Mengajarkan toilet training bayi harus pada usia yang pas. Jika dilakukan terlalu dini, bisa-bisa Si Kecil malah merasa tertekan karena terus Mama marahi saat buang air di popok. Lebih baik jadikan proses toilet training menjadi sesuatu yang menyenangkan alih-alih menekan dan memarahi Si Kecil.
Mama juga sebaiknya memberikan toilet training saat ia menunjukkan kesiapan secara fisik dan mental. Jika secara fisik ukuran tubuh bayi belum cukup dalam toilet anak, mungkin Si Kecil akan merasa kesulitan. Lantas, kapankah usia tepat toilet training untuk bayi? Yuk, simak ulasan tentang tahapan dan cara toilet training untuk Si Kecil!
Tanda-Tanda Anak Siap Toilet Training
Biasanya toilet training dilakukan ketika bayi berusia 1-1,5 tahun. Pada usia ini, Si Kecil mulai meniru perilaku Ayah dan Mama, termasuk buang air besar dan buang air kecil ke toilet, bukan popok.
Tanda-Tanda Fisik Anak Siap Melakukan Toilet Training
Ada pendapat bahwa anak perempuan lebih mudah mempelajari toilet training dibandingkan anak laki-laki. Tanda-tanda anak siap secara fisik adalah ketika mampu mengontrol keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar.
Selain itu, ada beberapa tanda fisik lain yang menjadi patokan Si Kecil siap menjalani toilet training, yaitu:
– Si Kecil mengerti perkataan Mama jika mau buang air besar atau buang air kecil harus bilang.
– Popok kering saat bangun tidur atau setelah 2 jam pemakaian.
– Dapat menahan buang air kecil atau buang air besar.
– Tidak buang air pada malam hari.
Tanda-Tanda Mental Anak Siap Melakukan Toilet Training
Selain tanda fisik, tanda-tanda mental bahwa anak Siap melakukan toilet training bisa dijabarkan sebagai berikut:
- Si Kecil tidak nyaman ketika popok basah atau kotor.
- Menolak menggunakan popok dan lebih memilih menggunakan celana.
- Memberi tahu Mama ketika merasa ingin buang air.
- Menunjukkan ketertarikan ketika memakai kamar mandi.
- Bersemangat ketika Mama mengajarkan toilet training.
Cara Toilet Training Bayi
Setelah mengetahui tanda-tanda Si Kecil menunjukkan kesiapan, saatnya Mama tunjukkan tahapan dan cara toilet training. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
1. Kenalkan pada toilet
Tahapan dan cara toilet training yang pertama adalah mengenalkannya pada berbagai macam bentuk dan ukuran toilet. Ada toilet duduk, toilet jongkok, toilet kecil untuk anak kecil, dan toilet besar untuk orang dewasa. Tahap pengenalan ini penting, Ma, supaya Si Kecil bisa buang air kecil dan buang air besar.
2. Memberikan contoh yang tepat kepada Si Kecil
Agar Si Kecil tahu cara penggunaan toilet, beri contoh yang benar kepada anak. Misalnya, saat buang air kecil untuk anak perempuan harus duduk, sedangkan untuk anak laki-laki berdiri pun bisa. Jika buang air besar, baik anak laki-laki maupun anak perempuan harus duduk.
Tunjukkan keseharian Mama dan Ayah saat menggunakan toilet sehingga Si Kecil bisa mencontohnya.
3. Mengajari cara menggunakan toilet
Ada beberapa hal yang juga Mama harus ajarkan kepada Si Kecil saat toilet training sebagai berikut.
– Mengajari duduk yang benar di toilet
– Mengajari cara membersihkan alat kelamin
– Cara membersihkan kotoran di toilet, seperti menekan tombol flush dan cara penggunaan bidet,
– Mengajari cara mencuci tangan setelah buang air besar dan buang air kecilÂ
Mama juga harus menjadikan buang air di toilet sebagai kebiasaan buat Si Kecil. Mungkin Mama bisa berikan pengecualian pada saat-saat tertentu untuk menggunakan popok. Contohnya saat darurat atau saat beraktivitas outdoor.
Butuh peralatan toilet training dan peralatan mandi bayi lainnya, Mam? Mama bisa sewa aja di mamasewa.com. Peralatan di Mamasewa harganya terjangkau, kebersihannya terjamin, dan bisa diantar ke rumah, lho. Tunggu apalagi, yuk, segera sewa sebelum kehabisan!