Meski terlihat mudah, nyatanya tidak semua pasangan bisa bicara jujur dan diskusi secara terbuka. Beberapa justru menghindari percakapan sulit atau memilih diam saat dihadapkan pada sebuah konflik. Dalam psikologi, ini dikenal sebagai fenomena stonewalling. Apa itu dan apa bahaya stonewalling dalam rumah tangga? Simak informasi selengkapnya di sini!
Apa Itu Stonewalling?
Stonewalling diartikan sikap diam dan abai ketika pasangan sedang mengalami sebuah konflik. Bukan diam untuk memberi jeda, stonewalling lebih seperti terus menolak untuk membicarakan dan menyelesaikan konflik.
Berdiam diri ketika pertengkaran dimulai pun termasuk di dalamnya. Bukannya membuat Anda merasa tenang, perilaku ini justru membuat frustasi dan lebih menyakitkan.
Maka dari itu, jika fenomena ini tidak diperbaiki dan dicari jalan keluarnya, perilaku ini bisa merusak hubungan rumah tangga. Bahkan menjadi salah satu gejala pelecehan emosional terhadap pasangan.
Tanda-tanda Stonewalling
Menurut data, stonewalling lebih banyak dilakukan pria daripada wanita. Kebanyakan pria melakukan ini untuk menghindari diskusi atau perdebatan yang membuatnya stres. Berikut ini adalah beberapa tanda jika pasangan melakukan stonewalling.
1. Komunikasi Terasa Buntu
Setiap Anda berusaha membicarakan sesuatu, terutama masalah serius, respon yang Anda dapatkan cenderung minim atau bahkan tidak sama sekali. Ini bisa membuat Anda merasa frustasi karena komunikasi terasa buntu dan tak ada artinya.
2. Menghindari Percakapan Sulit
Mama pasti setuju bahwa tidak ada rumah tangga yang tanpa masalah. Mereka yang melakukan stonewalling, cenderung menghindari percakapan sulit—alih-alih menavigasi pembicaraan dan menemukan solusinya bersama-sama.
3. Hubungan Terasa Dingin
Bahaya stonewalling lambat laun akan membuat hubungan kehilangan makna. Anda tidak lagi merasakan kehangatan maupun kedekatan. Anda pun lama-lama akan lebih banyak diam dan membuat jarak emosional semakin terbentang.
4. Tidak Ada Kontak Mata Saat Berbicara
Menghindari kontak mata adalah salah satu tanda bahwa seseorang sedang berusaha menghindari keterlibatan emosional dalam percakapan. Maka dari itu, jika pasangan tidak menatap Anda saat bicara serius, bisa jadi ini adalah stonewalling.
5. Respons yang Singkat dan Terkesan Dingin
Respons yang singkat atau nada bicara yang dingin adalah tanda bahwa pasangan tidak benar-benar “ada di sana”. Ini membuat diskusi tak berarti apa-apa.
Penyebab Stonewalling
Stonewalling sebenarnya tidak terbatas pada hubungan asmara saja, tapi juga bisa pada hubungan orangtua dan anak maupun pertemanan. Namun, pada siapa pun ini terjadi stonewalling bisa berujung pada perpisahan.
Keengganan untuk menyelesaikan masalah dan membicarakan hal penting bisa dianggap sebagai ketidakinginan untuk mempertahankan hubungan. Namun, sebelum sampai pada simpulan tersebut, Mama perlu tahu apa saja penyebab stonewalling:
- Pasangan merasa tertekan atau kewalahan ketika berdiskusi sehingga melukai harga dirinya dan akhirnya lebih memilih untuk diam.
- Sikap ini juga bisa disebabkan oleh trauma masa lalu karena pasangan sering diperlakukan tidak adil, tidak didengar, atau diabaikan.
- Merasa perlu menarik diri untuk mengelola perasaannya dan memberi waktu untuk berpikir.
Baca Juga: Pillow Talk dengan Pasangan: Manfaat, Contoh, dan Tipsnya
Bahaya Stonewalling dalam Pernikahan
Memang ada kalanya Anda butuh menarik diri untuk menenangkan diri dan menjernihkan pikiran. Namun, bukan berarti Anda bisa mengabaikan masalah dan tidak membicarakannya.
Awalnya mungkin memang tampak baik-baik karena Anda “berhasil” menghindari konflik, tapi jika dibiarkan bahaya stonewalling bisa mengancam rumah tangga. Tak cuma itu, tapi juga turut memengaruhi perkembangan anak.
1. Membuat Pasangan Merasa Marah Sepanjang Waktu
Bicara dan mendengarkan adalah hal penting dalam memelihara hubungan. Jika salah satu pihak menolak atau mengabaikan ini, jangan heran kalau pasangan Anda sering “tantrum” dan marah-marah sepanjang waktu. Bagaimana tidak, bukankah Anda juga kesal jika diabaikan?
2. Membuat Pasangan Merasa Diabaikan
Pelaku stonewalling kesulitan menavigasi percakapan sulit sehingga memilih untuk menghindarinya. Di saat yang sama, pasangan Anda bisa merasa tidak berharga, diabaikan, sendirian, bahkan terisolasi. Tumpukan emosi negatif ini suatu saat akan meledak seperti dan bom waktu. Percayalah ini sama sekali tidak baik untuk keluarga, terutama anak-anak yang sering jadi korban luapan emosi orangtuanya.
3. Menimbulkan Efek Domino
Pasangan yang sering diabaikan dan tidak diberi kesempatan untuk mengomunikasikan maksudnya, lama-lama akan kewalahan. Pada gilirannya, mereka akan sulit menceritakan atau mengungkapkan perasaannya serta merasa tidak ada seorang pun yang bisa dipercaya. Ujung-ujungnya, bahaya stonewalling menciptakan efek domino.
4. Menumbuhkan Kebencian
Apa jadinya jika hubungan rumah tangga tidak diisi dengan cinta tapi justru kebencian? Emosi dan kebutuhan yang tidak pernah didengar akan membuat pasangan Anda membenci Anda atau bahkan dirinya sendiri. Mereka merasa pasangannya sudah menutup jalur komunikasi dan itu semua hanya meninggalkan luka batin.
5. Menyebabkan Masalah Kesehatan secara Holistik
Bukan cuma mengancam kesehatan mental, bahaya stonewalling juga bisa mengancam kesehatan fisik seseorang. Selain masalah psikosomatis, pasangan yang mengalami ini akan terlihat lebih lesu, tidak bersemangat, bahkan memiliki masalah tidur maupun masalah kesehatan lainnya.
Cara Menghadapi Stonewalling
Setelah memahami bahaya stonewalling, apakah Anda tetap memilih diam? Semoga bukan itu pilihan Anda karena ada beberapa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan.
1. Introspeksi Diri
Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah introspeksi diri. Apa mungkin selama ini Anda terlalu menekan dan menyudutkan pasangan setiap kali berdiskusi sehingga mereka memilih dia. Jika benar, maka mulailah dari diri Anda sendiri baru mulai bicara dari hati ke hati.
2. Kenali Akar Masalahnya
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, stonewalling bisa disebabkan oleh trauma masa lalu. Maka sangat penting bagi setiap pasangan untuk bicara saling terbuka, berdamai dengan masa lalu, dan mengenali akar setiap masalah.
3. Melakukan Couple Therapy
Jika cara-cara mandiri tidak berhasil, sama sekali tak ada salahnya kalau Anda dan pasangan konsultasi dengan ahlinya. Anda bisa memprogram ulang dan memperbaiki keadaan dengan couple therapy.
Itulah informasi seputar stonewalling dan semua hal yang perlu Mama pahami. Di Mamasewa, Anda memang tidak hanya bisa menemukan produk-produk terbaik untuk memenuhi kebutuhan si kecil. Ada banyak tips dan informasi berharga yang bisa ditemukan. Semoga ini bermanfaat dan bisa memberi insight berharga ya, Mam!
-
Spectra 9 plus Hospital Grade – New MotorRp6.666 / hari
-
Spectra S1 PlusRp10.357 / Hari
-
Spectra 9 plusRp6.071 / Hari
-
Spectra Dual Compact 9 Premium Hospital GradeRp9.523 / Hari
-
Spectra Dual S Premium Hospital GradeRp11.309 / Hari
-
Imani i2 Wireless BreastpumpRp5.000 / Hari
-
Spectra H1 Wearable Breast PumpRp8.333 / Hari
-
Medela Swing MaxiRp8.888 / Hari
-
Opia Diamond Pompa ASI Elektrik – 24mmRp12.857 / Hari
-
Lumama Lactation Massager – PinkRp3.500 / Hari
-
Mom Uung Pompa ASI ElektrikRp6.667 / Hari
-
Freezer ASI / ASIP Aqua 5 RakRp10.000 / Hari
-
BabyPlus Prenatal Education – UnguRp13.333 / Hari
-
Gabag Kolibri Maximo BreastpumpRp5.000 / Hari
-
Haenim Breastpump 7V+ – Black GoldRp210.000
-
Momabae – Omni Handsfree BreastpumpRp6.785 / Hari
-
Imani i2+ Wireless Breastpump – 25mmRp5.000 / Hari
-
I Angel Hipseat Carrier Magic 7 – Denim StarRp8.928 / Hari