Ada begitu banyak hal yang membuat Mama berpikir bahwa seorang ibu harus bisa “melakukan segalanya”. Padahal ada banyak peran yang kita jalani dan semuanya disertai dengan ekspektasi tertentu. Maka jangan heran kalau fenomena mom guilt begitu lumrah. Namun, apa itu mom guilt dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak informasi selengkapnya!

Apa Itu Mom Guilt?

Apa Itu Mom Guilt

Mama pasti sudah sering mendengar cerita ibu yang merasa bersalah karena harus meninggalkan anaknya untuk bekerja. Di sisi lainnya, ada ibu yang merasa bersalah karena tidak bisa memberikan kontribusi finansial secara nyata setelah memutuskan untuk jadi stay at home mom.

Perasaan-perasaan semacam inilah yang disebut sebagai mom guilt. Ini adalah perasaan bersalah dan malu karena menganggap diri tidak mampu memenuhi harapannya sendiri maupun ekspektasi orang lain atas perannya sebagai ibu.

Perasaan ini sering kali membuat kita merasa gagal sebagai orang tua karena tidak bisa melampaui “standar orang tua yang baik” —yang sebenarnya kita buat sendiri.

Dan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk, seperti merasa bersalah karena tidak menghabiskan cukup waktu dengan anak-anak, tidak cukup sabar, tidak bisa mewujudkan keinginan anak, dan masih banyak lagi.

BACA JUGA: INTRUSIVE THOUGHT PADA IBU HAMIL: PENYEBAB DAN CARA ATASINYA!

Penyebab Mom Guilt

Apa Itu Mom Guilt

Hanya setelah menjadi ibu, akhirnya kita menyadari bahwa berbagai macam kebutuhan terus bersaing untuk mendapatkan waktu dan perhatian kita—sementara lainnya harus dikorbankan. Ini bisa seperti:

  • Pesan makan via ojol karena tidak sempat memasak—lalu muncul perasaan “Seharusnya saya menyiapkan makan malam yang bergizi untuk keluarga”.
  • Pergi berlibur tanpa anak-anak—lalu berpikir “Seharusnya saya tidak egois dan tetap bersama anak-anak”.
  • Ada banyak pesan yang belum terbaca dari teman dan keluarga—lalu merasa “Seharusnya saya punya lebih banyak waktu untuk mereka”.

Ya, kata-kata “seharusnya” itulah yang menciptakan badai di dalam diri Mama. Membuat Mama tidak pernah merasa cukup dengan apa yang sudah Mama lakukan. Pemicunya banyak, tapi yang paling sering adalah:

  • Kebiasaan membandingkan diri dengan orang lain.
  • Pendapat dan pola asuh yang berbeda.
  • Informasi yang Mama temukan di blog atau podcast parenting.
  • Saran pakar parenting.
  • Media sosial.

BACA JUGA: HINDARI 7 HAL INI JIKA TIDAK INGIN MELANGGENGKAN MOM SHAMING 

Tips Menghadapi Mom Guilt

Rasa bersalah yang Mama rasakan itu normal. Bahkan bisa menjadi pertanda bahwa Anda adalah ibu yang hebat karena mau terus belajar dan memperbaiki diri.

Namun, kalau Mama menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memikirkan hal-hal kecil sehingga kehilangan perspektif yang lebih besar, ini hanya akan berujung pada perasaan bersalah yang lebih dalam.

Nah, karena ini tidak sehat dan tentu Mama tidak mau terjebak di dalamnya, maka terapkan tips menghadapi mom guilt dengan cara-cara berikut ini.

1. Refleksikan Nilai dan Gagasan Anda

Apa Itu Mom Guilt

Mendefinisikan ulang gagasan Anda tentang apa itu “orang tua yang baik” bisa membantu Mama mengatasi perasaan bersalah ini. Terlepas dari apa yang akan orang lain pikir dan katakan.

Kalau Mama sudah memiliki keyakinan yang kuat bahwa nilai-nilai yang Mama upayakan adalah best practice untuk situasi dan kondisi saat ini, Mama pasti bisa membuat pilihan dengan percaya diri tanpa merasa begitu bersalah.

2. Berhentilah Berandai-andai

Berpikir bahwa Anda “seharusnya begini” atau “seharusnya begitu” hanya akan menghasilkan rasa bersalah yang lebih besar lagi.

Ada kalanya, Mama hanya perlu menerima bahwa ada banyak hal yang terjadi di luar kendali kita sebagai manusia biasa. Mama perlu tahu bahwa Mama sebenarnya sudah melakukan yang terbaik yang Mama bisa dan membuat keputusan terbaik berdasarkan apa yang kita ketahui saat itu.

3. Berhenti Membandingkan

Kita semua ingin menjadi yang terbaik—pasangan terbaik, orang tua terbaik, rekan kerja terbaik, teman terbaik. Namun, apakah hidup memang sesempurna itu atau itu hanya Mama lihat di media sosial?

Maka, cobalah untuk mengingat bahwa apa yang diposting di media sosial sering kali bukanlah gambaran lengkapnya. Maka, Mama tidak perlu menjadikan itu sebagai standar apalagi pembanding. Anda memang tidak sempurna, begitu juga mereka.

BACA JUGA: APA ITU PARENTAL BURNOUT: PENYEBAB, DAMPAK & CARA MENGATASINYA

4. Batasi Siapa yang Anda Follow di Media Sosial

Berusaha tidak membandingkan hidup kita dengan orang lain mungkin sulit, tapi semakin Anda bisa menghindarinya, ini akan membantu Mama menjaga ekspektasi pada tingkat yang lebih mudah dikelola.

Nah, salah satu caranya adalah dengan membatasi konten yang Mama ikuti di media sosial. Apa gunanya mengikuti “the perfect parents and couple” jika hanya membuat Anda merasa buruk—hanya karena tidak bisa melampaui ekspektasi yang sebenarnya tidak realistis.

5. Bicarakan Ini

Mama pernah mendengar pepatah “a problem shared is a problem halved”? Ini artinya, ketika kita membicarakan kekhawatiran kita dengan orang lain, sebenarnya Mama sudah melepaskan sebagian bebannya.

Maka, jangan ragu berbagi perasaan dengan pasangan, teman baik, atau orang yang Mama percaya. Ini akan mengingatkan Anda bahwa Anda tidak sendiri.

6. Jika Mungkin, Pekerjakan Bantuan Tambahan

Tidak ada yang lebih menegangkan daripada mengasuh anak sambil berusaha memberi makan diri sendiri, pasangan, dan anak-anak Anda. Belum lagi kalau cucian dan pekerjaan kantor terus menggunung.

Maka, jika ini memungkinkan, pekerjakan bantuan tambahan daripada mencoba menyelesaikan semua pekerjaan rumah sendiri. Setidaknya ini bisa membuat Mama bernafas lebih lega dan lebih menikmati waktu bersama keluarga.

BACA JUGA: AWASI BAHAYA GENERASI HOME SERVICE, BIASAKAN ANAK MANDIRI!

7. Prioritaskan Self-care

Spesialis pengobatan fungsional, dr. Melissa Young, dari Cleveland Clinic berpendapat bahwa orang tua sangat pandai merawat kebutuhan keluarga mereka, tetapi mereka tidak selalu memanfaatkan kesempatan untuk merawat dirinya sendiri.

Padahal self-care adalah kesempatan untuk mengisi bank energi dan mengatasi parental stres. Tidak harus besar dan mewah, self-care adalah tentang meluangkan waktu untuk diri sendiri dan melakukan apa yang Anda mau.

8. Upayakan Resiliensi

Brené Brown, penulis buku You Are Your Best Thing, menyarankan bahwa selain menerima kelemahan dan keterbatasan, membangun resiliensi untuk menghadapi perasaan bersalah, malu, dan perasaan sulit lainnya  juga tak kalah penting.

Brown menekankan bahwa setiap kita memang tidak sempurna. Tapi itu bukan alasan untuk menyerah. Sebaliknya, ia mendorong setiap orang tua untuk berani memperbaiki diri dan melakukan yang terbaik.

9. Dengarkan Intuisi dan Anak-anak Anda

Terakhir, bersikap baiklah terhadap diri sendiri dan luangkan waktu untuk mendengar apa yang hati Anda katakan. Begitu pula pendapat anak-anak Anda.

Membesarkan anak membutuhkan banyak introspeksi, tapi masukan anak-anak Anda dapat membantu memvalidasi perasaan Anda atau memberi tahu apa yang perlu Anda lakukan. Anggap ini sebagai kesempatan untuk tumbuh sebagai pribadi maupun sebagai orang tua.

Mam, itulah tentang apa itu mom guilt dan bagaimana cara menghadapinya. Semoga informasi ini bisa menginspirasi Mama untuk menjadi orang tua yang hadir dan bahagia, ya!

Sebagai informasi tambahan, kalau Mama membutuhkan perlengkapan atau mainan untuk mendukung tumbuh kembang si kecil, hampir semuanya bisa Mama temukan di Mamasewa. Silakan cek koleksi selengkapnya di sini!

Tinggalkan Balasan