Perfeksionisme pada anak bukan sekadar keinginan untuk melakukan yang terbaik, tetapi bisa berkembang menjadi masalah kesehatan mental yang membuatnya takut gagal, terlalu keras pada diri sendiri, atau bahkan menghindari tantangan karena khawatir tidak mencapai hasil yang memuaskan. Maka dari itu, Mamasewa mengajak Anda untum mengetahui cara menghadapi anak perfeksionis agar si kecil bisa tumbuh dengan lebih seimbang dan menikmati proses. Yuk, simak!

Dampak Perfeksionisme pada Anak

Wajar jika orang tua ingin anak-anaknya sukses dalam hidup. Namun, anak yang belum “matang” ini terkadang menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk dirinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa dampak jika perfeksionisme anak tidak diarahkan dengan bijak.

1. Membuat Anak Takut Mencoba

Perasaan takut gagal untuk mencapai hasil yang sempurna bisa mencegah anak-anak mencoba hal-hal baru. Ini juga dapat menyebabkan anak-anak menarik diri secara sosial dan membuatnya sulit menjalin atau mempertahankan persahabatan.

Baca Juga: Mengajari Anak Nilai Persahabatan: Tips Membangun Hubungan yang Sehat Sejak Dini

2. Menunda-nunda Pekerjaan

Perfeksionisme yang ekstrem juga mungkin membuat anak menghindari atau menunda mengerjakan tugas yang dianggapnya terlalu menantang. Sering kali alasannya bukan karena tidak mampu, tapi takut tidak bisa memberikan hasil yang sempurna.

3. Rentan Stres dan Mengalami Masalah Kesehatan

Cara Menghadapi Anak Perfeksionis

Anak-anak perfeksionis bisa mengembangkan tingkat stres yang lebih tinggi daripada anak-anak seusianya. Itu karena mereka sering memaksa dirinya untuk menjadi sempurna.

Pada gilirannya, ini bisa menyebabkan anak mudah sakit, terus merasa kelelahan, mengalami gangguan makan, hingga gangguan tidur.

Tak berhenti di situ, anak-anak perfeksionis sering kali menutupi rasa sakitnya agar tidak dianggap “lemah”. Kebiasaan ini pun bisa memicu risiko gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan panik.

Baca Juga: Stress Language Anak: Apa Itu dan Macam-macamnya

Cara Menghadapi Anak Perfeksionis

Anak yang perfeksionis sering kali menetapkan standar yang terlalu tinggi dan merasa frustrasi jika tidak bisa mencapainya. Jika tidak diarahkan, ini bisa mengganggu perkembangan emosional dan kepercayaan dirinya. Berikut adalah beberapa strategi untuk mendukung anak perfeksionis agar lebih fleksibel dan tetap berkembang tanpa terbebani oleh kesempurnaan.

1. Ajarkan Bahwa Kesalahan adalah Bagian dari Proses

Bantu anak memahami bahwa setiap orang pasti pernah membuat kesalahan dan itu tidak berarti bahwa mereka gagal. Sebaliknya, kesalahan memberi kita kesempatan untuk belajar dari pengalaman.

Karena anak-anak banyak belajar dari orang tuanya, maka Mama juga perlu menunjukkan bagaimana caranya menerima ketidaksempurnaan dengan jujur— tanpa terlalu menyalahkan diri sendiri, tapi fokus mencari solusi.

2. Ajarkan Coping Mechanism yang Sehat

Anak perfeksionis mudah sekali mengkritik diri sendiri dan lupa untuk bersikap welas asih. Maka, penting bagi Mama untuk mendorongnya bersikap lebih baik pada dirinya sendiri, bahkan saat ia membuat kesalahan.

Dalam hal ini, mengajarkan coping mechanism yang sehat dapat membantu anak mengatasi masalah dan mengelola sifat perfeksionisnya. Caranya bisa dengan melatih pain tolerance dan regulasi emosinya.

Baca Juga: Mengenalkan Manajemen Konflik pada Anak: Kenapa Penting dan Bagaimana Caranya

3. Ajak Anak Menikmati Usahanya

Hanya karena kali ini belum berhasil, bukan berarti anak telah gagal. Jadi, ketika mereka mengatakan bahwa tidak bisa melakukan sesuatu, ingatkan untuk menggantinya dengan kata “belum”. Ini membantu mereka memahami bahwa masih ada kesempatan untuk belajar dan memperbaiki.

Lagipula, dalam sebuah perjalanan, yang paling penting adalah proses, sementara hasil adalah konsekuensinya. Maka, selalu dorong anak untuk menikmati dan mengapresiasi kegigihan, usaha, serta kerja kerasnya.

4. Jangan Terlalu Menekan dan Memberikan Ekspektasi yang Tidak Realistis

Cara Menghadapi Anak Perfeksionis

Jangan membebani anak dengan standar yang terlalu tinggi, apalagi membandingkan anak dengan orang lain. Biarkan mereka memahami bahwa tidak ada yang selalu sempurna—dan mereka tetap berharga meski hasil yang dicapai tidak ideal.

Sebaliknya, jika anak memiliki jiwa kompetitif, Mama bisa lebih menekankan kesenangan dalam prosesnya. Misalnya, dalam olahraga, daripada terpaku pada hasil pertandingan, arahkan perhatiannya pada usaha menjadi atlet yang baik dan membangun kekompakan dalam tim.

Baca Juga: Anak Mudah Menyerah, Bangun Resiliensinya dengan Ini!

5. Bantu Anak Membangun Growth Mindset

Growth mindset adalah ketika seseorang melihat kesalahan atau kemunduran sebagai bagian alami dari proses pembelajaran. Dengan mengajarkan pola pikir ini, anak belajar bagaimana caranya menjadi lebih baik tanpa harus takut gagal.

Tugas Mama adalah membantu anak memahami bahwa tidak semua hal harus berjalan sesuai rencana tapi selalu ada banyak cara untuk mencapai tujuan. Jadi, latih anak untuk mencari solusi, alih-alih membiarkannya dirinya terbenam dari rasa takut salah.

6. Bangun Rasa Percaya Diri yang Sehat

Hindari kritik berlebihan atau memberi reaksi negatif terhadap kesalahan kecil. Biarkan anak merasa aman untuk mengekspresikan emosi dan menceritakan kegagalannya tanpa takut dihakimi.

Sebaliknya, yang perlu Mama lakukan adalah mendorong anak untuk mengenali kelebihan mereka tanpa menjadikannya sebagai beban. Kalau ingin memotivasi, beri mereka pujian yang spesifik dan tulus.

Baca Juga: 10 Cara Membangun Kepercayaan Diri Anak, Bukan Bawaan Lahir Kok!

7. Dorong Anak untuk Beristirahat

Cara Menghadapi Anak Perfeksionis

Anak-anak dengan gejala perfeksionisme sering kali mendewakan produktivitas. Namun, istirahat tetap dibutuhkan untuk menjaga kesehatan fisik mental dan kesejahteraan mental.

Maka, ingatkan anak-anak Anda untuk tetap bersenang-senang dan bermain layaknya anak-anak seusianya. Ini membantu suasana hatinya jadi lebih baik, tubuh lebih rileks, dan pikiran lebih fresh.

Untuk melengkapinya, Mama bisa menyewa mainan yang sesuai dengan kebutuhan atau kesukaan si kecil di Mamasewa. Ada banyak pilihan dan dijamin kualitasnya nggak mengecewakan.

Mam, jadi itulah tujuh cara menghadapi anak perfeksionis. Semoga informasinya bermanfaat, ya!

Tinggalkan Balasan