia pada tahun 2016 dan sudah dipastikan aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Vaksin ini sendiri berfungsi untuk mencegah demam dengue, terutama di daerah-daerah yang rentan terjangkiti. Meski begitu, vaksin DBD tidak memberikan jaminan penuh bahwa penggunanya akan terbebas dari DBD.

Namun, penggunaan vaksin ini diharapkan mampu menurunkan keparahan gejala dan risiko terkena DBD, serta mengendalikan penyebarannya.  

Penelitian mengungkapkan bahwa vaksin DBD memiliki efikasi terbaik pada anak di rentang usia 9-16 tahun. Laporan itu menyatakan jika vaksin dengue memiliki efikasi 56,5 persen untuk mencegah penularan DBD, menurunkan risiko rawat inap hingga 80 persen, serta mengurangi risiko DBD berat sebesar 93 persen.

Namun, pemberian vaksin untuk anak di bawah 5 tahun dan lansia tidak disarankan karena dikhawatirkan bisa meningkatkan risiko infeksi dengue. Ada pun kondisi-kondisi lain yang mengharuskan Anda menghindari vaksin DBD, yaitu:

  • Sedang demam tinggi
  • Memiliki infeksi akut
  • Memiliki gangguan sistem imun
  • Sedang hamil atau menyusui

Baca Juga: Cara Mengatasi Anak Demam, Mama Harus Tenang!

Jenis Vaksin DBD dan Kriterianya

Vaksin DBD

Saat ini, ada dua jenis vaksin yang bisa Mama temukan di Indonesia, yakni Dengvaxia dan Qdenga. Keduanya memiliki kegunaan dan kriteria yang berbeda. Berikut penjelasannya.

1. Vaksin Dengvaxia

Vaksin Dengvaxia diperuntukkan bagi orang-orang yang sudah pernah terinfeksi virus dengue atau pernah menderita demam berdarah. Ada pun beberapa kriteria yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • IDAI merekomendasikan vaksin ini untuk anak usia 9-16 tahun.
  • Perlu dilakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu untuk memastikan penerima vaksin sudah pernah terinfeksi virus dengue.
  • Tidak boleh diberikan kepada orang yang belum pernah terinfeksi virus dengue karena  bisa menimbulkan gejala yang parah. 
  • Vaksin diberikan sebanyak 3 dosis, dengan jarak pemberian 6 bulan antar dosis.

2. Vaksin Qdenga

Vaksin Qdenga diperuntukkan orang-orang yang belum maupun sudah pernah terinfeksi virus dengue. Ada pun kriteria yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

  • Vaksin ini direkomendasikan untuk orang-orang yang berada di rentang usia usia 6-45 tahun
  • Vaksin Qdenga diberikan sebanyak 2 dosis, dengan jarak 3 bulan antar dosis.

Sekian informasi seputar vaksin DBD dan kriteria yang perlu Mama perhatikan. Tetap jaga kebersihan dan pastikan si kecil aman dari gigitan nyamuk ya, Mam!

Nah, ngomongin soal menjaga kebersihan Mama bisa memanfaatkan air purifier dan UV vacuum cleaner yang bisa Anda temukan di Mamasewa. Yuk, buruan cek koleksi selengkapnya! 

Tinggalkan Balasan