Setiap anak memang tumbuh dengan kecepatan yang berbeda—dan itu sepenuhnya normal. Namun, penting bagi orang tua untuk tetap waspada terhadap tanda-tanda keterlambatan perkembangan anak yang bisa mengindikasikan adanya masalah yang perlu ditangani sejak dini. Keterlambatan ini bisa mencakup aspek motorik, bicara, sosial-emosional, hingga kognitif. Semakin cepat terdeteksi, semakin besar pula peluang untuk mengejar ketertinggalan melalui stimulasi dan intervensi yang tepat.
7 Tanda-tanda Keterlambatan Perkembangan Anak yang Paling Umum
Tidak semua anak berkembang dengan kecepatan yang sama, tapi sebagai orang tua, penting untuk tetap waspada terhadap sinyal-sinyal yang tidak biasa. Berikut ini adalah 7 tanda-tanda keterlambatan perkembangan anak yang paling umum dan layak diwaspadai sejak dini.
1. Belum Bisa Mengangkat Kepala atau Duduk di Usia yang Sesuai
Keterlambatan motorik kasar seperti tidak bisa mengangkat kepala di usia 3 bulan atau belum bisa duduk di usia 8 bulan bisa menjadi red flag. Ini menunjukkan otot dan koordinasi tubuh anak belum berkembang optimal. Bila disertai dengan lemas atau jarang bergerak, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
Baca Juga: Anak Belum Juga Jalan? Ini 7 Tips Mengatasi Anak yang Terlambat Berjalan dengan Aman
2. Tidak Merespons Suara atau Nama Sendiri
Anak seharusnya sudah mulai merespons suara, termasuk menoleh ke arah panggilan namanya sejak usia 6 bulan ke atas. Jika anak tidak menunjukkan reaksi sama sekali, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pendengaran atau perkembangan sosial.
3. Keterlambatan dalam Bicara atau Tidak Mengeluarkan Suara Babbling
Umumnya, bayi mulai babbling di usia 6 bulan dan mengucapkan kata-kata bermakna sekitar usia 1 tahun. Jika anak belum juga bersuara atau tidak meniru suara orang dewasa, bisa jadi ini tanda keterlambatan bicara. Keterlambatan ini bisa disebabkan oleh masalah pendengaran atau gangguan perkembangan bahasa.
Baca Juga: Anak Terlambat Bicara: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
4. Tidak Menunjukkan Ekspresi Emosi atau Kontak Mata
Anak yang jarang tersenyum, tidak tertarik pada ekspresi wajah orang lain, atau tidak mau melakukan kontak mata bisa menunjukkan tanda keterlambatan sosial-emosional. Ini perlu diwaspadai karena bisa berkaitan dengan spektrum autisme atau gangguan perkembangan lain.
5. Sulit Fokus dan Tidak Menunjukkan Ketertarikan pada Sekitarnya
Anak yang terlalu pasif, tidak tertarik pada mainan, atau tampak sering melamun bisa mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif. Kegiatan eksplorasi dan bermain sangat penting dalam fase ini. Oleh karena itu, orang tua bisa mulai memberi stimulasi dengan permainan edukatif yang menarik perhatian anak.
Baca Juga: Tahap Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget
6. Belum Bisa Meraih atau Memegang Benda dengan Baik
Keterlambatan motorik halus bisa terlihat dari anak yang kesulitan meraih benda, memegang mainan kecil, atau menyuap makanan sendiri saat usianya sudah cukup. Koordinasi mata dan tangan biasanya berkembang pesat di usia 6–12 bulan. Stimulasi dengan mainan bertekstur atau finger food bisa sangat membantu.
7. Tidak Menunjukkan Rasa Takut atau Keterikatan pada Orang Tua
Anak yang tidak menangis saat ditinggal atau tampak tidak peduli saat bertemu orang asing mungkin mengalami keterlambatan perkembangan emosi. Keterikatan pada caregiver merupakan dasar penting dalam tumbuh kembang anak. Ketidakhadiran respons ini bisa jadi pertanda bahwa anak belum membentuk hubungan sosial yang sehat.
Baca Juga: Stranger Anxiety pada Anak, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Mengetahui tanda-tanda keterlambatan perkembangan anak secara dini akan membantu orang tua memberikan dukungan yang tepat di waktu yang tepat. Namun, tetap ada upaya untuk mendukung supaya anak bisa berkembang optimal sesuai usianya.
Salah satunya dengan menyewa mainan edukatif di Mamasewa. Tidak hanya praktis dan hemat, pilihan mainan di Mamasewa juga sudah disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak. Yuk, cek koleksinya sekarang!
