Sebelum fasih berkomunikasi, sejatinya setiap manusia bakal melewati berbagai tahapan berbicara. Tentu saja ini juga berlaku untuk anak Anda. Di artikel ini, Mamasewa sudah merangkum apa saja tahapan berbicara anak, mulai dari menangis sampai akhirnya mereka pandai bercakap. Yuk, simak informasinya!

7 Tahapan Perkembangan Berbicara Anak

Berikut ini adalah tahapan perkembangan bicara anak hingga akhirnya lancar berkomunikasi.

1. Menangis (Crying)

Tangisan adalah suara alami yang dibuat oleh bayi sejak mereka baru lahir hingga berusia sekitar 2 bulan. Dan tahukah Mama bahwa menangis sebenarnya adalah cara si kecil berkomunikasi?

Tangisan bayi juga merupakan salah satu respons yang mereka tunjukkan terhadap lingkungannya. Kalau diamati, suara tangisan mereka itu berbeda-beda lho, Mam. Kapan mereka menangis karena lapar, tidak nyaman karena popoknya penuh, merasa takut, atau kesakitan.

2. Menderu (Cooing)

Tahapan ini terjadi pada usia 2-5 bulan. Istilah ini digunakan ketika bayi mulai mengeluarkan suara untuk merespon sesuatu. Karena masih sangat kecil, suara yang dikeluarkan seringkali tidak jelas. Bahkan tidak ada artinya, hanya suara menggemaskan yang keluar dari mulut kecilnya.

Kadang terdengar seperti suara vokal atau konsonan saja. Contohnya aaa, uuu, ooo, mmm.

3. Mengoceh (Babbling)

Kemampuan ini biasanya mulai terlihat saat anak memasuki usia 5-9 bulan. Bukan hanya berupa huruf vokal atau konsonan seperti sebelumnya, kini mereka mengoceh dengan memadukan beberapa huruf. Seperti maa-maa, baa-baa, dan paa-paa. Dalam istilah linguistik, ini disebut marginal babbling.

4. Lalling

Kemampuan ini akan terus berkembang saat usianya memasuki 6 bulan. Pada fase ini,  fungsi pendengaran si kecil semakin matang. Mereka membuat suara, mendengarnya, merasa senang, dan mengulanginya lagi.

Itu sebabnya dalam fase lalling, biasanya anak suka mengulang-ulang kombinasinya. Contohnya maa-maa-maa-maa. Nada suaranya pun sudah bisa mulai meniru orang sekitarnya. Tahapan ini juga dikenal sebagai canonical babbling.

BACA JUGA: ANAK TERLAMBAT BICARA: CIRI, PENYEBAB, DAN CARA MENGATASINYA

5. True Speech

Kemudian, saat usianya menginjak 12–15 bulan, anak mulai mengeluarkan kata pertamanya yang memiliki arti meskipun ucapannya belum terlalu jelas. Namun, di tahap ini mereka sudah Si Kecil pun sudah bisa menunjuk beberapa benda atau orang di sekitarnya.

Tak cuma itu, mereka sudah mulai bisa memahami arahan meski belum bisa membalasnya. Misalnya, “Tolong, bawa bolanya ke sini”.

6. Merangkai Beberapa Kata

Menjelang usia 15-24 bulan, Mama akan melihat kemampuan bicara si kecil berkembang semakin pesat. Mulai dari mengucapkan satu kata hingga mengombinasikan dua-tiga kata sekaligus. Misalnya “Mama minum” atau “Adek mau makan”.

Meski begitu, artikulasinya kadang-kadang masih belum jelas tapi Mama sudah bisa menangkap maksudnya. Selain itu, di tahap ini anak sudah bisa membedakan apa itu aku, kamu, dan mereka dengan dengan arti yang benar.

7. Berbicara dengan Susunan Kalimat yang Benar

Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan bicara anak semakin berkembang. Jangan kaget, memasuki usia 3–5 tahun, biasanya anak akan semakin “cerewet”.

Mereka mulai bisa mengutarakan perasaan dan pendapatnya. Mereka juga bakal lebih sering bertanya “ini apa” atau “kenapa begini”. Alih-alih menyuruhnya diam, yuk bantu si kecil belajar berkomunikasi dan memahami kata-kata yang baru mereka dengar.

Menarik ya Mam, ternyata tahapan berbicara anak luar biasa panjang. Untuk mendukungnya, Mama tentu perlu memberikan stimulasi yang tepat. Misalnya dengan rajin membacakan buku, mengajak mereka ngobrol, dan menemani mereka bermain. Nah, untuk memberikan pengalaman bermain yang menyenangkan, Mama bisa menyewa berbagi jenis permainan yang sesuai dengan tahapan usia anak di Mamasewa. Kini Mama tak perlu repot-repot lagi beli mainan baru, bisa langsung sewa dan dikembalikan saat si kecil mulai bosan. Yuk cek koleksi mainan terbaik dari Mamasewa di sini!

Tinggalkan Balasan