Strong-willed children lebih sering digambarkan sebagai anak yang keras kepala, tidak mau menurut, dan sulit diatur. Sebaliknya, pada orang dewasa, kemauan yang keras dilihat sebagai aset untuk mencapai keberhasilan dan menghadapi tantangan. Lantas kenapa standar ini begitu berbeda? Apakah cara pandang kita sebagai orang tua yang kurang luas? Yuk, simak tips menghadapi strong-willed children di sini!

Tips Menangani Anak Berkemauan Keras

Memiliki anak yang berkemauan keras mungkin membuat Mama frustrasi karena harus terus bernegosiasi dengannya. Namun, sebelum menyerah, Mama perlu tahu bahwa anak-anak yang berkemauan keras sejatinya menunjukkan sikap kepemimpinan yang baik. 

Mereka adalah anak-anak yang berpendirian kuat, tegas, ulet, gigih, dan sensitif di saat yang sama. Maka, inilah tugas kita sebagai orang tua untuk mengarahkan karakter yang telah mereka miliki. Berikut adalah beberapa tips menghadapi strong-willed children yang bisa Mama lakukan.

1. Berikan Anak Pilihan

Mama tidak bisa selalu menuntut dan memaksa mereka untuk menurut. Dalam beberapa situasi, Mama perlu memberikan mereka pilihan. Ini membuat mereka memiliki otoritas atas dirinya sendiri, tapi tetap dalam batas yang bisa Mama tangani.

Sangat penting untuk menjaga segalanya tetap seimbang. Jangan memberi mereka kebebasan yang tidak bisa mereka tangani sehingga Mama hanya akan selalu bertengkar dengan mereka.

2. Tetapkan Harapan yang Jelas

Anak-anak yang tumbuh dengan mengenal batasan, struktur, dan rutinitas dilaporkan lebih tidak banyak mengeluh, merasa aman, dan didukung. Ini sangat penting, terutama untuk si kecil yang berkemauan keras.

Untuk menghindari “pertikaian”, Mama perlu menyebutkan harapan yang jelas dan konsisten sehingga anak tahu apa yang orang tuanya harapkan. Juga memahami dengan jelas apa konsekuensinya.

BACA JUGA: 10 CARA MELATIH FOKUS ANAK, BANTU ANAK KEMBANGKAN KECERDASANNYA

3. Jelaskan Alasan Anda

Anak-anak berkemauan keras sering kali perlu memahami dan alasan di balik permintaan, keputusan, atau batasan yang ditetapkan orang tuanya. Jadi, luangkan waktu menjelaskan alasan Anda sehingga anak bisa mengerti proses berpikir kita.

Ini bisa membantu mereka untuk merasa diperlakukan dan dianggap serius oleh orang tuanya.

4. Tunjukkan Rasa Hormat dan Empati

Tips Menghadapi Strong-willed Children

Ketika Anda menunjukkan rasa hormat dan empati, anak akan mengerti bahwa mereka tidak perlu “terlalu berjuang” untuk mengamankan posisinya. Selain itu, jalin komunikasi yang terbuka untuk membangun kepercayaan dan komunikasi yang lebih dalam.

5. Dengarkan Apa yang Mereka Sampaikan

Ketika Anda merasa bahwa anak Anda mengekspresikan kebutuhan dan keinginannya dengan cara yang tidak terkendali, pertahankan nada suara Anda dan tetap tenang. Ingat kembali bahwa Anda tidak sedang terlibat dalam kompetisi batu lawan batu.

Dengarkan kekhawatiran dan perasaan mereka, dan validasi cara pandanganya. Ini dapat membantu anak merasa didengar dan dipahami. Bagaimana pun tidak ada orang tua yang mahatahu, jadi kemungkinan besar Anda harus tahu persis apa yang mereka katakan supaya bisa membuat keputusan pengasuhan yang baik.

6. Ajari Mereka Pengaturan Diri

Sebagai orang tua, Mama bisa membantu anak belajar mengekspresikan emosinya dengan memvalidasi perasaan mereka. Namun, validasi tidak berarti Anda selalu membenarkan dan tunduk patuh sepenuhnya.

Mama tetap perlu mengingatkan anak soal batasan, bagaimana cara menyampaikan pendapat yang baik, dan berkompromi dengan situasi-situasi tertentu. Intinya menyampaikan pesan bahwa mereka tidak bisa selalu berbuat sesukanya.

BACA JUGA: JANGAN SALAH KIRA, TERNYATA INI CIRI-CIRI ANAK BERPIKIR KRITIS!

7. Gunakan Sistem Reward dengan Cara yang Tepat

Tips Menghadapi Strong-willed Children

Sering kali orang tua menggunakan sistem reward dengan cara yang tidak tepat—alias berlebihan. Dampaknya ini bisa membuat anak menuntut lebih banyak lagi.

Padahal, hadiah tidak selalu harus berkaitan dengan materi dan bukan hanya untuk mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Sebaliknya, hadiah bisa Mama manfaatkan untuk mendorong perilaku positif.

Misalnya, ketika anak menolak mengerjakan tugas karena sedang asyik mengerjakan hal lain, Mama bisa bilang “Kamu harus membereskan mobil-mobilan terlebih dahulu, baru kita bermain sepeda dari Mamasewa di luar selama 30 menit”.

Memang tak selalu mudah, tapi kalau Mama bisa mengarahkan kemauan keras yang dimiliki si kecil dengan menerapkan tips menghadapi strong-willed children di atas, pasti Mama bisa merasakan manfaat baiknya di kemudian hari. Semangat ya Mama hebat!

Tinggalkan Balasan