Di era digital seperti sekarang, orang tua memiliki akses luas untuk mempelajari berbagai gaya parenting. Namun, yang terpenting bukan sekadar mengikuti tren, melainkan menyesuaikannya dengan kebutuhan anak agar mereka tumbuh dengan sebagai pribadi yang sehat dan seimbang. Berikut ini adalah pengaruh gaya parenting terhadap kepribadian anak yang perlu Mama tahu.

Bagaimana Pengaruh Gaya Parenting terhadap Kepribadian Anak?

Pengaruh Gaya Parenting terhadap Kepribadian Anak

Setiap anak lahir dengan karakter yang khas dan unik. Karakter ini merupakan sifat alami yang mereka bawa sejak lahir dan cenderung stabil sepanjang hidup. Namun, bagaimana karakter tersebut berkembang, ini sangat dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan—dan inilah yang membentuk kepribadian anak.

Banyak penelitian membuktikan jika kepribadian seseorang banyak dipengaruhi oleh interaksi anak dengan orang tua, keluarga, dan lingkungan sosialnya. Anak yang dibesarkan dengan pola asuh penuh kasih sayang dan komunikasi terbuka akan cenderung lebih percaya diri dan mampu mengelola emosinya dengan baik. 

Sebaliknya, jika anak sering mendapat tekanan, kurang perhatian, atau lingkungan yang tidak mendukung, berisiko bisa tumbuh menjadi pribadi yang pemalu, agresif, atau sulit beradaptasi.

Selain itu, anak belajar banyak hal dengan meniru orang tuanya. Jika orang tua membiasakan nilai-nilai yang baik, anak cenderung mengembangkan kepribadian yang positif pula. Di sinilah betapa besar pengaruh gaya parenting terhadap kepribadi anak.

Baca Juga: Gentle vs Permissive Parenting: 5 Perbedaan Paling Mendasar

Faktor yang Memengaruhi Gaya Parenting

Setiap orang tua memiliki cara yang berbeda dalam mendidik anak dan gaya parenting yang diterapkan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun banyak orang tua berusaha mengikuti pola asuh terbaik, seringkali keputusannya dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini.

1. Pengalaman Masa Kecil Orang Tua

Pengaruh Gaya Parenting terhadap Kepribadian Anak

Orang tua sering kali membawa pola asuh yang mereka terima semasa kecil ke dalam cara mendidik anak-anaknya. Jika dulu Anda dibesarkan dengan pola asuh yang penuh kasih sayang dan dukungan, kemungkinan besar Anda akan menerapkan gaya yang serupa. Begitu pula sebaliknya.

2. Nilai Keluarga dan Budaya

Nilai dan budaya keluarga sangat berpengaruh terhadap gaya parenting. Di beberapa budaya, disiplin yang ketat lebih dihargai, sementara di budaya lain, kebebasan berekspresi dan komunikasi terbuka lebih ditekankan. Kebanyakan orang tua akan membawa nilai-nilai ini dalam membesarkan anak-anaknya.

Baca Juga: Slow Parenting, Membesarkan Anak dengan Lebih Kalem

3. Kondisi Emosional dan Psikologis Orang Tua

Kesejahteraan emosional orang tua berperan besar dalam bagaimana mereka mendidik anak. Orang tua yang merasa stres, cemas, atau tidak stabil secara emosional cenderung lebih reaktif dan mungkin menggunakan pendekatan yang kurang positif. Sebaliknya, orang tua yang stabil secara emosional lebih mampu menunjukkan kasih sayang dan menetapkan batasan yang jelas dengan bijak.

4. Kepribadian dan Kebutuhan Anak

Setiap anak memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda. Gaya parenting yang diterapkan juga sering kali disesuaikan dengan kepribadian dan kebutuhan anak agar ia dapat berkembang dengan optimal. Bahkan pola asuh yang diterapkan pada anak sulung, tengah, dan bungsu bisa jadi juga berbeda.

5. Pengaruh Lingkungan Sosial

Lingkungan tempat tinggal, pergaulan, dan pengaruh dari luar juga memengaruhi pola asuh yang diterapkan. Orang tua mungkin merasa perlu menyesuaikan gaya parenting untuk mencocokkannya dengan ekspektasi sosial atau untuk melindungi anak dari pengaruh luar yang negatif.

Baca Juga: 5 Tips Parenting Anak Tunggal, Bukan Harus Selalu Dimanja

Tanda Gaya Parenting Sudah Tepat

Mengetahui apakah gaya parenting yang diterapkan sudah tepat barang kali bukan hal yang mudah. Namun, ada beberapa indikator yang dapat membantu Mama menilai sejauh mana pola asuh yang diterapkan mampu mendukung perkembangan anak secara emosional, sosial, dan fisik.

1. Anak Merasa Aman dan Penuh Percaya Diri

Gaya parenting yang tepat akan membuat anak merasa aman dan didukung. Ini membuat anak lebih mudah mengungkapkan perasaan dan pemikirannya pada orang tuanya. Dari sini saja, Mama bisa melihat bahwa anak yang merasa didukung akan lebih siap untuk mencoba hal-hal baru, menghadapi tantangan, dan percaya pada kemampuannya sendiri.

2. Anak Mampu Mengelola Emosi dan Beradaptasi

Pengaruh Gaya Parenting terhadap Kepribadian Anak

Pola asuh tepat akan membantu anak mengembangkan keterampilan untuk mengelola emosi dengan cara yang sehat. Ini membuat mereka mampu beradaptasi dengan lebih mudah dan lebih baik dalam berbagai situasi sosial. 

3. Komunikasi Terbuka antara Orang Tua dan Anak

Kemudian, ciri penting dari pola asuh yang tepat adalah terciptanya komunikasi yang terbuka dan penuh pengertian antara orang tua dan anak. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang membuatnya merasa didengar dan dihargai akan lebih mudah berbagi perasaan, kekhawatiran, atau masalahnya. Dan ini sangat membantu orang tua untuk mengarahkan anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan seimbang.

Baca Juga: 5 Manfaat Pillow Talk dengan Anak: Bisa Mempererat Bonding dengan si Kecil

4. Anak Termotivasi dan Bahagia

Anak-anak yang bahagia, termotivasi, dan bersemangat adalah tanda bahwa mereka dibesarkan dengan pola asuh yang sehat dan tepat. Mereka tidak hanya menunjukkan minat terhadap kegiatan yang dilakukan, tapi juga tahu bagaimana cara mencintai dirinya sendiri dan tetap menumbuhkan empati terhadap orang lain.

5. Mengembangkan Kemandirian dan Perilaku Sesuai Usia

Pengaruh Gaya Parenting terhadap Kepribadian Anak

Barang kali ini adalah cara termudah untuk melihat seberapa efektif gaya parenting yang Anda terapkan. Anak-anak yang terstimulasi dengan baik akan memperlihatkan keterampilan dan perilaku yang sesuai dengan tahap usianya.

Baca Juga: Tips Menghadapi Kritik Pengasuhan Anak, Cara Keren Wajib Dicoba! 

Dampak Pola Asuh yang Tidak Sesuai

Meskipun setiap orang tua berusaha melakukan yang terbaik, pola asuh yang tidak sesuai bisa mengembangkan dampak negatif pada perkembangan anak dalam jangka panjang. Berikut adalah beberapa dampaknya.

1. Ketergantungan Emosional yang Tinggi

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang berlebihan (overparenting) sering kali tidak diberi kesempatan untuk mengelola perasaan dan masalah secara mandiri. Akibatnya, anak bisa menjadi sangat bergantung pada orang tua secara emosional dan membuatnya kesulitan mengelola emosi dengan sehat.

2. Menunjukkan Perilaku Menantang

Pola asuh yang tidak konsisten, terlalu keras, atau kurang kasih sayang dapat membuat anak mengembangkan perilaku yang menantang. Mereka mungkin menjadi agresif dalam merespons frustrasi atau kesulitan. Di sisi lain, pola asuh yang salah juga bisa menyebabkan anak merasa tidak cukup baik sehingga membuatnya sering minder dan tidak percaya diri saat menghadapi tekanan atau tantangan.

Baca Juga: 7 Cara Menghadapi Pelaku Bullying, Ajarkan Ini pada Anak!

3. Kesulitan dalam Membangun Hubungan Sehat

Pengaruh Gaya Parenting terhadap Kepribadian Anak

Ketika anak tidak menerima dukungan emosional yang memadai, mereka bisa menganggap bahwa dirinya tidak dicintai atau tidak berharga. Ini dapat mempengaruhi pandangan mereka tentang dirinya sendiri. Jika sudah begini, anak mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain, baik dengan teman-teman mereka maupun pasangannya saat dewasa nanti.

4. Kesulitan Mencapai Tonggak Tumbuh Kembang yang Sesuai

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang tidak mendukung perkembangan emosional dan fisiknya mungkin mengalami kesulitan dalam mencapai tonggak tumbuh kembang yang sesuai.

Ini tidak hanya mencakup keterlambatan dalam perkembangan sosial atau emosional, tetapi juga memengaruhi perkembangan fisik anak. Misalnya, anak yang jarang diajak bermain atau kurang distimulasi mungkin akan tertinggal dalam hal keterampilan motorik kasar atau halus.

Selain itu, stres yang dihasilkan dari pola asuh yang tidak konsisten dapat menyebabkan gangguan lainnya, seperti gangguan tidur atau masalah makan, yang akhirnya menghambat perkembangan anak secara keseluruhan.

Baca Juga: Stress Language Anak: Apa Itu dan Macam-macamnya

5. Berisiko Mengalami Krisis Identitas

Anak yang dibesarkan dengan pola asuh yang tidak seusai dengan kebutuhannya bisa mengalami krisis identitas di masa depan. Mereka mungkin merasa bingung tentang siapa diri mereka dan apa tujuan hidup mereka karena mereka belum diberi kesempatan untuk mengeksplorasi minat, nilai-nilai, atau keinginan mereka secara bebas. 

Pada akhirnya, memang tidak ada pola asuh yang benar-benar mutlak atau sempurna. Anda pun tidak perlu terpaku pada satu gaya parenting tertentu, melainkan bisa mengadaptasi gaya asuh yang sesuai dengan kebutuhan, kepribadian anak, dan situasi yang dihadapi. Fleksibilitas ini memungkinkan Mama mendukung tumbuh kembang anak secara optimal, sambil tetap menjaga hubungan yang hangat dan penuh kasih sayang.

Namun, yang tak boleh dilewatkan, anak butuh stimulasi yang tepat untuk bisa mengembangkan nilai-nilai baik. Ini bisa Mama mulai sejak mereka masih dalam kandungan hingga nanti menyesuaikan tahapan usianya. Untuk membersamai si kecil, Mamasewa setia hadir mendampingi Mama dengan menyedian segala macam perlengkapan yang si kecil butuhkan. Cek di sini untuk lihat koleksi selengkapnya!

Tinggalkan Balasan