Serba salah rasanya jadi orang tua zaman sekarang. Terlalu tegas, dibilang galak. Terlalu lembut, disebutnya permisif. Padahal, kebanyakan orang tua hanya ingin melakukan yang terbaik. Nah, di sini balanced parenting hadir sebagai pendekatan yang seimbang—nggak terlalu keras, tapi juga nggak kelewat longgar. Kalau Mama ingin tahu lebih dalam tentang pola asuh ini dan bagaimana cara menerapkannya di rumah, yuk lanjut baca artikel ini sampai habis!
Apa Itu Balanced Parenting?
Balanced parenting adalah gaya pengasuhan yang menekankan keseimbangan dalam segala aspek hubungan orang tua dan anak. Mulai dari kasih sayang dan kedisiplinan, aturan dan kebebasan, hingga rutinitas dan waktu bermain—semuanya dipadukan dengan penuh kesadaran agar anak bisa tumbuh bahagia, sehat, dan punya hubungan yang kuat dengan orang tuanya.
Orang tua yang menerapkan balanced parenting cenderung hangat dan suportif, tapi juga tetap tegas saat dibutuhkan. Mereka memberi anak ruang untuk membuat pilihan sendiri, namun tak segan mengambil peran ketika situasi menuntut arahan. Pendekatan ini bersifat fleksibel karena tiap anak dan keluarga memiliki dinamika dan kebutuhan yang berbeda.
Lebih dari sekadar strategi, balanced parenting juga bisa dianggap sebagai gerakan untuk menciptakan hubungan yang lebih seimbang dan saling menghargai antara orang tua dan anak. Dengan pendekatan ini, anak akan merasa lebih aman dan terhubung secara emosional, sementara orang tua pun bisa terhindar dari parental burnout dan rasa bersalah yang sering muncul dalam perjalanan mengasuh anak.
Baca Juga: Dolphin Parenting, Diklaim sebagai Gaya Pengasuhan Paling Seimbang
Manfaat Balanced Parenting
Setelah memahami apa itu balanced parenting, sekarang saatnya melihat bagaimana pendekatan ini bisa memberikan dampak positif bagi keluarga. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari gaya asuh yang seimbang ini, baik untuk orang tua maupun anak.
1. Membangun Hubungan yang Lebih Dekat dengan Anak
Dengan pendekatan yang hangat tapi tetap tegas, anak merasa dihargai sekaligus dipandu. Ini mampu menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orang tua dan anak sehingga komunikasi tetap terbuka dan sehat.
2. Mengajarkan Kedisiplinan Tanpa Rasa Takut
Balanced parenting tidak menggunakan hukuman yang keras, melainkan menekankan konsekuensi logis dan pembelajaran. Ini membantu anak belajar bertanggung jawab tanpa merasa takut atau tertekan.
Baca Juga: Tiger Parenting, Tak Seburuk Itu kalau Tahu Triknya
3. Mendorong Anak Lebih Mandiri dan Percaya Diri
Anak diberi ruang untuk membuat keputusan sendiri sesuai usianya, sambil tetap mendapat arahan saat dibutuhkan. Ini membantu mereka merasa mampu dan percaya pada dirinya sendiri.
4. Mengurangi Stres dan Burnout pada Orang Tua
Karena tidak menuntut kesempurnaan atau kontrol total, balanced parenting membantu orang tua merasa lebih santai. Mereka bisa menyesuaikan gaya asuh dengan kondisi nyata tanpa merasa bersalah terus-menerus.
5. Membantu Anak Tumbuh Jadi Pribadi yang Seimbang
Anak belajar bahwa hidup butuh keseimbangan antara tanggung jawab dan kebebasan, antara mendengar dan didengar. Nilai-nilai ini membentuk pribadi yang lebih stabil secara emosional dan sosial di masa depan.
Baca Juga: Apa Itu Strict Parents? Begini Ciri-ciri dan Dampaknya Bagi Anak
Tips Menerapkan Balanced Parenting di Rumah
Ada beberapa langkah sederhana yang bisa Mama coba untuk menciptakan keseimbangan antara kasih sayang, disiplin, dan kebebasan dalam pengasuhan anak. Berikut adalah beberapa tips yang bisa membantu Mama menerapkan balanced parenting di rumah.
1. Jaga Keseimbangan antara Kasih Sayang dan Aturan
Balanced parenting menekankan pentingnya memberikan kasih sayang yang melimpah kepada anak, tapi tetap menetapkan batasan yang jelas. Ini membantu anak merasa dihargai sekaligus memahami konsekuensi dari tindakan mereka.
Baca Juga: 7 Alasan Pentingnya Mendengarkan Pendapat Anak Menurut Psikolog
2. Berikan Ruang untuk Membuat Pilihan Sendiri
Memberi anak kebebasan untuk membuat keputusan sesuai usia mereka dapat meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab. Namun, orang tua tetap perlu memberikan arahan saat diperlukan.
3. Tetapkan Rutinitas yang Konsisten
Menerapkan rutinitas harian yang konsisten membantu anak merasa aman dan memahami ekspektasi orang tua. Ini juga memudahkan anak dalam mengelola waktu dan tanggung jawab mereka.
4. Praktikkan Self-Care
Orang tua yang menjaga kesehatan fisik dan emosional mereka menjadi contoh positif bagi anak. Ini juga membantu orang tua mengelola stres dan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan anak.
Baca Juga: Self Care ala Mama: 5 Dasar Pemikiran dan 7 Tips Menyenangkan
5. Bangun Hubungan yang Terbuka dan Jujur
Membangun komunikasi yang terbuka dan jujur dengan anak memungkinkan mereka merasa didengar dan dihargai. Ini memperkuat ikatan emosional dan membantu anak mengatasi tantangan dengan dukungan orang tua.
Menjalani peran sebagai orang tua memang penuh tantangan, tapi dengan pendekatan balanced parenting, Mama bisa menciptakan hubungan yang lebih sehat dan hangat percaya dengan anak. Ingat, tak ada pola asuh yang sempurna—yang terpenting adalah tetap belajar, menyesuaikan diri, dan hadir sepenuh hati dalam setiap fase tumbuh kembang anak.
Jadi, jangan lewatkan artikel terbaru dari Mamasewa untuk menemukan inspirasi baru setiap harinya dan jangan lupa cek koleksi mainan yang bisa disewa untuk mendukung stimulasi anak di rumah tanpa perlu boros!