Selama kehamilan, tubuh ibu bekerja lebih keras dari biasanya—memberi nutrisi, melindungi, dan memastikan janin tumbuh dengan sehat. Jadi, wajar jika muncul pertanyaan apakah aman berpuasa saat hamil. Namun, jika Mama sudah mantap mau ikut puasa di Ramadan kali ini, simak dulu tips puasa bagi ibu hamil yang aman berikut ini!
Hukum Puasa bagi Ibu Hamil Menurut Islam
Karena setiap kehamilan berbeda, keputusan untuk berpuasa harus didasarkan pada kondisi tubuh dan saran dokter. Jika dokter menyatakan aman, ibu bisa mencoba berpuasa dengan tetap memantau kesehatan.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 185. Puasa Ramadan memang wajib bagi setiap Muslim yang sudah baligh dan sehat. Namun, ibu hamil mendapatkan keringanan (rukhshah) jika berpuasa bisa membahayakan dirinya atau janin.
Jika ibu hamil tidak berpuasa, ada dua kewajiban yang mungkin harus dilakukan, tergantung pada alasannya, yaitu:
- Ibu hamil wajib mengganti puasa (qadha) dan membayar fidyah jika khawatir terhadap janinnya.
- Ibu hamil wajib qadha puasa saja jika khawatir atas kondisi dirinya sendiri atau khawatir atas kondisi fisiknya dan juga janin dalam kandungannya.
Sementara, bagi ibu yang kehamilannya sehat dan merasa kuat, puasa bisa dijalani dengan persiapan yang matang.
Baca Juga: 5 Tips Menyusui Ketika Puasa yang Bisa Diterapkan Selama Bulan Ramadhan!
Tips Menjalankan Ibadah Puasa bagi Ibu Hamil
Puasa sebenarnya relatif aman bagi ibu hamil, selama tidak ada kondisi atau indikasi medis yang mengkhawatirkan. Namun, meskipun dinyatakan aman, ibu hamil tidak bisa sembarangan. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan agar puasa tetap lancar tanpa mengganggu kesehatan ibu dan janin. Berikut ini adalah tips yang bisa membantu ibu hamil menjalani puasa dengan nyaman dan aman.
1. Pastikan Kondisi Kesehatan Mendukung
Sebelum memutuskan untuk berpuasa, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau bidan untuk memastikan kondisi tubuh dan janin cukup kuat.
Sebelum memberikan saran, dokter biasanya akan mengevaluasi faktor-faktor seperti tekanan darah, kadar hemoglobin, serta riwayat kehamilan.
Jika ada tanda-tanda seperti anemia, dehidrasi, sering pusing, atau kehamilan berisiko tinggi, sebaiknya pertimbangkan kembali untuk tidak berpuasa demi kesehatan ibu dan janin.
2. Atur Pola Makan Saat Sahur dan Berbuka
Pola makan yang tepat membantu ibu tetap bertenaga sepanjang hari. Saat sahur, pilih makanan yang memberikan energi tahan lama, seperti karbohidrat kompleks (nasi merah, oatmeal, roti gandum), protein (telur, ayam, ikan), dan lemak sehat (alpukat, kacang-kacangan, minyak zaitun).
Saat berbuka, mulailah dengan makanan ringan seperti kurma dan air putih, lalu lanjutkan dengan makanan bergizi seimbang agar tubuh tidak kaget.
Hindari makanan tinggi gula atau gorengan karena bisa menyebabkan kadar gula darah naik turun drastis, yang bisa membuat ibu cepat lelah.
Baca Juga: 3 Resep Buka Puasa Tinggi Protein, Siap Kembalikan Energi yang Hilang
3. Perhatikan Asupan Cairan
Dehidrasi bisa menyebabkan ibu merasa pusing, lemas, bahkan meningkatkan risiko kontraksi dini.
Untuk memenuhi asupan cairan, ibu hamil bisa menerapkan pola 2-4-2: 2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari, dan 2 gelas saat sahur.
Selain itu, mengonsumi buah dengan kandungan air tinggi seperti semangka, melon, dan timun juga membantu menjaga hidrasi.
4. Jangan Lewatkan Sahur
Sahur sangat penting untuk menjaga energi sepanjang hari, terutama bagi ibu hamil yang membutuhkan nutrisi tambahan untuk janin.
Makanlah dengan porsi cukup dan seimbang, termasuk sumber serat (sayur dan buah) agar kenyang lebih lama serta protein untuk menjaga massa otot dan metabolisme tetap stabil. Hindari makanan yang terlalu asin atau pedas karena bisa meningkatkan rasa haus.
Lantas, jika ibu merasa sulit makan banyak saat sahur, coba makan dalam porsi kecil tetapi bernutrisi tinggi, seperti smoothie dengan pisang, yogurt, dan kacang-kacangan.
Baca Juga: 7 Opsi Cemilan Sehat Ibu Hamil, Mama Bisa Lihat di Sini!
5. Dengarkan Sinyal Tubuh
Tubuh ibu hamil mengalami perubahan yang cepat sehingga penting untuk mengenali batasan diri sendiri. Jika ibu merasa pusing hebat, lemas berlebihan, mual muntah yang tidak terkendali, atau gerakan janin berkurang, jangan ragu untuk membatalkan puasa.
Tanda-tanda ini menunjukkan bahwa tubuh sedang kesulitan menjaga keseimbangan dan bisa berdampak pada janin.
6. Istirahat yang Cukup dan Kurangi Aktivitas Berat
Berpuasa sambil hamil membutuhkan manajemen energi yang baik. Maka dari itu, hindari aktivitas berat yang bisa membuat ibu mudah lelah atau pusing.
Jika memungkinkan, lakukan tidur siang sebentar (power nap) selama 15-30 menit untuk mengembalikan energi. Selain itu, berjalan ringan setelah berbuka juga bisa membantu melancarkan pencernaan dan menjaga kebugaran tubuh.
Namun, hindari olahraga berat atau berdiri terlalu lama, terutama di siang hari. Jika ibu bekerja, usahakan mengatur jadwal agar bisa beristirahat cukup.
Baca Juga: Manfaat Prenatal Yoga untuk Ibu Hamil, Banyak Banget!
7. Mantapkan Niat, Jangan Ragu atau Bimbang
Jika ibu sudah yakin ingin berpuasa, lakukan dengan persiapan yang matang dan bangun mindset yang positif. Fokus pada niat untuk beribadah dan manfaat puasa bagi kesehatan, tetapi tetap realistis terhadap kondisi tubuh.
Sebaliknya, jika sejak awal ada indikasi bahwa puasa tidak memungkinkan, siapkan diri untuk qadha (mengganti puasa setelah melahirkan) atau membayar fidyah sesuai tuntunan.
Islam pada dasarnya telah memberikan kelonggaran bagi ibu hamil, sehingga keputusan untuk berpuasa atau tidak sebaiknya diambil dengan penuh keyakinan dan tanpa rasa bersalah.
Agar kehamilan tetap nyaman selama Ramadan, pastikan ibu memiliki perlengkapan yang mendukung. Yuk, lengkapi kebutuhan Mama dengan menyewanya di Mamasewa!