Tak jarang orang tua mengeluhkan anaknya yang terlalu aktif sampai terkadang “susah diatur”. Padahal, tingkah laku anak yang tampak hiperaktif, sebenarnya adalah bagian normal dari fase tumbuh kembang. Anak-anak umumnya memang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar sehingga mendorongnya terus bergerak, bermain, dan mengeksplorasi dunia sekitarnya. Lalu, bagaimana jika perilaku anak sudah melampaui batas? Dan kapan orang tua perlu waspada terhadap kemungkinan ADHD? Untuk itu, yuk, kita bahas lebih dalam tentang apa itu ADHD dan bagaimana cara membedakannya dengan anak yang hanya sekadar aktif!

Apa Itu ADHD?

Apa Itu ADHD

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurodevelopmental yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam mengatur perhatian, kontrol impuls, dan tingkat aktivitas. Itu sebabnya kondisi ini disebut dapat mengganggu kemampuan anak untuk berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di sekolah dan interaksi sosial. 

Gangguan ini tercatat dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5), yang menyebutkan bahwa ADHD dapat menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan fokus, mengikuti instruksi, serta mengendalikan impuls.

Tanda-tanda ADHD pada anak biasanya bisa berupa hiperaktivitas, kesulitan duduk diam, dan kecenderungan untuk berbicara terlalu banyak atau cepat tanpa berpikir. Namun, meski tanda-tandanya tampak serupa dengan perilaku anak yang aktif, anak dengan ADHD menunjukkan gejala yang lebih konsisten sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Dengan mengenali perbedaannya, agar orang tua bisa memberikan intervensi yang tepat dan mendukung perkembangan anak secara optimal.

Baca Juga: Bukan Bodoh, Anda Hanya Perlu Tahu Cara Melatih Fokus Anak!

Perbedaan Anak Aktif vs. Anak dengan ADHD

Apa Itu ADHD

Meskipun perilaku anak yang aktif dan anak dengan ADHD mungkin tampak serupa pada pandangan pertama, ada beberapa perbedaan signifikan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah perbedaan utamanya.

1. Intensitas dan Konsistensi

Anak aktif biasanya memiliki periode energi tinggi yang wajar sesuai dengan usia mereka, dan perilaku ini sering kali dapat dikendalikan dengan bimbingan orang tua. Mereka bisa fokus pada kegiatan yang menarik bagi mereka dan lebih mudah beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya.

Sementara itu, anak dengan ADHD menunjukkan intensitas perilaku yang lebih tinggi dan konsisten, tidak hanya di rumah tetapi juga di sekolah atau di tempat lain. Bahkan ketika berada dalam situasi yang membutuhkan ketenangan atau fokus, anak dengan ADHD sulit mengendalikan tingkat energi mereka.

Baca Juga: 7 Tips Menghadapi Anak yang Sulit Beradaptasi, Harus Mulai dari Mana?

2. Dampak terhadap Kehidupan Sehari-hari

Perilaku anak yang aktif biasanya tidak mengganggu interaksi sosial atau rutinitas mereka sehari-hari. Mereka mungkin bermain dengan teman-temannya, mengikuti kegiatan yang disukai, dan menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan usianya.

Sebaliknya, anak dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebayanya, fokus dalam kelas, atau mengikuti instruksi dari orang tua atau guru. Ketidakhadiran perhatian mereka dapat menyebabkan masalah akademis dan sosial yang lebih besar, dan sering kali memengaruhi kemampuannya membangun hubungan yang sehat.

3. Kontrol Impuls

Salah satu ciri khas ADHD adalah kesulitan dalam mengontrol impuls. Anak dengan ADHD cenderung berbicara atau bertindak tanpa berpikir, bahkan jika mereka tahu bahwa tindakan tersebut bisa berisiko atau tidak sesuai dengan situasi. Misalnya, mereka mungkin akan bertindak spontan, berlari-lari tanpa alasan yang jelas, atau mengambil keputusan impulsif yang merugikan mereka.

Sementara anak yang aktif, di sisi lain, meskipun cenderung lebih ceria dan penuh energi, biasanya lebih mampu mengontrol impuls mereka dalam situasi sosial atau aktivitas yang lebih terstruktur.

Baca Juga: 7 Tanda Anak Siap Sekolah, Tak Hanya Diukur Lewat Usia

Tanda-tanda ADHD yang Perlu Diwaspadai

Apa Itu ADHD

Berikut ini adalah tanda-tanda ADHD yang perlu diwaspadai, terutama jika gejala-gejala ini muncul secara konsisten dan berdampak pada aktivitas harian anak.

1. Inatensi (Kesulitan Memusatkan Perhatian)

Anak dengan ADHD sering kali tampak tidak fokus saat diberikan instruksi, mudah terdistraksi oleh hal-hal kecil, dan sulit menyelesaikan tugas hingga tuntas. Misalnya, saat diminta membereskan mainan, mereka bisa tiba-tiba meninggalkannya untuk mengejar kucing atau bermain hal lain. Mereka juga sering tampak seperti tidak mendengarkan meskipun tidak ada gangguan nyata.

Baca Juga: Mengatasi Anak Tantrum: Kenali Penyebab dan Cara Menyikapinya

2. Hiperaktivitas (Terlalu Aktif Secara Fisik)

Hiperaktif bukan sekadar anak yang suka bergerak. Anak dengan ADHD menunjukkan aktivitas fisik yang berlebihan, bahkan di situasi yang menuntut ketenangan seperti saat makan atau belajar. Contohnya, mereka tidak bisa duduk tenang, sering memanjat atau berlari di dalam rumah, dan selalu tampak “tak kehabisan energi”, bahkan setelah bermain lama.

3. Impulsivitas (Bertindak Tanpa Pikir Panjang)

Anak cenderung bertindak secara spontan tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Mereka sering menyela pembicaraan, sulit menunggu giliran, atau melakukan hal-hal berisiko tanpa berpikir, seperti meloncat dari tempat tinggi tanpa sadar bahayanya. Impulsivitas ini juga bisa terlihat dalam bentuk ledakan emosi yang tiba-tiba.

Jika gejala-gejala ini terjadi dalam berbagai situasi—di rumah, sekolah, dan lingkungan sosial, selama lebih dari enam bulan, dan mengganggu fungsi sehari-hari anak, sebaiknya Mama berkonsultasi dengan dokter spesialis tumbuh kembang atau psikiater anak untuk evaluasi lebih lanjut.

Baca Juga: 7 Gaya Belajar Anak Menurut Teori Pendidikan, Setiap Anak Unik!

Cara Menghadapi Anak Aktif vs. Anak dengan ADHD

Menghadapi anak dengan ADHD tentu membutuhkan pendekatan yang berbeda dengan anak aktif biasa. Namun, keduanya sama-sama membutuhkan perhatian dan dukungan. Berikut adalah perbedaan pendekatan yang bisa Mama terapkan.

Cara Menghadapi Anak yang Aktif

  1. Bantu anak menyalurkan energi lewat aktivitas-aktivitas yang positif, seperti bermain di luar dan berolahraga. Cara-cara ini bisa membantu anak menyalurkan energinya sekaligus melatih fokus dan disiplin.
  2. Memberikan struktur dan rutinitas akan membuat anak lebih mudah tenang dan aman. Caranya bisa dengan menetapkan jadwal harian (waktu makan, bermain, belajar, istirahat) secara konsisten sehingga anak tahu apa yang diharapkan.
  3. Latih keterampilan fokus lewat permainan seperti puzzle, lego, atau board game. Mama mungkin juga perlu menyelipkan aktivitas yang mengasah konsentrasi dalam jadwal harian anak.
  4. Berikan batasan dengan lembut tapi tegas agar anak tahu mana yang boleh dan tidak. Sampaikan aturan dengan konsisten dan hindari bentakan agar anak juga bisa belajar mengendalikan diri.
  5. Ajarkan konsep antri, menunggu giliran, atau berbicara bergantian agar anak belajar regulasi diri.

Baca Juga: 7 Cara Menghadapi Anak Slow Learner, Bantu Mereka Belajar Lebih Baik!

Cara Menghadapi Anak dengan ADHD

  1. Konsultasi dengan profesional untuk mendapatkan diagnosis pastinya. Jika memang anak terdiagnosis, ikuti rencana terapi atau intervensi yang disarankan—baik itu terapi perilaku, psikoterapi, atau pengobatan jika dibutuhkan.
  2. Gunakan kalimat sederhana dan satu per satu saat memberikan instruksi sehingga mereka lebih mudah memahaminya. Misalnya: “Ambil tasmu” → setelah selesai → “Sekarang pakai sepatunya ya.”
  3. Tunjukkan apresiasi saat anak mampu fokus dan mengendalikan dirinya. Ini bagus untuk membangun motivasi dan kepercayaan dirinya.
  4. Gunakan alat bantu visual yang ditempel di dinding atau pengatur waktu untuk membantu anak memahami jadwal harian—termasuk batas waktu dan struktur aktivitasnya.
  5. Sabar dan konsisten sebab anak dengan ADHD bukan anak “nakal”, mereka hanya butuh lebih banyak bimbingan dan pengulangan. Tunjukkan kasih sayang, tetap tenang saat mereka kesulitan, dan ulangi aturan dengan konsisten.

Pada dasarnya, baik anak aktif maupun anak dengan ADHD membutuhkan pendekatan yang penuh pengertian. Memahami kebutuhan mereka secara spesifik adalah langkah awal untuk membantu anak berkembang jadi pribadi yang sehat dan percaya diri.

Kalau Mama butuh ide aktivitas menyenangkan yang bisa membantu anak lebih fokus dan aktif secara positif, jangan ragu untuk cek koleksi mainan yang tersedia di Mamasewa. Ada banyak pilihan mainan yang bisa disewa sesuai kebutuhan si kecil!

Tinggalkan Balasan