Kalau dulu diabetes identik dengan penyakit orang dewasa atau lansia, sekarang tidak lagi. Dalam beberapa tahun terakhir, kasus diabetes pada anak melonjak tajam. Termasuk di Indonesia.

Hal ini tentu sangat menyayat hati mengingat diabetes merupakan penyakit metabolik yang belum bisa disembuhkan karena sampai hari ini belum ada obatnya. Itu artinya, anak-anak dengan diabetes harus hidup dengan penyakit tersebut selamanya. Sedih ya, Mam!

Maka dari itu, mari cari tahu penyebab dan bagaimana cara mencegahnya agar anak-anak kita terbebas dari penyakit yang satu ini.

Kasus Diabetes pada Anak di Indonesia Semakin Merisaukan

Jika Mama berpikir anak-anak Indonesia aman dari penyakit diabetes, Anda salah besar. Faktanya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memastikan bahwa kasus diabetes anak di negara kita meningkat hingga 70% sejak tahun 2010 hingga 2023. 

Sejauh ini, ada 3 jenis diabetes pada anak, yaitu antara dibetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes monogenic.

Hasil penelitian tersebut mencatat bahwa kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa. Kalau tadinya kebanyakan kasus adalah diabetes tipe 1, akhir-akhir ini berbagai studi melaporkan peningkatan kasus diabetes tipe 2 pada anak.

Sedikitnya, IDAI mencatat ada lebih dari 1.600 anak yang mengidap diabetes. Angka ini tersebar di 13 kota, yaitu di Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang, Yogyakarta, Solo, Denpasar, Palembang, Padang, Medan, Makassar, dan Manado.

Di antara jumlah tersebut, hampir 60% penderitanya merupakan anak perempuan. Sementara berdasarkan rentang usianya, sebanyak 46% berusia 10-14 tahun dan 31% lainnya berusia 14 tahun ke atas.

Penyebab Diabetes pada Anak

Meski sama-sama diabetes, ada perbedaan pada faktor penyebab diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2 pada anak.

Diabetes tipe 1 terjadi karena kadar gula dalam darah melebihi batas normal. Ini terjadi karena tubuh sudah tidak mampu menghasilkan hormon insulin secara optimal. Padahal insulin merupakan hormon yang berperan dalam penyerapan glukosa ke dalam sel-sel tubuh.

Kalau diabetes tipe 1 digolongkan sebagai penyakit autoimun karena dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti genetik, defisiensi vitamin, dan infeksi virus, lain halnya dengan diabetes tipe 2.

Diabetes tipe 2 pada anak seringkali dipicu oleh berat badan dan gaya hidup tidak sehat.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), menjelaskan bahwa diabetes tipe 2 banyak terjadi pada anak remaja akibat pola makan yang tidak sehat. Ditambah dengan kebiasan mengonsumsi Ultra Processed Food (UPF) yang tinggi kalori, gula, natrium, dan zat tambahan lainnya.

Lantas, apakah obesitas bisa memengaruhi risiko diabetes? Jawabannya, iya.

Menurut dr. Piprim, sekitar 80% kasus diabetes pada anak disertai dengan obesitas. Adapun gejala diabetes yang biasanya dirasakan anak adalah sebagai berikut:

  • Rasa haus dan lapar berlebihan
  • Sering buang air kecil, bahkan mengompol
  • Penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat
  • Kelelahan dan merasa lemah
  • Iritabilitas atau perubahan perilaku dan suasana hati
  • Nafas berbau buah
  • Kesemutan atau kebas di tangan atau kaki Infeksi atau luka sulit sembuh

BACA LAGI: APA SAJA PERBEDAAN STUNTING DAN WASTING? MAMA WAJIB TAHU!

Bagaimana Cara Mencegahnya?

diabetes pada anak

Untuk mencegah penyakit ini, dr. Piprim menganjurkan para orangtua untuk mendorong anak-anaknya memiliki gaya hidup yang sehat. Terutama dengan membatasi asupan gula per hari. Mengingat saat ini minuman kemasan mudah sekali ditemukan. Bahkan di lingkungan sekolah!

Padahal hampir semua minuman kemasan itu mengandung pemanis high fructose corn syrup (HFCS) yang sangat tinggi gula.

Cara lainnya adalah dengan mengajarkan anak untuk aktif berolahraga, minimal 30 menit per hari. Tetap aktif sangat bagus untuk jantung, ginjal, dan organ tubuh penting lainnya.

Hal-hal lain yang bisa Mama lakukan untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2 pada anak, yaitu:

  • Melarang kebiasaan yang menyebabkan makan berlebihan dan mendorong mereka menerapkan mindful eating
  • Mengontrol porsi makanan untuk mencegahnya makan berlebihan
  • Biasakan diri membaca label nutrisi dan komposisi pada makanan kemasan
  • Hentikan kebiasaan anak makan fast food dan gantilah dengan real food seperti buah potong atau sayuran rebus
  • Batasi atau singkirkan soda dan minuman manis yang tinggi kalori tapi minim nutrisi
  • Batasi screen time dan dorong anak untuk lebih banyak bergerak dan main di luar bersama teman-temannya
  • Jadi role model yang baik dengan biasa makan makanan sehat dan rutin berolahraga.

Selain dengan berolahraga, anak juga bisa tetap aktif dengan bermain. Sekarang, Mama bisa menyewa berbagai jenis activity toys di Mamasewa. Ada juga trampoline dan playhouse yang bisa membuat anak tetap aktif saat bermain.

Itulah penjelasan mengenai diabetes pada anak. Meski menakutkan, tetapi Mama bisa mencegah agar anak tidak menderita penyakit ini. Jadi, mencegah lebih baik daripada mengobati ya, Mam!

Tinggalkan Balasan