Masih dalam suasana Lebaran, momen mudik sering menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk bertemu dengan sepupu yang jarang mereka temui—mungkin karena tinggal di kota berbeda. Bermain bersama tentu menyenangkan, tetapi tak jarang diwarnai dengan konflik kecil, seperti berebut mainan atau mencari perhatian kakek-nenek.

Jika yang bertengkar adalah anak sendiri, Mama mungkin lebih leluasa dalam menengahi. Namun, saat anak bertengkar dengan sepupu, situasinya bisa lebih canggung karena melibatkan orang tua lain. Lalu, bagaimana cara bijak menyikapinya?

Tips Bijak Menghadapi Anak yang Bertengkar dengan Sepupu

Bertengkar adalah bagian alami dari interaksi anak-anak, termasuk dengan sepupunya. Namun, sebagai orang tua, kita tetap perlu membimbing anak agar konflik ini tidak berlarut-larut dan justru menjadi momen untuk belajar tentang empati, komunikasi, dan penyelesaian masalah yang baik.

1. Tetap Tenang dan Jangan Langsung Ikut Campur

Anak Bertengkar dengan Sepupu

Ketika anak bertengkar dengan sepupu, wajar jika orang tua ingin segera melerai. Namun, Dr. Laura Markham, psikolog anak dan penulis Peaceful Parent, Happy Kids, menyarankan agar orang tua tidak langsung mengambil alih, melainkan mengamati dulu situasi.

Jika anak-anak masih bisa menyelesaikannya sendiri tanpa tindakan agresif, biarkan mereka belajar menyelesaikan konflik secara mandiri. Intervensi diperlukan hanya jika pertengkaran mulai melibatkan kekerasan atau tangisan yang berkepanjangan.

Baca Juga: 10 Bahaya Membandingkan Anak, Sama Sekali Tidak Memotivasi!

2. Dengarkan Kedua Sisi dengan Adil

Saat turun tangan, usahakan untuk bersikap netral dan mendengarkan cerita dari kedua belah pihak. Hindari langsung menyalahkan atau membela salah satu anak karena hal ini bisa membuat salah satunya merasa diperlakukan tidak adil.

Sebaliknya, gunakan pertanyaan terbuka seperti, “Apa yang terjadi tadi?” atau “Bagaimana perasaan kalian sekarang?” agar mereka belajar mengekspresikan diri dengan baik.

3. Kompak untuk Menyikapi dengan Bijak

Saat anak bertengkar dengan sepupu, penting bagi semua orang tua untuk tidak langsung bersikap reaktif. Pahami bahwa anak-anak memang masih belajar mengelola emosi. Namun, bukan berarti Mama bisa memaklumi perilaku buruk begitu saja.

Sebaliknya, orang tua harus kompak membimbing anak-anak untuk memahami konsekuensi dari tindakannya. Dengan begitu, anak-anak tetap belajar bertanggung jawab atas sikapnya, tanpa membuat hubungan keluarga menjadi tegang. Jadi, jangan tersinggung kalau si kecil ditegur oleh Kakak atau Adik Anda karena sikapnya yang kurang baik.

Baca Juga: Tips Menghadapi Anak Berebut Mainan dengan Bijak, Mama Perlu Tahu!

4. Ajarkan Cara Menyampaikan Perasaan dengan Baik

Sering kali, anak-anak bertengkar karena kesulitan mengungkapkan perasaannya. Jadi, bantu mereka dengan melalui contoh, misalnya dengan mengatakan “Aku tidak suka kalau mainanku diambil begitu saja, ayo bergantian.”

Dengan begitu, mereka belajar bahwa ada cara lain untuk menyelesaikan masalah selain berteriak atau menangis.

5. Ajak Kakek dan Nenek Bersikap Netral

Dalam keluarga besar, kakek-nenek sering kali punya kecenderungan membela cucu tertentu, terutama jika lebih sering tinggal bersama mereka. Jika mereka mulai menunjukkan keberpihakan, coba ajak mereka melihat masalah dari sudut pandang yang lebih netral.

Jelaskan dengan sopan bahwa anak-anak hanya merasa kesal jadi tidak perlu membela salah satunya karena bisa membuat cucunya merasa kurang disayangi. Dengan begitu, anak-anak paham bahwa keadilan dan kasih sayang kakek dan neneknya berlaku untuk semua.

Baca Juga: Grandparenting: Yuk, Pelajari Peran Kakek Nenek dalam Mendidik Cucu

6. Tetapkan Aturan Bermain yang Jelas

Setelah situasinya mulai kondusif, mari ajak anak-anak untuk membuat kesepakatan sebelum bersama lagi. Terutama jika ada mainan yang berpotensi diperebutkan. Misalnya, dengan menggunakan metode timer untuk memastikan semua anak mendapat giliran bermain yang adil.

Namun, jika situasinya panas dan sulit dikendalikan, pisahkan keduanya untuk sementara atau alihkan ke aktivitas baru yang melibatkan kerja sama. Umumnya, anak-anak mudah sekali memaafkan dan melupakan meski baru saja bertengkar.

7. Ajarkan Konsep Memaafkan dan Berdamai

Anak Bertengkar dengan Sepupu

Setelah situasinya mereda dan kembali kondusif, bantu anak memahami pentingnya meminta maaf dan memaafkan.

Jelaskan bahwa dalam hubungan keluarga, konflik adalah hal yang biasa, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana mereka menyelesaikannya dan tetap saling menyayangi.

Baca Juga: 10 Tips agar Kakak Adik Akur, Orangtua Dilarang Ikut Ngegas

Pertengkaran antara anak-anak itu wajar, tapi penting bagi orang tua untuk membimbing mereka menyelesaikan konflik dengan baik. Nah, biar mereka bisa bermain lebih seru dan minim rebutan, Mama bisa menyewa mainan di Mamasewa. Pilihannya banyak, harganya juga bersahabat. Tinggal pilih mana yang sesuai dengan kebutuhan dan tahapan usia anak. Yuk, cek koleksinya sekarang!

Tinggalkan Balasan