Autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang memengaruhi kemampuan anak dalam berkomunikasi, bersosialisasi, dan berperilaku. Disebut sebagai spectrum karena gejalanya bisa sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga berat. Semakin cepat orang tua mengenali tanda-tandanya, semakin besar peluang anak mendapatkan penanganan yang tepat sejak dini. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mengetahui cara mendeteksi autisme pada anak agar tumbuh kembangnya bisa lebih optimal.
Cara Mendeteksi Autisme pada Anak
Mendeteksi autisme sejak dini sangat penting agar anak bisa mendapatkan intervensi dan dukungan yang tepat. Namun, karena autisme berada dalam spektrum yang luas, tanda-tandanya sering kali berbeda pada setiap anak. Ada yang tampak jelas sejak usia bayi, ada pula yang baru terlihat saat anak memasuki usia sekolah.
Oleh sebab itu, orang tua perlu jeli mengamati perilaku anak sehari-hari, mulai dari cara mereka berinteraksi hingga pola komunikasi. Semakin cepat tanda-tanda ini dikenali, semakin besar peluang anak untuk berkembang optimal melalui penanganan yang sesuai.
1. Perhatikan Kontak Mata
Anak dengan autisme sering kali menghindari kontak mata atau hanya melakukannya sebentar. Padahal, kontak mata merupakan salah satu cara dasar anak berinteraksi dengan orang lain. Jika pola ini konsisten, orang tua perlu lebih waspada.
Baca Juga: Tanda-tanda Keterlambatan Perkembangan Anak, Kenali Sedini Mungkin!
2. Respons terhadap Panggilan Nama
Anak biasanya merespons ketika dipanggil namanya, misalnya menoleh atau tersenyum. Namun, anak dengan autisme bisa tampak tidak mendengar meskipun pendengarannya normal. Hal ini berbeda dengan sekadar cuek, karena terjadi berulang kali dalam berbagai situasi.
3. Keterlambatan Bicara atau Komunikasi
Autisme juga sering ditandai dengan keterlambatan bicara atau kesulitan menyusun kalimat sederhana sesuai usianya. Beberapa anak bahkan lebih memilih menggunakan gerakan tubuh ketimbang kata-kata. Kondisi ini perlu diperhatikan jika terus berlangsung melewati tahap perkembangan normal.
Baca Juga: Anak Terlambat Bicara: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
4. Pola Bermain yang Tidak Biasa
Anak dengan autisme mungkin kurang tertarik bermain peran atau berinteraksi dengan teman sebaya. Mereka lebih suka menyusun mainan dengan pola tertentu atau memainkan objek berulang kali. Pola ini menunjukkan adanya perbedaan cara mereka memproses dunia sekitar.
5. Perilaku Repetitif
Gerakan yang sama dilakukan berulang, seperti mengepakkan tangan, berputar, atau menggoyang tubuh, bisa menjadi tanda autisme. Perilaku ini biasanya muncul sebagai bentuk kenyamanan bagi anak. Jika terlalu sering dan mengganggu aktivitas, orang tua perlu memberi perhatian khusus.
Baca Juga: Hiposensitivitas pada Anak: Tanda dan Penyebabnya
6. Sensitivitas terhadap Suara, Cahaya, atau Sentuhan
Beberapa anak dengan autisme sangat peka terhadap suara keras, cahaya terang, atau sentuhan ringan. Mereka bisa tampak sangat terganggu oleh hal-hal yang dianggap biasa oleh anak lain. Hal ini menunjukkan perbedaan dalam cara otak mereka merespons rangsangan sensorik.
7. Kesulitan Menjalin Hubungan Sosial
Anak mungkin terlihat lebih suka bermain sendiri daripada bergabung dengan teman sebaya. Mereka juga kesulitan memahami emosi orang lain atau mengekspresikan perasaan mereka sendiri. Kondisi ini bisa membuat mereka tampak “terasing” di lingkungan sosial.
Baca Juga: 7 Cara Mengajarkan Keterampilan Sosial pada Anak, Mudah dari Rumah
8. Tidak Menunjukkan atau Membagi Minat
Anak biasanya suka menunjuk benda menarik atau memperlihatkan sesuatu kepada orang tua. Namun, anak dengan autisme sering kali tidak melakukannya. Kurangnya kebiasaan berbagi minat ini bisa menjadi tanda adanya hambatan dalam komunikasi sosial.
9. Sulit Menerima Perubahan Rutinitas
Anak dengan autisme cenderung menyukai rutinitas yang sama setiap hari. Ketika ada perubahan kecil, seperti jadwal makan atau jalan pulang berbeda, mereka bisa menjadi sangat rewel atau panik. Hal ini mencerminkan adanya kebutuhan kuat terhadap keteraturan.
Baca Juga: 10 Permainan untuk Anak Autis yang Mudah dan Mendidik!
10. Ekspresi Wajah yang Minim
Ekspresi wajah merupakan bagian penting dari komunikasi nonverbal. Anak dengan autisme mungkin jarang tersenyum, tertawa, atau menunjukkan ekspresi sesuai situasi. Minimnya ekspresi membuat orang tua dan orang lain sulit memahami perasaan mereka.
Apa yang Harus Dilakukan?
Jika Mama menemukan tanda-tanda di atas pada anak, langkah pertama adalah tidak panik. Segera konsultasikan ke dokter anak atau psikolog perkembangan untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut. Diagnosis profesional sangat penting karena autisme memiliki spektrum yang luas dan tidak semua gejala berarti autisme.
Selanjutnya, orang tua bisa mulai memberikan stimulasi yang sesuai kebutuhan anak. Terapi wicara, terapi okupasi, hingga terapi perilaku sering direkomendasikan untuk mendukung tumbuh kembang anak dengan autisme. Yang terpenting, dukungan dan kesabaran orang tua sangat berperan besar dalam perjalanan anak.
Baca Juga: 7 Tips Menghadapi Anak Berkebutuhan Khusus, Butuh Strategi yang Matang!
Sementara itu, untuk mendukung stimulasi anak di rumah, Anda juga bisa menyewa mainan edukatif yang sesuai usia dan kebutuhan anak melalui Mamasewa. Temukan koleksi mainan terbaik yang bisa membantu si kecil belajar sambil bermain di sini!