Mama mungkin sering merasa kewalahan menghadapi si kecil yang lagi aktif-aktifnya. Namun, ternyata bukan cuma Mama, sebuah penelitian di Korea Selatan membuktikan bahwa tingkat stres pengasuhan memang memuncak saat anak berusia 3 tahun. Jadi, wajar kalau Ibu dengan toddler mudah merasa lelah dan stres. Tapi kenapa dan apa penjelasan ilmiahnya? Simak artikel ini sampai tuntas!

Fakta Ilmiah: Kenapa Ibu dengan Toddler Mudah Stres?

Kenapa Ibu dengan Toddler Mudah Stres

Mengasuh toddler memang punya tantangan unik. Di usia 2–3 tahun, anak berada dalam fase lonjakan perkembangan besar-besaran. Mereka belajar banyak hal baru, tapi belum punya kemampuan mengelola emosi sendiri. Hal inilah yang sering membuat Mama ikut merasa kewalahan.

1. Paradoks Toddler

Anak usia toddler mengalami fase “paradoks”, yaitu ingin dekat dengan Mama, tapi sekaligus ingin bebas mengeksplorasi dunia. Kadang mereka ingin dibiarkan main sendiri, tapi beberapa detik kemudian menangis karena Mama mengerjakan aktivitas lainnya. Sikap yang berubah-ubah ini bisa membuat orang tua merasa bingung—sekaligus kesal. Namun, fase ini adalah wajar karena mereka sedang belajar mengenali diri dan batasannya.

Baca Juga: Mengelola Parental Stress dengan Efektif, Harus Dipraktikkan!

2. Lonjakan Perkembangan Motorik

Di usia ini, kemampuan motorik anak meningkat pesat. Mereka jadi lebih aktif, suka memanjat, berlari, atau mencoba hal-hal baru yang penuh risiko. Hal ini menuntut Mama untuk selalu waspada agar anak tetap aman. Namun, tak bisa disangkal bahwa kelelahan fisik tak bisa dihindari.

3. Perkembangan Kognitif yang Pesat

Toddler mulai memahami banyak hal dan merasa “bisa sendiri”, tapi sering kali belum mampu melakukan semuanya dengan baik—dan berujung drama saat mereka mulai frustrasi. Misalnya, saat gagal memegang sendok atau merapikan mainan. Kalau Mama tidak memahami situasi ini, suasana ini bisa menciptakan ketegangan di rumah.

Baca Juga: Tahap Perkembangan Kognitif Anak Menurut Teori Piaget

4. Emosi yang Belum Matang

Di usia ini, bagian otak yang mengatur kontrol emosi (prefrontal cortex) masih belum berkembang sempurna. Anak bisa merasa marah atau kecewa secara intens, tapi tidak tahu cara mengekspresikannya. Akibatnya, tantrum jadi hal yang sering terjadi. Mama pun harus jadi “penampung” emosi ini sambil tetap sabar.

Apa yang Harus Orang Tua Lakukan?

Kenapa Ibu dengan Toddler Mudah Stres

Di usia toddler, anak belum bisa mengatur emosinya sendiri. Mereka butuh kehadiran orang dewasa untuk menjadi “otak luar” yang membantu menenangkan dan mengarahkan respons mereka.

Dalam hal ini, peran Mama dan Papa menjadi sangat penting dalam memberikan rasa aman. Dalam istilah psikologi perkembangan, proses ini dikenal sebagai co-regulation—di mana orang tua menjadi model pengelolaan emosi sehingga anak belajar perlahan-lahan menenangkan diri.

Co-regulation adalah proses ketika orang tua membantu anak menenangkan diri dengan memberikan dukungan emosional, misalnya dengan pelukan, berbicara dengan suara yang lembut, atau hanya berada di dekat mereka saat tantrum. Dengan begitu, anak belajar bahwa emosinya bisa dikelola dengan cara yang aman dan positif, bukan dengan kemarahan atau penolakan.

Baca Juga: Membangun Parental Teamwork: Manfaat dan Tips Memulainya

Cara-cara untuk Membantu Ibu Mengatasi Stres karena Tingkah Toddler

Mengasuh toddler memang bukan pekerjaan yang ringan. Apalagi jika Mama kurang dukungan, menghadapi tekanan finansial, atau belum banyak tahu tentang fase tumbuh kembang anak. Namun, ada cara-cara praktis yang bisa membantu Mama mengelola stres agar tetap sabar menghadapi tantangan sehari-hari.

1. Mohon Pertolongan pada Tuhan

Mengasuh anak adalah amanah besar yang memerlukan kekuatan fisik dan mental. Memulai hari dengan doa atau sekadar menarik napas panjang sambil mengingat bahwa ini semua adalah perjalanan penuh makna, bisa membantu Mama merasa lebih tenang. Ketika stres, coba luangkan waktu untuk berdoa atau berdzikir sejenak. Sering kali, rasa pasrah dan percaya pada rencana-Nya mampu menguatkan hati Mama.

Baca Juga: Mengelola Stres dengan Mindfulness: Saat Orang Tua Butuh Napas Bentar

2. Minta Dukungan Orang Terdekat

Tidak ada orang tua yang harus menghadapi semuanya sendirian. Jika memungkinkan, mintalah pasangan, keluarga, atau teman untuk bergantian menjaga si kecil meski hanya 10–15 menit. Waktu sejenak untuk mandi dengan tenang atau sekadar minum teh bisa mengurangi rasa lelah emosional. Dukungan orang terdekat juga bisa membantu Mama merasa dihargai dan tidak sendirian.

3. Pahami Bahwa Tantrum Bukan Serangan Pribadi

Ketika anak tantrum, wajar jika Mama merasa kesal atau tidak dihargai. Namun, tantrum sebenarnya adalah cara anak mengekspresikan emosi yang belum bisa mereka atur. Mengingat bahwa ini bukan “serangan” kepada Mama bisa membantu meredakan reaksi emosional. Sebaliknya, dengan memahami penyebabnya, Mama lebih mudah memberikan respons penuh empati.

Baca Juga: Mengatasi Anak Tantrum: Kenali Penyebab dan Cara Menyikapinya

4. Dengarkan Tubuh dan Emosi Mama

Rasa lelah, lapar, atau kurang tidur sering kali membuat stres terasa lebih berat. Coba luangkan waktu untuk mendengarkan sinyal tubuh dan emosi Mama sendiri. Jika perlu, ambil jeda sejenak untuk sekadar duduk atau melakukan aktivitas ringan yang menyenangkan. Dengan tubuh yang lebih sehat, Mama juga akan lebih siap menghadapi emosi anak.

5. Jaga Rutinitas Dasar

Tidur cukup dan makan bergizi tidak boleh diabaikan, meski jadwal harian terasa padat. Self-care sederhana seperti mandi air hangat atau mendengarkan musik favorit bisa jadi cara efektif untuk mengisi ulang energi. Mama yang sehat dan bugar cenderung lebih sabar dalam menghadapi tantangan mengasuh toddler. Ingat, merawat diri juga berarti memberikan yang terbaik untuk anak.

Baca Juga: Bukan Egois, Ini Pentingnya Me Time untuk Ibu Rumah Tangga

Itulah berbagai alasan kenapa ibu dengan toddler mudah stres dan cara sederhana untuk mengatasinya. Mengasuh anak usia 2–3 tahun memang penuh tantangan, tapi dengan memahami fase tumbuh kembang mereka, Mama bisa lebih siap menjadi “otak luar” yang menenangkan.

Salah satu cara membantu anak belajar disiplin dan lebih mandiri adalah dengan menciptakan rutinitas harian yang nyaman, termasuk saat makan. Jika Mama butuh kursi makan anak yang praktis dan aman, Mamasewa menyediakan berbagai pilihan kursi makan berkualitas yang bisa disewa sesuai kebutuhan. Yuk, cek koleksinya sekarang!

Tinggalkan Balasan