Sebagai ibu, melihat anak tampak gelisah, menangis tanpa sebab, atau terus-menerus merasa takut bisa menimbulkan kekhawatiran. Tak jarang kita pun bertanya-tanya apakah ini hanya sementara atau ada hal yang lebih serius. Kecemasan pada anak sebenarnya adalah hal yang cukup umum, terutama di usia dini ketika mereka masih belajar memahami dunia di sekitarnya. Namun, bila tidak ditangani dengan baik, kecemasan bisa mengganggu proses belajar, bersosialisasi, bahkan kesehatan fisik mereka. Maka dari itu, yuk kenali tanda-tanda kecemasan dan cari tahu cara mengatasi kecemasan pada anak yang tepat di sini!
Baca Juga: Cara Mengisi Tangki Cinta Anak, Jangan Sampai Sampai Kekurangan Kasih Sayang!
Tanda-tanda dan Penyebab Kecemasan pada Anak
Setiap anak punya cara berbeda dalam mengekspresikan perasaan cemasnya. Ada yang menjadi lebih pendiam dan menarik diri dari lingkungan sekitar, ada juga yang justru menjadi rewel, mudah marah, atau menangis tanpa sebab yang jelas.
Beberapa anak juga bisa mengalami keluhan fisik seperti sakit perut, mual, atau sakit kepala setiap kali menghadapi situasi tertentu. Misalnya saat akan pergi ke sekolah atau bertemu orang baru.
Pada anak yang berusia lebih kecil, kecemasan juga bisa ditunjukkan dengan sulit tidur, sering mimpi buruk, atau takut berpisah dari orang tua. Tanda-tanda ini mungkin tampak seperti hal biasa, tetapi jika muncul terus-menerus, bisa jadi merupakan sinyal bahwa anak sedang mengalami kecemasan sehingga butuh perhatian khusus.
Nah, kecemasan pada anak bisa dipicu oleh banyak hal, baik yang terjadi di dalam rumah maupun di lingkungan luar. Berikut adalah beberapa penyebab umum kecemasan pada anak:
- Perubahan rutinitas atau lingkungan, seperti pindah rumah, masuk sekolah baru, atau kehadiran adik bayi.
- Tekanan akademik akibat tuntutan nilai tinggi, harus lulus ujian, atau takut dimarahi guru.
- Pengaruh media, seperti melihat berita menakutkan atau konten yang tidak sesuai usianya.
- Konflik keluarga, seperti pertengkaran orang tua atau ketegangan di rumah.
- Pengalaman traumatis, seperti kecelakaan, bencana, atau kehilangan orang terdekat.
- Kurangnya rasa aman, baik secara fisik maupun emosional.
- Stres sosial, misalnya sulit berteman, mengalami perundungan, atau merasa tidak diterima di lingkungan bermain.
Baca Juga: 7 Tips Menghadapi Anak yang Sulit Beradaptasi, Harus Mulai dari Mana?
Cara Mengatasi Kecemasan pada Anak
Saat anak merasa cemas, Mama mungkin juga ikut tidak tenang. Namun, untuk membantu anak mengatasi rasa cemasnya, Mama perlu melakukan pendekatan yang tepat. Berikut adalah beberapa cara yang bisa Mama lakukan untuk membantu anak mengelola kecemasannya.
1. Validasi Perasaan Anak
Saat Mama mulai melihat tanda-tanda kecemasan pada anak, jangan buru-buru mengatakan “jangan takut” atau “jangan lebay”. Dengarkan dulu dan validasi perasaan mereka, seperti dengan mengatakan, “Mama tahu kamu sedang takut, dan itu tidak apa-apa.” Ketika anak merasa dimengerti, mereka lebih mudah terbuka dan belajar mengelola emosinya.
Baca Juga: Melatih Keterampilan Regulasi Emosi Anak: Manfaat dan Caranya
2. Bantu Anak Menamai Emosi
Ajari anak menyebutkan perasaan yang mereka alami, misalnya sedih, gugup, atau marah. Ini membantu mereka memahami apa yang sedang dirasakan dan mengurangi kebingungan emosional. Untuk mengenalkan nama-nama emosi, Mama bisa menggunakan buku cerita atau alat bantu lain yang menyenangkan dan edukatif.
3. Latih Teknik Pernapasan atau Relaksasi Sederhana
Supaya anak bisa mengatasi rasa cemasnya, Mama bisa mengajarkan anak untuk menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. Meski sederhana, cara ini bisa menenangkan sistem saraf dan mengurangi reaksi “fight or flight”. Mama bisa melakukannya bersama-sama agar anak merasa lebih nyaman.
Baca Juga: 9 Cara Melatih Mindful Eating pada Anak dan Kenapa Ini Penting
4. Ciptakan Rutinitas yang Konsisten
Anak merasa lebih aman dan tenang saat tahu apa yang akan terjadi. Pasalnya, rutinitas harian yang teratur bisa menciptakan rasa kontrol dan kepastian. Usahakan untuk menghindari perubahan mendadak karena ini bisa membuat anak semakin cemas.
5. Batasi Paparan Informasi yang Tidak Sesuai Usia
Terlalu banyak menonton berita, mendengar percakapan dewasa, atau akses ke media sosial dapat memicu ketakutan dan kekhawatiran pada anak. Orang tua perlu menyaring informasi yang diterima anak dan memberi penjelasan yang sesuai usia mereka. Jelaskan situasi sulit dengan bahasa yang sederhana dan menenangkan.
Baca Juga: 10 Alasan Kenapa Orangtua Perlu Fitur Parental Control
6. Ajak Anak Melakukan Aktivitas Menyenangkan
Bermain, menggambar, berolahraga ringan, atau sekadar membaca buku bersama bisa membantu anak melepaskan stres secara alami. Aktivitas ini juga mempererat hubungan emosional antara anak dan orang tua. Anak pun merasa lebih aman karena tahu mereka tidak sendirian.
7. Konsultasikan dengan Profesional Jika Perlu
Jika kecemasan anak berlangsung lama atau mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk mencari bantuan dari psikolog anak. Intervensi dini dapat mencegah kecemasan berkembang menjadi masalah jangka panjang. Terapis bisa memberikan pendekatan yang tepat sesuai kondisi anak.
Baca Juga: 7 Cara Mengajarkan Keterampilan Sosial pada Anak, Mudah dari Rumah
Mengelola kecemasan pada anak memang membutuhkan empati dan kedekatan emosional. Namun dengan mengenali tanda-tanda, penyebabnya, dan cara mengatasinya, Mama pasti lebih siap mendampingi si kecil.
Ingat, kecemasan adalah bagian alami dari perkembangan emosional anak dan tugas Mama adalah untuk membantu anak mengatasinya.
Kalau Mama butuh dukungan ekstra, Mama bisa menyewa bouncer untuk bayi atau pilihan aktivitas seru seperti sepeda atau mainan edukatif di Mamasewa untuk membantu si kecil menenangkan diri. Langsung klik www.mamasewa.com untuk menemukan perlengkapan yang paling cocok!