Beberapa waktu lalu, ada seorang pengguna X membagikan foto hasil cek kultur darah (blood culture) yang cukup mengejutkan. Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa ia resisten terhadap semua jenis antibiotik. Kalau sudah begini, susah bagi si pasien untuk mendapatkan pengobatan yang semestinya. Maka dari itu, Mama perlu tahu bentuk dan bahaya penyalahgunaan antibiotik agar kondisi ini tidak sampai menimpa si kecil dan anggota keluarga lainnya. Yuk, simak informasinya!
Manfaat Antibiotik yang Sebenarnya
Mengutip Alodokter, antibiotik sejatinya adalah obat yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri. Ia bekerja dengan melemahkan atau membunuh bakteri untuk menghentikan pertumbuhannya.
Namun, karena ada banyak sekali jenis bakteri, maka jenis antibiotik yang digunakan harus tepat. Mengingat setiap antibiotik memiliki formulasi dan cara penggunaan yang berbeda-beda.
Nah, dalam kasus yang menimpa pengguna X tersebut, isa dikatakan kalau ia telah mengalami resistensi yang kemungkinan besar disebabkan oleh penyalahgunaan antibiotik.
Dampaknya tak main-main, penyalahgunaan antibiotik bisa menimbulkan risiko serius akan kematian.
Bentuk Penyalahgunaan Antibiotik
Oleh karena itu, Mama perlu tahu apa saja bentuk-bentuk penyalahgunaan antibiotik yang paling sering terjadi. Berikut adalah ulasannya.
1. Jenis Antibiotik yang Salah
Seperti yang disinggung sebelumnya, setiap antibiotik memiliki jenis yang berbeda. Di mana setiap jenis memberikan efek terhadap jenis bakteri yang berbeda pula—dan tidak dapat digantikan sama lain.
Meminum antibiotik yang salah tidak akan memberikan pengaruh apa pun terhadap bakteri yang menyebabkan penyakit, ia akan terus berkembang dan tidak membuat Anda semua. Gampangnya, antibiotik yang diminum salah target.
2. Formulasi yang Salah
Antibiotik ada yang tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, intervena, dan krim. Dalam hal ini, formulasi antibiotik menentukan rute penggunaannya.
Antibiotik tablet harus diminum secara oral, antibiotik intravena harus disuntikkan, dan antibiotik krim harus dioleskan ke kulit. Formulasi ini disesuaikan dengan jenis bakterinya.
Memberikan antibiotik oral kepada pasien yang membutuhkan antibiotik intravena tidak akan memberikan efek terapi yang optimal.
BACA JUGA: CARA MENGATASI ANAK DEMAM, MAMA HARUS TENANG!
3. Dosis yang Salah
Jenis dan dosis antibiotik harus diresepkan oleh dokter. Pasalnya, dokter perlu mempertimbangkan usia, berat badan, dan tingkat keparahan pasien.
Dosis yang terlalu tinggi bisa menyebabkan efek samping yang fatal. Sementara, penggunaan jenis yang salah bisa menyebabkan resistensi antibiotik.
4. Durasi yang Salah
Jangka waktu penggunaan antibiotik bervariasi, tergantung jenis dan tingkat keparahan infeksi. Itu kenapa dokter menyuruh Anda menghabiskan antibiotik yang telah diresepkan sekalipun Anda sudah merasa lebih baik sebelum pengobatan selesai.
Pasalnya, durasi yang diresepkan adalah lama waktu yang disarankan agar antibiotik bisa membunuh bakteri penyebab penyakit tersebut. Menghentikan konsumsi antibiotik sebelum waktunya, akan membuat Anda jatuh sakit lagi dan sisa bakteri yang masih hidup dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik tersebut.
5. Penggunaan yang Salah
Perlu Mama ingat kembali bahwa antibiotik digunakan untuk melemahkan atau membunuh bakteri. Maka dari itu, antibiotik hanya dikonsumsi ketika Anda atau keluarga menderita penyakit akibat infeksi.
Bahaya Penyalahgunaan Antibiotik
Penyalahgunaan antibiotik seperti di atas tentu menimbulkan bahaya yang tak boleh Anda sepelekan.
1. Resistensi Antibiotik
Ini bisa membuat Anda resisten terhadap antibiotik. Nah, resistensi antibiotik sendiri terjadi ketika bakteri tidak terbunuh secara efektif sehingga mereka beradaptasi dan melawan efek antibiotik tersebut.
Akibatnya, bakteri menjadi kebal dan Anda membutuhkan antibiotik yang “lebih kuat” daripada yang diperlukan.
2. Menimbulkan Efek Samping
Pemberian antibiotik yang tidak sesuai anjuran dapat menimbulkan berbagai efek samping. Contohnya seperti sakit perut, ruam, reaksi alergi, hingga kondisi yang parah seperti cedera ginjal dan kerusakan hati.
Selain itu, efek samping antibiotik juga bisa muncul ketika digunakan bersama dengan obat lain seperti pengencer darah, antikonvulsan, antidepresan, atau pil kontrasepsi oral—yang mana ini bisa menyebabkan toksisitas.
3. Membuat Penyakit Sulit Disembuhkan
Kesalahpahaman tentang penggunaan antibiotik menjadi pukulan bagi para tenaga medis. Selain resistensi dan efek samping, penyalahgunaan obat ini bisa mempersulit proses pengobatan dan membuat infeksi semakin parah. Pada gilirannya, ini bisa meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian.
Mam, itulah hal-hal yang perlu kita pahami soal penggunaan antibiotik. Semoga setelah membaca artikel ini tidak ada lagi orangtua yang sembarangan memberi antibiotik saat anaknya sakit.
Sama seperti antibiotik, Mama tidak boleh sembarangan menggunakan perlengkapan dan mainan untuk si kecil. Soal ini, percayakan pada Mamasewa. Kami menjamin semua produk yang dikirimkan ke rumah Mama sudah disterilisasi dan terjamin kebersihannya. Yuk, temukan semua yang Mama butuhkan hanya di Mamasewa!