Pernah nggak, Mama merasa heran kenapa anak zaman sekarang lebih mudah stres? Bahkan anak usia SD sudah mengenal istilah burnout dan anxiety. Sekilas terdengar seperti “anak zaman now manja”, tapi kalau dilihat lebih teliti, fenomena ini sebenarnya mencerminkan adanya perubahan besar dalam lingkungan serta tekanan yang mereka hadapi setiap hari.
Kira-kira, apa saja penyebab anak sekarang lebih mudah stres? Mari kita bahas bersama dalam artikel ini!
10 Alasan yang Membuat Anak Sekarang Lebih Mudah Stres
Ada banyak faktor yang membuat anak zaman sekarang lebih rentan mengalami stres dibanding generasi sebelumnya. Berikut alasan-alasan umum yang patut orang tua pahami.
1. Tekanan Akademik yang Tinggi
Anak-anak saat ini menghadapi tuntutan akademik sejak usia dini. Banyak sekolah menuntut nilai sempurna, les tambahan, hingga prestasi non-akademik. Padahal, tidak semua anak bisa berkembang optimal di bawah tekanan seperti ini. Akibatnya, stres menjadi respons yang umum mereka alami.
Baca Juga: Mengelola Stres Anak karena Tekanan Akademik: Solusi untuk Orang Tua di Era Modern
2. Paparan Sosial Media Sejak Dini
Anak sekarang tumbuh dengan gadget di tangan, dan sosial media menjadi bagian dari keseharian mereka. Sayangnya, media sosial sering jadi ajang perbandingan yang tidak sehat—entah soal penampilan, gaya hidup, atau pencapaian. Ini bisa mengganggu harga diri anak dan memicu kecemasan sosial.
3. Pola Asuh yang Terlalu Lembut atau Tidak Konsisten
Meski berniat baik, pola asuh yang terlalu permisif kadang membuat anak tidak terbiasa menghadapi tantangan. Saat mereka bertemu dengan kenyataan hidup yang tidak selalu menyenangkan, anak cenderung mudah kewalahan. Kurangnya batasan juga bisa menurunkan kemampuan anak dalam mengelola emosi.
Baca Juga: Gentle vs Permissive Parenting: 5 Perbedaan Paling Mendasar
4. Kurangnya Waktu Berkualitas dengan Orang Tua
Banyak orang tua kini disibukkan dengan pekerjaan dan tanggung jawab lain. Akibatnya, anak kehilangan kesempatan untuk merasa benar-benar didengarkan dan dimengerti. Padahal, kelekatan emosional yang kuat dengan orang tua bisa menjadi penyangga stres alami. Bahkan hanya dengan makan malam bersama di rumah.
5. Minimnya Aktivitas Fisik dan Waktu Main Bebas
Jadwal anak zaman sekarang sering padat—sekolah, les, PR—hingga hampir tak ada waktu untuk bermain bebas. Padahal, bermain adalah cara alami anak melepaskan stres. Kurangnya aktivitas fisik juga membuat mereka lebih mudah gelisah dan sulit tidur.
Baca Juga: Manfaat Bermain Permainan Tradisional, Kenalkan Nilai-nilai Kearifan
6. Ketidakstabilan Lingkungan Sosial atau Keluarga
Perceraian, konflik rumah tangga, atau pindah-pindah sekolah bisa jadi sumber stres besar bagi anak. Mereka masih belajar memahami dunia sehingga perubahan besar sangat memengaruhi rasa aman dan kestabilan emosional mereka.
7. Standar Tinggi dari Orang Tua
Tak jarang, orang tua memiliki harapan tinggi terhadap anak—harus pintar, sopan, mandiri, dan selalu bisa diandalkan. Tanpa disadari, ekspektasi ini membebani anak yang sebenarnya masih butuh bimbingan dan ruang untuk gagal.
Baca Juga: Penyebab Anak Perfeksionis, Benarkah karena Genetik?
8. Terlalu Banyak Pilihan dan Kegiatan
Ironisnya, kebebasan memilih yang berlebihan juga bisa membuat anak stres. Ketika harus memilih ekstrakurikuler, hobi, atau bahkan gaya berpakaian di usia dini, mereka bisa merasa bingung dan cemas karena belum punya arah yang jelas.
9. Ketidaksiapan Menghadapi Kegagalan
Di era serba instan, banyak anak tidak terbiasa menghadapi proses dan kesalahan. Mereka cenderung frustrasi saat hasil tidak sesuai harapan. Ini membuat mereka lebih mudah stres saat menemui rintangan dalam belajar atau bersosialisasi.
Baca Juga: Stress Language Anak: Apa Itu dan Macam-macamnya
10. Lingkungan yang Terlalu Terstruktur dan Kurang Spontanitas
Anak masa kini cenderung hidup dalam rutinitas yang sangat terjadwal. Kurangnya ruang untuk eksplorasi dan spontanitas dapat mengurangi fleksibilitas mental mereka. Akibatnya, sedikit gangguan dalam rutinitas saja bisa memicu stres.
Setiap generasi anak menghadapi tantangannya sendiri, dan tugas kita sebagai orang tua adalah menjadi tempat yang aman dan suportif di tengah dunia yang makin kompleks. Dengan lebih peka terhadap tekanan yang mereka hadapi, serta membuka ruang untuk komunikasi dua arah, kita bisa membantu anak-anak mengelola stres dan tumbuh dengan sehat—secara fisik maupun emosional.
Yuk, belajar perbaharui terus informasi seputar dunia parenting lainnya di Mamasewa dan cek juga koleksi mainan edukatif yang bisa Mama sewa untuk si kecil biar anak tetap happy belajar sambil bermain!