Pernahkah nggak sih Mama membayangkan, tinggal serumah dengan pasangan selama puluhan tahun tapi nggak pernah diajakin ngobrol? Kisah nyata ini dialami wanita asal Jepang bernama Yumi.

Diketahui sang suami, Otou, memilih bungkam selama 20 tahun karena merasa cemburu sebab sang istri lebih banyak mencurahkan perhatian pada anak-anaknya. Otou yang merasa “tersisih” akhirnya menutup diri dan nyaris memutus komunikasi dengan sang istri.

Kisah ini mungkin terdengar ekstrem, tapi faktanya, rasa cemburu orang tua dengan anak bukan hal yang langka. Meski sering tersembunyi di balik kata-kata manis dan senyum tipis, perasaan ini bisa muncul dalam berbagai bentuk. Mau tahu lika-likunya? Yuk, kita bahas di artikel ini!

Baca Juga: Pentingnya Parenting Talk Time dengan Pasangan, Yuk Jadi Orang Tua yang Kompak!

Alasan Orang Tua Bisa Cemburu dengan Anaknya

Meski kelihatannya aneh, tapi rasa cemburu pada anak itu nyata. Penyebabnya ada banyak, tapi ini adalah lima alasan paling umum kenapa Mama atau Papa bisa cemburu dengan anaknya.

1. Merasa Diabaikan

Setelah memiliki anak, perhatian dari pasangan, keluarga besar, bahkan teman-teman sering kali berpusat pada si kecil.

Hal ini bisa membuat orang tua, terutama yang sebelumnya menjadi pusat perhatian, merasa “hilang” atau tidak lagi dianggap penting. Rasa terabaikan ini, jika tidak diolah dengan bijak, bisa menciptakan kecemburuan emosional terhadap anak.

2. Perubahan Dinamika Keluarga Setelah Melahirkan

Orang Tua Cemburu dengan Anak

Kelahiran anak bisa mengubah pola interaksi dalam keluarga, terutama antara suami dan istri. Waktu yang dulu dihabiskan berdua kini beralih ke tugas mengasuh anak, yang menuntut energi fisik dan emosional lebih banyak.

Perubahan ini bisa menimbulkan rasa kehilangan, lalu berkembang menjadi kecemburuan, terutama jika tidak ada komunikasi yang sehat antar pasangan.

Baca Juga: Mengatasi Perbedaan Pola Asuh dengan Pasangan, Bukan Siapa yang Paling Benar

3. Inner Child yang Belum Sembuh

Sebagian orang tua membawa luka masa kecil yang belum tuntas, seperti kurangnya kasih sayang atau perhatian dari orang tua mereka dulu. Ketika melihat anaknya mendapatkan semua yang dulu tidak mereka miliki, perasaan iri dan sedih bisa muncul tanpa disadari.

Inilah sebabnya penting bagi orang tua untuk menyembuhkan diri sebelum mengasuh agar tidak memproyeksikan luka lama kepada anak.

4. Merasa Tersisih dalam Pengasuhan Anak

Ketika salah satu orang tua—biasanya ayah—merasa tidak dilibatkan dalam pengasuhan atau kalah “dekat” dibanding ibu, rasa tersisih bisa muncul. Lama-kelamaan, perasaan ini bisa menjadi rasa cemburu dan menganggap anak sebagai “orang ketiga” dalam hubungan suami-istri.

Untuk mengatasinya, penting untuk membangun kerja sama pengasuhan yang setara dan menyadari bahwa peran ayah pun sangat berarti mutlak dibutuhkan.

Baca Juga: Peran Ayah dalam Pengasuhan Anak: Pandangan Sains dan Islam

5. Tekanan Sosial untuk Menjadi Orang Tua yang Sempurna

Orang tua kerap merasa harus menjadi sempurna di mata anak dan lingkungan. Tanpa disadari ini bisa menciptakan tekanan tersendiri. 

Akibatnya, ketika anak menunjukkan ketidaksempurnaan atau lebih dekat dengan orang lain (misalnya kakek-nenek atau pengasuh), perasaan tidak cukup baik bisa berubah jadi cemburu.

Cara Mencegah atau Mengatasi Rasa Cemburu Orang Tua dengan Anak

Perasaan cemburu terhadap anak mungkin terasa tabu untuk diakui, tapi sesungguhnya hal ini bisa dialami oleh siapa saja—terutama saat orang tua sedang kelelahan secara emosional. Alih-alih dipendam atau disangkal, perasaan ini sebaiknya dipahami dan dikelola dengan bijak. Berikut ini tujuh cara yang bisa dilakukan untuk mencegah atau mengatasinya.

1. Sadari dan Akui Perasaan Tersebut

Orang Tua Cemburu dengan Anak

Langkah pertama adalah menyadari bahwa perasaan cemburu itu ada dan valid. Tidak perlu menyalahkan diri sendiri, tetapi penting untuk jujur terhadap diri sendiri. Dengan mengakui perasaan tersebut, orang tua bisa mulai mencari jalan keluar yang sehat.

Baca Juga: Pembagian Peran dalam Pengasuhan Anak, Harus 50:50?

2. Evaluasi Kebutuhan Emosional yang Belum Terpenuhi

Cemburu sering kali berasal dari kebutuhan emosional yang belum terpenuhi, seperti merasa diabaikan atau kurang dihargai. Tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang sebenarnya aku butuhkan?” Menyadari akar masalah akan membantu Anda mengarahkan energi untuk pemenuhan diri, bukan menyalahkan anak.

3. Bangun Koneksi yang Sehat dengan Anak

Alih-alih merasa bersaing, orang tua bisa memperkuat ikatan dengan anak melalui waktu berkualitas bersama. Koneksi yang sehat membantu menciptakan rasa saling menghargai dan kasih sayang yang lebih dalam. Ini juga membuat orang tua melihat anak sebagai bagian dari dirinya, bukan sebagai “rival”.

Baca Juga: Pillow Talk dengan Pasangan: Manfaat, Contoh, dan Tipsnya

4. Hindari Membandingkan Diri dengan Anak

Orang tua kadang cemburu karena merasa anak mendapatkan hal-hal yang dulu tidak mereka miliki. Namun, penting untuk mengingat bahwa setiap generasi punya perjalanan masing-masing. Fokus pada rasa syukur karena bisa memberi anak kehidupan yang lebih baik adalah cara sehat untuk mengelola perasaan ini.

5. Perkuat Hubungan dengan Pasangan

Jika kecemburuan timbul karena pasangan lebih memberi perhatian pada anak, penting untuk membangun komunikasi dan kedekatan yang lebih intim. Jadwalkan waktu khusus berdua, saling berbagi perasaan, dan jaga kedekatan emosional. Hubungan pasangan yang kuat akan mengurangi rasa “tersisih”.

Baca Juga: Efek Kurang Tidur pada Ibu, Awas Jadi Gampang Marah!

6. Cari Ruang untuk Diri Sendiri

Orang tua juga butuh ruang untuk tumbuh dan berkembang secara pribadi. Jadi, luangkan sedikit waktu untuk hobi, komunitas, atau hal-hal yang membuat diri merasa utuh. Ketika kebutuhan diri terpenuhi, kecenderungan untuk merasa iri atau cemburu akan jauh berkurang.

7. Konsultasi dengan Profesional jika Perlu

Orang Tua Cemburu dengan Anak

Jika perasaan cemburu terus muncul dan mengganggu hubungan dengan anak, tidak ada salahnya mencari bantuan dari psikolog atau konselor keluarga. Profesional dapat membantu mengurai emosi dengan perspektif yang lebih objektif. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk kepedulian pada diri sendiri dan keluarga.

Baca Juga: Pentingnya Komunikasi sebagai Orang Tua dalam Mengasuh Anak, Cegah Konflik Berulang!

Merasa cemburu terhadap anak sendiri bukan berarti kita orang tua yang buruk. Justru, dengan menyadari dan mengelola perasaan tersebut, kita sedang tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa dan bijaksana.

Nah, daripada tenggelam dalam kecemburuan, yuk ciptakan quality time dengan pasangan dan si kecil dengan mengajak mereka liburan keluarga. Kalau Mama dan Papa butuh perlengkapan traveling yang ringan, berkualitas, tapi harganya terjangkau, menyewa di Mamasewa adalah pilihan cerdas. Yuk, cek koleksi selengkapnya di www.mamasewa.com

Tinggalkan Balasan