Sebagian besar kehamilan berlangsung normal dan sehat. Namun, ada kalanya kondisi ibu atau janin membutuhkan perhatian ekstra karena tergolong kehamilan berisiko tinggi. Sayangnya, banyak ibu hamil baru menyadari risikonya setelah muncul gejala yang seharusnya bisa dikenali lebih awal. Oleh karena itu, penting bagi setiap ibu hamil dan keluarga untuk memahami apa saja tanda-tanda kehamilan berisiko tinggi serta cara terbaik dalam menghadapinya. Berikut informasinya!

Baca Juga: Manfaat Prenatal Yoga untuk Ibu Hamil, Banyak Banget!

Tanda-Tanda Kehamilan Berisiko Tinggi

Beberapa tanda dan kondisi berikut perlu diwaspadai karena dapat mengindikasikan kehamilan berisiko tinggi. Mengenalinya sejak dini memungkinkan Mama mendapatkan penanganan yang tepat dan meminimalkan risiko komplikasi serius.

1. Perdarahan Selama Kehamilan

Perdarahan ringan di awal kehamilan bisa bersifat normal, namun jika jumlahnya banyak atau disertai nyeri perut, hal ini bisa menjadi tanda keguguran, kehamilan ektopik, atau gangguan pada plasenta. Perdarahan di trimester kedua atau ketiga juga tidak boleh dianggap sepele, terutama jika muncul tiba-tiba dan disertai nyeri.

Baca Juga: Apakah Intrusive Thought pada Ibu Hamil Normal? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

2. Tekanan Darah Tinggi dan Preeklampsia

Tekanan darah tinggi yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dapat berkembang menjadi preeklampsia. Kondisi ini biasanya disertai pembengkakan pada wajah dan tangan, nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan, atau nyeri perut bagian atas. Jika tidak ditangani, preeklampsia dapat berkembang menjadi eklampsia yang membahayakan nyawa ibu dan janin.

3. Gerakan Janin Berkurang

Gerakan janin adalah indikator penting kesehatan janin. Jika ibu merasa janin menjadi kurang aktif dari biasanya, terutama setelah usia kehamilan 28 minggu, ini bisa menjadi tanda stres janin atau masalah dengan aliran darah ke plasenta. Hitung tendangan janin secara rutin dan segera periksakan bila ada perubahan signifikan.

Baca Juga: 7 Opsi Cemilan Sehat Ibu Hamil, Mama Bisa Lihat di Sini!

4. Kontraksi Sebelum Waktunya

Tanda-tanda Kehamilan Berisiko Tinggi

Kontraksi yang muncul sebelum usia kehamilan 37 minggu dapat menandakan persalinan prematur. Biasanya disertai sensasi seperti tekanan pada panggul, nyeri punggung bawah, atau peningkatan cairan vagina. Deteksi dini sangat penting agar tindakan pencegahan bisa dilakukan.

5. Kondisi Medis Kronis pada Ibu Hamil

Ibu dengan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, lupus, gangguan ginjal, atau gangguan tiroid memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi kehamilan. Begitu pula dengan riwayat keguguran berulang, bayi lahir prematur, atau preeklampsia pada kehamilan sebelumnya. Kondisi-kondisi ini memerlukan pengawasan medis intensif sejak awal kehamilan.

Baca Juga: Pregnancy Brain, Penyebab Ibu Hamil Sering Lupa

6. Infeksi Selama Kehamilan

Infeksi tertentu seperti rubella, toksoplasmosis, atau infeksi saluran kemih yang tidak diobati dapat membahayakan janin. Beberapa infeksi bisa ditularkan ke janin dan menyebabkan cacat bawaan, kelahiran prematur, atau infeksi berat pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin dan pengobatan segera sangat penting.

7. Pertambahan Berat Badan yang Tidak Normal

Kenaikan berat badan yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat menjadi indikator masalah. Misalnya, berat badan yang naik drastis bisa mengindikasikan preeklampsia, sementara kenaikan yang minim bisa memengaruhi pertumbuhan janin. Pemantauan berat badan secara berkala membantu menilai perkembangan kehamilan.

Baca Juga: 7 Tips Memilih Dokter Kandungan yang Tepat, Jangan Asal Pilih!

8. Usia Ibu yang Terlalu Muda atau Terlalu Tua

Ibu hamil yang berusia di bawah 17 tahun atau di atas 35 tahun cenderung memiliki risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi. Ini termasuk risiko tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, dan kelahiran prematur. Pendampingan khusus oleh tenaga kesehatan sangat disarankan.

9. Kehamilan Kembar

Mengandung lebih dari satu janin dapat meningkatkan risiko preeklampsia, kelahiran prematur, dan pertumbuhan janin tidak seimbang. Pemeriksaan rutin dan pemantauan tumbuh kembang janin sangat penting pada kehamilan kembar.

Baca Juga: Tidak Banyak Yang Tahu, Ini Dia 5 Fakta Bayi Baru Lahir!

Cara Menghadapi Kehamilan Berisiko Tinggi

Tanda-tanda Kehamilan Berisiko Tinggi

Meski berada menjalani kehamilan berisiko tinggi, bukan berati hari-hari Mama harus diliputi kekhawatiran terus-menerus. Dengan dukungan medis yang tepat dan kepatuhan Mama terhadap anjuran dokter, banyak kehamilan risiko tinggi bisa berakhir dengan persalinan yang sehat. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan:

  • Melakukan periksa kehamilan secara rutin. Frekuensinya mungkin lebih sering dari kehamilan normal, tapi ini penting agar dokter bisa memantau perkembangan janin dan kondisi ibu.
  • Patuhi pengobatan dan saran medis yang diberikan dokter dan jangan menghentikan pengobatan tanpa konsultasi.
  • Istirahat yang cukup serta imbangi dengan gaya hidup dan manajemen stres yang sehat.
  • Kapan pun Anda merasakan hal yang tak biasa atau gejala yang mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter. Jangan diabaikan karena tindakan intervensi cepat mungkin bisa menyelamatkan ibu dan bayi.
  • Diskusikan opsi persalinan sejak awal, terutama jika berpotensi memerlukan tindakan khusus seperti operasi caesar atau perawatan neonatal intensif.

Baca Juga: Bunuh Diri karena Dilarang Caesar, Mari Kenali Kondisi yang Mengharuskan Bumil Dioperasi!

Kehamilan berisiko tinggi memang memerlukan perhatian lebih, tetapi bukan berarti tidak bisa dilalui dengan tenang dan sehat. Kuncinya adalah memahami kondisi tubuh, menjaga komunikasi terbuka dengan tenaga medis, dan tidak ragu mencari pertolongan saat ada tanda bahaya.

Supaya Mama bisa memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat dan fokus pada kondisi kesehatan selama kehamilan, lengkapi kebutuhan si kecil yang akan segera lahir dengan menyewanya di Mamasewa. Tersedia beragam kategori produk yang bisa Mama pilih, dijamin higienis dan harganya nyaman di kantong!

Tinggalkan Balasan