Mama perlu mengerti batasannya bahwa tidak setiap keinginan anak harus dipenuhi. Jangan sampai karena alasan sayang anak, Mama malah menjadi permissive parent dan kehilangan kendali atas mereka. Nah, di artikel ini, Mamasewa akan mengulas gentle vs permissive parenting. Apa itu dan dimana letak perbedaannya? Cek informasi berikut ini!
Apa Itu Gentle Parenting?
Gentle parenting adalah pola asuh yang mengedepankan empati. Itu artinya, Mama perlu menempatkan diri di posisi anak sebelum bereaksi terhadap tingkah laku mereka.
Ini tidak berarti Anda harus menyetujui semua perbuatannya, tapi Mama perlu memahami alasan kenapa mereka melakukannya. Pola asuh ini memiliki beberapa prinsip utama, yakni:
- Memahami akar perilaku anak untuk mengetahui apa alasan motivasi mereka melakukan tindakan tersebut. Barangkali ada kebutuhan atau emosi tertentu yang mendasarinya.
- Menerima seluruh emosi anak, baik itu baik maupun buruk. Gentle parents akan menunjukkan pengertian dan tidak menghakimi apa yang anaknya rasakan.
- Komunikasi yang jelas, sederhana, dan jelas sehingga anak memahami batasan atau memperbaiki perilakunya.
- Memperlakukan anak dengan rasa hormat karena menyadari bahwa anak berhak mendapatkan rasa hormat yang sama seperti orang dewasa.
Apa Itu Permissive Parenting?
Banyak orang salah kaprah dan menganggap bahwa gentle vs permissive parenting itu sama. Sekilas mungkin memang mirip, tapi permissive parents memperlakukan anaknya dengan lembut hanya karena ingin menghindari konflik atau sesuatu yang membuat anaknya kesal.
Akibatnya mereka cenderung membebaskan anaknya melakukan sesuatu sesukanya. Adapun beberapa tanda permissive parenting, yaitu:
- Orangtua permisif sebenarnya telah menetapkan batasan, tapi mereka tidak konsisten dalam melakukannya. Mereka akan menyerah ketika anaknya memohon, membantah, atau tantrum.
- Orangtua permisif membebaskan anaknya melakukan sesuatu dengan caranya tanpa menerapkan kontrol yang jelas. Akibatnya, anak kurang “terstruktur” dan kesulitan mengikuti rutinitas harian.
- Orangtua permisif berpikir bahwa kelakuan anak harus “dimaafkan”, tapi sayangnya mereka tidak mencoba mengenalkan konsekuensi dan menetapkan batasannya.
Baca Juga: Jellyfish Parenting: Kekurangan, Kelebihan, dan Cara Menerapkannya
Perbedaan Utama Gentle vs Permissive Parenting
Setelah memahami apa itu gentle vs permissive parenting, berikut ini adalah perbedaan utama yang membedakan keduanya. Mari pahami baik-baik agar Mama tak salah kaprah.
1. Pendekatan terhadap Disiplin
Gentle parents melihat kedisiplinan sebagai cara untuk mengajari anak-anaknya, bukan untuk menghukum.
Sementara permissive parents hampir tidak punya batasan yang jelas soal ini. Akibatnya, mereka akan terus bergulat untuk memperbaiki kesalahan anaknya.
2. Tingkat Ketegasan OrangTua
Meskipun sebutannya gentle parenting, tapi gentle parents cukup tegas ketika anaknya melakukan kesalahan. Namun, sebelum mulai menasehati, mereka akan memvalidasi emosi anaknya terlebih dahulu baru bicara dengan sang anak.
Sebaliknya, permissive parents memandang kesalahan anak dengan dalih “namanya juga anak-anak”. Bahkan ada kalanya mereka akan membujuk anaknya dengan hadiah supaya tidak mengulangi kesalahannya.
3. Dinamika Hubungan Orang Tua-Anak
Gentle parenting berusaha membangun kepercayaan melalui komunikasi dan pemahaman yang terbuka.
Sementara permissive parenting lebih santai dan longgar sehingga, sebenarnya, mengakibatkan ikatan yang kurang dekat dan aman dengan anak-anaknya.
4. Kemandirian Anak
Anak yang diasuh oleh gentle parents akan lebih mandiri karena mereka dibiasakan untuk memahami akar permasalahannya sehingga mereka memiliki pemahaman yang lebih komprehensif dan mampu berpikir kritis.
Sementara itu, karena terbiasa dilindungi, anak-anak yang dibesarkan dengan pola asuh permisif akan kesulitan menyelesaikan masalahnya secara mandiri karena tidak diberi “kesempatan” untuk itu.
5. Manajemen Emosi Anak
Gentle parenting sangat menekankan pada empati dan penerimaan emosi sehingga menghasilkan anak-anak yang tumbuh dengan lebih stabil dan mampu mengelola emosinya dengan lebih baik.
Namun, permissive parenting selalu menekan emosi anak dengan menghibur atau memberinya hadiah agar anak diam. Akibatnya, anak tidak terlatih mengelola emosinya dan mengatasi kesulitan.
Baca Juga: Tiger Parenting, Tak Seburuk Itu kalau Tahu Triknya
Bagaimana agar Tidak Terjebak dalam Permissive Parenting?
Tidak pernah ada kata terlambat untuk memperbaiki diri. Sungguh, perjalanan menjadi orangtua adalah perjalanan yang sangat panjang. Maka dari itu, selalu ada kesempatan bagi mereka yang ingin menjadi lebih baik.
Lantas bagaimana agar kita semua berhenti salah kaprah dan tidak sampai kebablasan menerapkan gentle parenting? Berikut adalah beberapa cara yang disarankan oleh dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A.
1. Memberi Batasan
Anak perlu tahu apa yang boleh dan tidak boleh mereka lakukan. Dan tugas orangtua adalah menjelaskan ini pada anak.
Contohnya pada kasus anak yang tidak mau divaksin. Orangtua perlu mengerti bahwa anak mungkin merasa takut, maka tak ada salahnya kalau Mama memberi batasan waktu untuk menenangkan diri. Setelah itu, bagaimana pun ini tetap harus dilakukan, baik dengan atau tanpa kesukarelaan anak.
2. Melakukan Priming
Priming adalah sebuah metode pemrograman otak untuk memperingatkan ketika muncul informasi tertentu. Masih dari contoh kasus yang sama.
Mama bisa melakukan sounding setiap sebelum melakukan sesuatu. Dalam hal ini, Mama sudah memberi tahu si kecil bahwa mereka akan divaksin, maka ketika sudah sampai ke ruangan dokter dan anak masih menolak, Mama bisa memanfaatkan priming untuk membangunkan kembali memori anak terhadap batasan waktu yang sudah disepakati.
3. Perhatikan Nada Bicara
Dalam mendisiplinkan anak, nada bicara orangtua sangat menentukan. Mama tidak perlu membentak atau berteriak untuk melakukan ini. Namun, Mama juga tidak boleh terlihat lemah sehingga anak mungkin berpikir bisa memengaruhi keputusan orangtuanya.
Mam, itulah perbedaan utama gentle vs permissive parenting. Semoga informasi kali ini bermanfaat dan memberikan insight baru untuk para Mama.
Dan seperti biasa, Anda bisa selalu mengandalkan Mamasewa untuk melengkapi kebutuhan si kecil. Yuk, buruan cek koleksi terbarunya!
-
Momabae Diamond Pompa ASI Elektrik – WhiteRp5.357 / Hari
-
Opia Diamond Pompa ASI Elektrik – 27mmRp12.857 / Hari
-
Momabae – Omni Handsfree BreastpumpRp6.785 / Hari
-
Imani i2+ Wireless Breastpump – 28mmRp5.000 / Hari
-
Medela Swing Maxi 2.0Rp20.535 / Hari
-
Youha The Ins Wearable Breastpump Gen 2 APPRp8.035 / Hari
-
Youha The Ins Next Wearable Breastpump Gen 3 – Size 28mmRp6.250 / Hari
-
Supermama Air Plus Double + RemoteRp11.607 / Hari
-
Youha The Ins Next Wearable Breastpump Gen 3 – Size 24mmRp6.250 / Hari
-
Supermama Air Plus Single + RemoteRp8.482 / Hari
-
Mooimom M3 – Corong Size 27mmRp6.000 / Hari
-
Mooimom M3 – Corong Size 24mmRp6.000 / Hari
-
Mutter Krystal Hello Kitty Double Breast PumpRp8.055 / Hari
-
Mutter New Pearl Double Breast PumpRp6.000 / Hari
-
Mutter Link Rosegold WearableRp8.055 / Hari
-
Momabae Diamond Pompa ASI Elektrik – PinkRp5.357 / Hari
-
Momabae Eclat N + Double Breast PumpRp7.857 / Hari
-
Momabae Compact S+ 2in1 Handsfree BreastpumpRp8.928 / Hari