Apa itu PURPLE Crying: Pengertian dan Cara Mengatasinya

Ketika si kecil terus menangis tanpa alasan yang jelas selama berjam-jam, Mama mungkin panik, khawatir, dan lelah di saat yang bersamaan. Namun, jangan terlalu risau karena mungkin itu adalah PURPLE crying. Mau tahu apa itu PURPLE crying dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak penjelasan selengkapnya di artikel ini!

Apa Itu PURPLE Crying?

Meski terlihat mengkhawatirkan, PURPLE crying sebenarnya merupakan fase tumbuh kembang yang normal terjadi pada bayi baru lahir. Bukan karena si kecil menangis hingga wajahnya biru keunguan, kata PURPLE dalam istilah ini adalah sebuah akronim yang diperkenalkan oleh National Center of Shaken Baby Syndrome.

Adapun singkatan tersebut terdiri dari:

P untuk peak of crying, di mana bayi akan mengalami “puncak tangisannya” di usianya yang menginjak 2 bulan hingga 3-5 bulan.
U untuk unexpected atau unpredictable, untuk menjelaskan bahwa tangisan ini terjadi dan berhenti secara tiba-tiba tanpa penyebab yang jelas.
R untuk resist soothing, yang maksudnya bayi akan sulit bahkan tidak bisa ditenangkan dengan cara apa pun.
P untuk pain like-face, yang menunjukkan seolah-olah bayi terlihat kesakitan saat menangis, meski sebenarnya tidak.
L untuk long lasting, yang menggambarkan durasi tangisannya bisa berlangsung hingga berjam-jam dan berulang selama beberapa hari.
E untuk evening, di mana ini lebih sering terjadi menjelang sore sampai malam hari.

Cara Mengatasi PURPLE Crying pada Bayi

PURPLE crying sebenarnya tidak mengindikasikan bahaya apa pun, tapi sangat wajar kalau Mama merasa khawatir dan frustrasi ketika ini terjadi. Melansir lamaN Very Well Family, berikut adalah beberapa cara yang bisa Mama dan Papa lakukan untuk PURPLE crying.

1. Periksa Kondisi Si Kecil

Hal pertama yang perlu Mama lakukan adalah memeriksa kondisi si kecil. Apakah mungkin mereka demam, popoknya perlu diganti, atau lapan ingin menyusu. Ini untuk memastikan apakah si kecil menangis karena merasa tidak nyaman/sakit atau mengalami PURPLE crying.

2. Gendong dan Ayun-ayun

Setelah memastikan kondisinya baik-baik saja, Mama atau Papa bisa bergantian menggendongnya. Buat si kecil merasa nyaman dalam dekapan orangtuanya dan beri sedikit ayunan sambil mengeluarkan shhh noise atau white noise lainnya.

3. Cari Udara Segar

Kalau masih belum berhasil, coba bawa si kecil keluar rumah sebentar untuk menghirup udara segar. Percayalah, ini juga baik untuk Mama atau Papa yang mulai kebingungan sehingga bisa kembali menenangkan diri. Bagi si kecil, sedikitnya ini bisa mendistraksi tangisannya melalui perubahan suasana.

4. Lakukan Skin to Skin

Masih belum berhasil juga? Yuk, coba lakukan skin to skin dengan si kecil. Bukan hanya untuk menghangatkan tubuhnya, ini bisa membuat si kecil lebih tenang dan aman karena mendengar suara detak jantung Mama sama seperti dulu ketika di dalam perut.

5. Mandikan dengan Air Hangat

Kalau cara-cara di atas masih belum berhasil, Mama bisa mencoba cara ini. Mandikan si kecil dengan air hangat untuk menenangkannya. Pastikan suhunya pas, tidak terlalu panas maupun terlalu dingin.

6. Membedong Bayi

Setelah dimandikan, coba untuk membedong si kecil. Ini bisa membuatnya merasa hangat seperti berada di rahim Mama. Namun, jangan bedong si kecil terlalu kencang sehingga mengganggu pernapasannya ya, Mam!

7. Tetap Tenang

Bagaimana pun kondisinya, usahakan Mama dan Papa tetap tenang. Ini sangat penting karena si kecil bisa merasakan aura di sekitarnya. Ketika Mama dan Papa gelisah dan stres, mereka pun bisa merasakannya sehingga semakin sulit ditenangkan.

Perlu Mama ketahui bahwa tangisan bayi bisa memiliki banyak arti, tapi tak satu pun alasannya untuk membuat Mama jengkel apalagi frustrasi. Ingatkan diri Mama bahwa tangisannya adalah cara mereka berkomunikasi dengan Mama dan Papanya.

Maka, segera setelah mereka kembali tenang, letakkan si kecil dalam tempat tidurnya. Lalu, Mama dan Papa bisa kembali beristirahat. Nah, supaya sama-sama nyaman, Mama bisa menyewa box bayi di Mamasewa. Ada banyak pilihan dan dijamin kualitas dan harganya siap diadu. Tunggu apa lagi?