Sebagai orang tua, tentu kita ingin anak tumbuh menjadi pribadi yang baik hati dan peduli pada orang lain. Namun, ada garis tipis antara sifat ramah dan kecenderungan untuk selalu menyenangkan orang lain demi mendapatkan penerimaan. Anak yang terlalu berusaha membuat orang lain senang, bahkan sampai mengorbankan perasaannya sendiri, bisa jadi menunjukkan tanda-tanda sebagai people pleaser. Mau tahu lebih lengkap mengenai ciri-cirinya? Simak artikel ini sampai tuntas!

9 Tanda Anak Menjadi People Pleaser

Berikut ini beberapa tanda yang bisa menjadi sinyal bahwa anak Anda mulai mengembangkan pola people pleasing. Dengan mengenalinya lebih awal, Mama bisa memberikan pendampingan yang tepat secepat mungkin.

1. Selalu Mengutamakan Orang Lain

Tanda Anak Menjadi People Pleaser

Anak cenderung mengatakan “ya” untuk segala permintaan—bahkan jika itu membuatnya lelah, tidak nyaman, atau tidak sesuai dengan keinginannya. Mereka melakukan ini karena takut mengecewakan orang lain dan merasa bersalah jika menolak.

Baca Juga: Cara Menanamkan Nilai Kesopanan pada Anak dan Tantangannya di Zaman Modern

2. Takut Mengungkapkan Pendapat Sendiri

Anak sering terlihat ragu-ragu atau menghindari kesempatan untuk menyatakan pendapatnya sendiri. Terlebih jika pendapatnya berbeda dengan pendapat orang lain. Alih-alih mengutarakan, mereka lebih memilih diam atau mengikuti pendapat mayoritas agar tidak menimbulkan konflik.

3. Sering Meminta Persetujuan

Tanda anak menjadi people pleaser yang berikutnya adalah terus-menerus mencari validasi. Misalnya dengan sering bertanya, “Aku sudah benar, kan?” atau “Mama suka, nggak?” setelah melakukan sesuatu. Bagi mereka, nilai dirinya sangat bergantung pada persetujuan orang lain.

Baca Juga: Mengajarkan Anak Menghadapi Teman Manipulatif, Jangan Sampai Dimanfaatkan!

4. Mudah Merasa Bersalah

Tanda Anak Menjadi People Pleaser

Tanda lainnya adalah anak sering menunjukkan rasa bersalah berlebihan meski untuk hal-hal kecil. Misalnya saat tidak bisa membantu teman atau menolak permintaan orang lain. Rasa bersalah ini muncul karena mereka merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain.

5. Menghindari Konflik dengan Cara Apa Pun

Anak sangat tidak nyaman saat terjadi konflik dan akan melakukan apapun untuk meredakannya, termasuk mengalah atau menyembunyikan emosi. Mereka menganggap konflik sebagai sesuatu yang buruk dan harus dihindari. Padahal, membiarkan konflik terjadi dan mengelolanya dengan sehat itu jauh lebih penting.

Baca Juga: Mengenalkan Manajemen Konflik pada Anak: Kenapa Penting dan Bagaimana Caranya

6. Sering Menyembunyikan Perasaannya

Anak-anak yang mengembangkan pola people pleasing sering kali enggan menunjukkan kemarahan, kekecewaan, atau kesedihannya. Itu karena mereka khawatir emosi negatifnya bisa mengganggu suasana atau membuat orang lain marah. Jadi, daripada mengekspresikannya secara sehat, mereka justru menekannya dalam-dalam demi menjaga ‘kedamaian’ lingkungan sekitar.

7. Sulit Menyampaikan Penolakan

Anak merasa sangat kesulitan mengatakan “tidak” meskipun sebenarnya tidak sanggup atau tidak ingin. Mereka takut dianggap egois atau tidak baik hati jika menolak permintaan orang lain.

Baca Juga: 7 Tips Mengajarkan Sikap Asertif pada Anak, Kenalkan Manfaatnya!

8. Terlalu Fokus pada Reaksi Orang Lain

Saat melakukan sesuatu, people pleaser biasanya akan terlalu memikirkan apakah tindakannya akan disukai atau tidak. Jika terus dipelihara, hal ini bisa menghambat eksplorasi diri dan membuat mereka tidak berkembang sesuai potensinya karena selalu menyesuaikan dengan ekspektasi luar.

9. Merasa Dirinya Hanya Berharga saat Menyenangkan Orang Lain

Anak merasa dihargai hanya ketika mereka berguna bagi orang lain. Mereka mungkin menjadi sangat rajin, penurut, atau “anak baik” karena itu dianggap satu-satunya cara untuk mendapatkan cinta atau penerimaan.

Baca Juga: Awas! Dampak Memuji Anak Berlebihan Tak Kalah Berbahaya

Membantu anak agar tidak tumbuh menjadi people pleaser bukan berarti mengajarkan mereka untuk egois, melainkan menumbuhkan rasa percaya diri dan kemampuan menetapkan batas sehat.

Untuk membantunya, Mama bisa mulai dengan memberi contoh sikap asertif, mengajarkan anak untuk mengenali dan mengungkapkan emosinya, serta memberikan cinta tanpa syarat.

Yuk, dukung tumbuh kembang anak Anda dengan lingkungan yang sehat dan penuh kasih. Jangan lupa, Mamasewa senantiasa hadir sebagai solusi praktis untuk menyediakan berbagai kebutuhan mulai si kecil masih di dalam kandungan, baru lahir, hingga memasuki usia sekolah. Yuk, temukan produk-produk terbaik hanya di www.mamasewa.com!

Tinggalkan Balasan